Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Talkshow Tribun Jateng

Ini Bocoran Kisi-kisi Rektor Unika Soegijapranoto Semarang, Jadi Pemateri di Talkshow Tribun Jateng

Politik merupakan langkah untuk mencari tujuan, apalagi jika tujuannya adalah kemenangan, biasanya dampaknya tidak diperhitungkan.

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto
Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto. 

"Dari hal tersebut harusnya politik identitas sudah tidak lagi dipakai dan beralih ke metode kognitif sosial dengan menawarkan program yang berguna bagi masyarakat secara luas," terang Ferdinandus.

Dia mengatakan, politik identitas sangat mudah menarik massa, bahkan di negara adidaya seperti Amerika Serikat, politik identitas pernah digunakan.

Dampak yang akan muncul dari politik identitas adalah in grup out grup.

Artinya, jika masuk dalam kelompok yang memiliki kesamaan akan dianggap teman.

Namun jika tidak memiliki kesamaan dan masuk grup lain akan dianggap musuh, seperti memagari diri sendiri dengan kesamaan.

"Padahal di Indonesia ada banyak keragaman, alhasil mereka akan berkumpul dengan kelompok yang sama dan menganggap kelompok lainnya adalah musuh," ujarnya.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Pelaku Usaha, BI Purwokerto Gelar Talkshow Pembiayaan UMKM

Politik identitas dikatakan Ferdinandus, pernah dipakai pada pemilu sebelumnya.

Namun pada Pemilu 2024, politik identitas tidak akan berjalan.

Karena kaum milenial dan masyarakat di Indonesia lebih banyak menghargai keberagaman.

Pemilih muda di Indonesia juga memiliki rasionalitas tinggi, hal itu akan menggerus praktek politik identitas.

"Selain politik identitas, yang wajib dihindari adalah presepsi mengenai sosok dalam pemilu," tuturnya.

Kondisi tersebut lantaran masyarakat kebanyakan hanya memilih sosok, bukan kapabilitas dan kompetensi seorang politisi.

Kondisi tersebut akan menjadi jebakan, di mana masyarakat berkutat pada sosok bukan kapabilitas dan kompetensinya.

"Pandangan tersebut harus dihilangkan dalam Pemilu 2024."

"Untuk menghindari politik identitas dan polarisasi memang butuh effort cukup tinggi."

"Kesadaran akan keberagaman menjadi hal wajib yang ditanamkan," imbuhnya. (*)

Baca juga: Inklusi Keuangan Bikin UMKM Pati Terus Berkembang

Baca juga: Market Share Daihatsu Hingga April 2023 Tumbuh 21,1 Persen

Baca juga: Pertanyakan 3 Spesimen Tandatangan Oknum Notaris PS, Karnoto Kembali Tagih Janji BPN Batang

Baca juga: Dongeng Anak Sebelum Tidur Balasan untuk Orang Pemalas

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved