Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Bersama Klaster UMKM BRI, Nasi Gandul Pati jadi Makin Unggul  

Gajah mati meninggalkan gading, Gajahmati meninggalkan sega gandhul. Pelesetan dari sebuah peribahasa tersebut tentu mudah dipahami.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rival al manaf
TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Andika, pengelola Warung Nasi Gandul Romantis Desa Gajahmati, menunjukkan QRIS yang dipakai untuk transaksi nontunai, Senin (8/5/2023). 

Pembayaran menggunakan QRIS juga memudahkan pembeli. Hal itu dikatakan Ahmad Rudi Setiawan (28), seorang pembeli nasi gandul.

"Lebih enak dan praktis karena tidak perlu bawa terlalu banyak uang cash ke mana-mana," kata pria yang berdomisili di Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong, ini usai memindai QRIS untuk membayar seporsi nasi gandul lauk daging dan segelas es teh.

Selain penggunaan QRIS di Warung Nasi Gandul Romantis, kemitraan Tatik dengan BRI juga dalam bentuk keagenan BRILink.

Tatik sudah dua tahun menjadi agen BRILink. Di salah satu sisi tembok warung, memang terpasang sebuah poster yang menerangkan bahwa Suhartatik merupakan agen BRILink yang melayani berbagai transaksi keuangan.

“Yang dilayani tarik tunai, setor tunai, pembayaran tagihan, pembelian token, sampai top-up saldo OVO, Shopeepay, dan lain-lain,” urai Tatik.

Sebetulnya, sebelum menjadi agen BRILink, Tatik sudah lama membuka jasa transaksi keuangan dan pembayaran tagihan dengan bermitra dengan suatu CV.

“Tapi di sini kalau tidak pakai logo BRILink, masyarakat nggak ada yang datang. Biarpun pasang banner, kalau tidak ada merek ‘BRILink’ masyarakat seperti kurang sreg. Makanya saya jadi agen,” ucap dia.

Tatik mengatakan, meski nilai transaksinya tidak seberapa besar, di bawah Rp5 juta per transaksi, sebagai Agen BRILink tiap bulan dia bisa mencapai target 300 transaksi.

Mantri BRI Unit Pati Kota 1, Ardha Harya Kusuma, mengatakan bahwa pihaknya memang dipercaya untuk membina Klaster Nasi Gandul Desa Gajahmati.

“Kebetulan di sini mayoritas berdagang nasi gandul. Karena di BRI ada program klaster wilayah binaan, maka kami merekomendasikan klaster nasi gandul. Program ini kami jalankan dengan harapan bisa meningkatkan UMKM melalui program BRI, baik program pinjaman maupun program lain seperti keagenan BRILink,” kata dia di Warung Nasi Gandul Romantis, Senin (8/5/2023) siang.

Ardha menyebut, dalam program klaster UMKM ini, tiap Mantri memang dituntut menangani satu desa binaan untuk memajukan UMKM di sana.

“Selain pasang QRIS untuk bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai, kami juga menyalurkan pinjaman atau tambahan modal, baik KUR (Kredit Usaha Rakyat) maupun Kupedes (Kredit Umum Pedesaan),” jelas dia.

Ardha mengatakan, pemberian kredit usaha dimaksudkan untuk meningkatkan UMKM binaan di Desa Gajahmati. Menurut dia, sudah ada beberapa pedagang nasi gandul yang menjadi debitur KUR untuk mengembangkan usaha atau merenovasi toko.

Berdasarkan uraian panjang di atas, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bersama Klaster UMKM BRI, nasi gandul bisa makin unggul. (mzk)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved