Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Ismiyati Usaha Roti Bekatul: Awalnya Banyak Ditolak, Kini Dijual di Ritel-ritel Modern

Wanita yang akrab disapa Mbak Tul ini berinovasi membuat produk roti dan kue kering berbahan bekatul.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Idayatul
Ismiyati menunjukkan kue bagelen di rumah produksi kue miliknya di Sawah Besar, Gayamsari Semarang. Rohmah 

Tak putus semangat. Ia tak berhenti mencari peluang. Ia kemudian berupaya menciptakan produk, salah satu dengan melihat peluang seiring dengan tren gaya hidup sehat.

"Masyarakat Indonesia ini mulai hidup sehat, banyak penyakit degeneratif, mereka pengen sesuatu yang baru.

Bekatul tadi kemudian coba saya olah pakai gula jagung, pakai margarin, jadi saya bikinnya total di situ dan jadi pemenang pertama.

Dari situ mulai diliput media. Ritel yang awalnya menolak, kemudian minta (stok) sampai sekarang," katanya lega.

Dari situlah usaha roti bekatul milik Ismiyati ini kian berkembang. Sebagai produk awal, sebelumnya ia memproduksi roti manis bekatul dan roti tawar bekatul.

Kemudian seiring berjalannya waktu, ia kemudian membuat bagelen bekatul.

"Karena roti manis kering itu tidak bisa awet lebih dari 4 hari, jadi pemasaran mandek lagi.

Saya pengennya mengangkat super roti biar lebih kemana-mana, kalau cuma empat hari kan percuma. Itu akhirnya saya buat bagelen bekatul," ujarnya.

Ismi melanjutkan, roti bekatul produksinya itu memiliki beberapa varian, di antaranya ada pastry bekatul, tart bekatul, brownies bekatul, dan chiffon bekatul.

Namun, sebutnya, ada tiga paling laris yakni roti, pastri, dan bagelen.

Adapun disebutkan, ia juga membuat cookies atau kue kering. Namun produk itu ia buat kondisional. Menurutnya, kue kering banyak dicari terutama saat momentum jelang lebaran.

"Kalau jelang lebaran, yang dicari pasti parsel unik. Saya jual dari terigu dan bekatul, yang naik dari bekatul," ujarnya.

Di sisi lain, Ismiyati menyebutkan, produk-produk roti produksinya itu selain dijual di toko ritel juga ia jual melalui pameran-pameran hingga marketplace.

Menurut dia, pasar roti bekatul itu sendiri bukan di kota-kota kecil, melainkan di kota-kota besar dengan tingkat kepedulian terhadap kesehatan yang tinggi.

"Saya produksi massal mulai tahun 2016, jadi ini sudah tujuh tahun.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved