Berita Blora
Blora Diganjar Penghargaan Best Practise, Seusai Raih Juara 1 Nasional PMT Berbahan Pangan Lokal
Program PMT berbahan pangan lokal merupakan bagian dari upaya pemerintah (Kemenkes) dalam menekan angka kasus stunting.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Kabupaten Blora meraih Juara 1 nasional terkait Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu dan balita.
Atas prestasi itu, Blora menerima penghargaan Best Practise dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, bersamaan launching PMT Berbahan Pangan Lokal di Aula Kantor Kemenkes RI, di Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Menyusul Blora, Juara 2 diraih oleh Kabupaten Serang, Provinsi Banten, dan Juara 3 Kabupaten Oku, Provinsi Sumatera Selatan.
Penghargaan diterima langsung oleh Kepala Dinkes Kabupaten Blora, Edy Widayat.
"Penghargaan ini akan memacu kami dan semua pihak yang terlibat di Blora, termasuk kader,’’ ucap Edy Widayat kepada Tribunjateng.com, Rabu (17/5/2023).
Baca juga: Peringati HKB tahun 2023, BNPB Gelar Latihan Evakuasi Mandiri di Cepu, Blora
Baca juga: Bupati Arief Rohman Minta Dukungan Bappenas Untuk Pembangunan Jalan di Blora
Best practice adalah suatu cara yang paling efisien dan efektif untuk menyelesaikan permasalahan berdasarkan prosedur yang dapat diulang dimana prosedur tersebut terbukti atau teruji.
Edy Widayat pun menerangkan dasar penilaian mengapa Blora memperoleh penghargaan best practise.
Yakni dari keragaman menu PMT lokal, realisasi anggaran, data monitoring, evaluasi dan respon Dinkes dan PKK (kader).
Diketahui, sebagai upaya dalam mencegah stunting pada anak, Kemenkes meluncurkan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal, di Jakarta, pada Rabu (17/5/2023).
"Pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal merupakan rangkaian dari titik krusial dalam upaya pencegahan stunting," ucap Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Maria Endang Sumiwi.
Maria Endang Sumiwi memaparkan bahwa Program PMT berbahan pangan lokal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menekan angka kasus stunting.
Yakni yang masih berada di angka 21,6 persen dan angka kasus wasting yang masih di angka 7,7 persen.
Baca juga: Menikmati Segarnya Kelapa Muda di Area Tirtonadi, UMKM Asli Blora Sudah Miliki 5 Outlet
Baca juga: Randublatung Blora Kini Punya SLB Negeri, Bupati: Bagian Tingkatkan SDM Anak Berkebutuhan Khusus
Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat masalah gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi badan normal anak-anak pada usia yang sama.
Selanjutnya, wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu sehingga berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan.
Maria mengatakan bahwa angka kasus stunting pada 2022 berhasil diturunkan sebesar 2,8 persen dari tahun sebelumnya.
Lahan Ini Akan Dialihfungsikan untuk Kampus UNY di Blora, Bagaimana Nasib Petani Penggarap? |
![]() |
---|
33 Anggota Paskibraka Blora 2025 Dikukuhkan, Siap Jalankan Tugas pada Upacara 17 Agustus |
![]() |
---|
Warga Mlangsen Dukung Penuh Rencana Pembangunan Kampus UNY di Blora |
![]() |
---|
Pemkab Blora Serius Kelola Sumur Minyak Tua, Bupati Arief Janji Jaga Kelestarian Lingkungan |
![]() |
---|
Warga Blora Keluhkan Kenaikan Pajak PBB-P2 Tanpa Sosialisasi, Begini Respon BPPKAD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.