Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Inspiratif Dian Marta Wijayanti Jadi Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi di Kota Semarang

Kisah inspiratif datang dari Dian Marta Wijayanti yang menjadi Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi di Kota Semarang.

Penulis: ahmad mustakim | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/AHMAD MUSTAKIM
Kepala SDN Gajah Mungkur 3 Semarang, Dian Marta Wijayanti. 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Kisah inspiratif datang dari Dian Marta Wijayanti yang menjadi Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi di Kota Semarang.

Menyadur dari kanal youtube Tribun Jateng pada Ngobrol Pintar Guru Jateng (Ngopi Gayeng) yang tayang pada Selasa, (2/5/2023) kisah Kepala SDN Gajah Mungkur 3 Semarang, Dian Marta Wijayanti ini cukup menjadi inspirasi para kepala sekolah maupun pendidik.

Dalam pengakuannya, Dian Marta Wijayanti masuk CPNS tahun 2014 dari jalurumum.

Baca juga: Hardiknas 2023 Ajang Meningkatkan Kualitas Guru di Kudus

"Pada januari 2022 saya menjadi Plt Kepala Sekolah SD Subulussalam di Kecamatan Semarang Selatan kalau di sini saya baru 15 September 2022 jadi sekita 6 bulan," ucap Dian Marta Wijayanti.

Dirinya temasuk Kepala Sekolah termuda dengan kelahiran 1992.

"Masuk di pendidikan karena basic keluarga, kakek dan Bapak itu guru SD ketertarikan dari situ. Dan saya ingin menjadi perempuan yang berkarir, bekerja tapi saya juga ingin sukses dalam keluarga," ungkap Dian Marta Wijayanti.

"Kemudian profesi yang dibilang mudah mengelola mungkin terkait manajemen waktu ya guru," tambah Dian Marta Wijayanti.

Terkait karya ilmiah yang ia buat, judul esainya mengambil judul gerakan literasi 'gajah keris' dalam konteks merdeka belajar di SDN Gajah Mungkur 3 Semarang.

"Gajah keris itu sebuah akronim Gajah Mungkur 3 kreatif menulis, ini termasuk membranding sekolah juga," ujar Dian Marta Wijayanti.

Dalam sekolahnya, memiliki budaya positif yang dilaksanakan di hari Rabu yakni ada pembiasan menulis.

"Anak-anak punya satu buku khusus untuk kegiatan gajah keris uang nanti akan dipandu guru kelas masing-masing. Nulisnya bebas," terang Dian Marta Wijayanti.

"Disesuaikan dengan kemampuan anak, dan kita apresiasi sebisa mereka. Jadi setelah dapat apresiasi dari guru semua buku itu dikumpulkan di ruangan saya akan diberi stempel satu-satu. Stempel ada gambar gajah," imbuh Dian Marta Wijayanti.

Untuk mencapai Kepala Sekolah Berprestasi di Kota Semarang ini, menurutnya untuk tahapan seleksinya cukup variatif.

"Di kecamatan Gajah mungkur ini setiap sekolah mengirim kepala sekolah dan wakil masing-masing gurunya. Jadi kemarin ada seleksi tertulis ada presentasi paper praktik baiknya dari sini diperoleh wakil terbaik dari masing-masing sekolah. Dari tingkat kecamatan ke tingkat kota," papar Dian Marta Wijayanti.

Kepala SDN Gajah Mungkur 3 Semarang, Dian Marta Wijayanti (2)
Kepala SDN Gajah Mungkur 3 Semarang, Dian Marta Wijayanti.

Dikatakannya, di level seleksi kota lebih ketat lagi, jadi ada tes tertulis, ada wawancara terkait manajerial dan presentasi paper.

"Jadi kemarin saya juga membawa produknya. Kami buat majalah kita sebut majalah Galura (Gajak Mungkur 3 Juara) kita buat dua versi yang format nya cetak dan e-paper nya yang kita unggah di website SDN 3 Gajah Mungkur," kata Dian Marta Wijayanti.

"Ini juga bisa diakses, agar orang tua atau masyarakat tahu bahwa Anak-anak ini punya produk hlo. Termasuk pengunjung website sekolah juga bertambah. Biasanya orang mengunjungi saat PPDB, ini memang harus ada pengembangan-pengembangan," lanjut Dian Marta Wijayanti.

Dirinya pun membeberkan kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam proses ini.

"Kesulitan proses kemarin lebih ke novel, karena saat kita lomba berbeda saat kita melakukan hal yang biasa. Kalau kompetisi ya harus ada hal baru yang kita munculkan, ini yang cukup sulit," beber Dian Marta Wijayanti.

Karya ilmiah ini awalnya hanya cetak, tapi karena terbatas, menyebarkannya tidak bisa luas. Maka pihaknya membuat versi digitalnya.

"Dan itu belajarnya dari Tanoto Foundation. Tanoto Foundation juga sangat bermanfaat dalam belajar mengelola sekolah dan pengembangannya," ungkap Dian Marta Wijayanti.

"Benefit dari tanoto foundation ini pertama jaringan, ilmu, juga hal-hal baru. Misal kurikulum baru di sini kita sudah dapat duluan," imbuh Dian Marta Wijayanti.

Menurutnya, Merdeka belajar harus bisa diterapkan dimana saja dengan segala keterbatasannya.

Meski belum genap setahun, dirinya mengatakan, di sekolahnya ini sudah bisa mengimplementasikan tema hardiknas 2023 yakni bergerak bersama.

"Yang menginspirasi ya almarhum Bapak saya, karena Bapak meninggal saat saya seleksi kepala sekolah ini. Awalnya juga maju mundur. Kata Bapak ini kesempatan, kerja itu harus ada progres. Termasuk memberikan pelayanan yang terbaik," terang Dian Marta Wijayanti.

Baca juga: Guru Ngaji di Sleman Paksa Santriwati Berhubungan Intim, Korban Melapor Bertambah Jadi 15 Orang

Dirinya berharap, buat teman-teman guru di manapun berada dalam hardiknas, untuk bisa menjadi guru yang "momong putra".

"Menganggap murid itu seperti anak kita di rumah untuk harapan di masa yang akan datang," jelas Dian Marta Wijayanti.

"Untuk murid-murid, tetap semangat belajar, jaga kesopanan, tetap menjadi anak-anak yang manis ceria dan memiliki harapan. Raih cita-cita dan hormati orang di sekitarmu," pungkas Dian Marta Wijayanti. (kim)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved