Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi Bisnis

Cerita Jatuh Bangun Perajin Keripik Tempe di Blora, Ketekunan Pasutri Ini Bisa Kuliahkan 3 Anaknya

Selain harga kedelai yang naik turun, kebutuhan minyak goreng kemasan dan aneka bumbu menjadi faktor penentu penjualan keripik tempe. 

Penulis: ahmad mustakim | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/AHMAD MUSTAKIM
Seorang perajin keripik tempe di Kelurahan Kedungjenar, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora memperlihatkan salah satu produk unggulannya, Senin (29/5/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Perajin keripik tempe di kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora, Kabupaten Blora masih terus bertahan dan bersaing secara sehat memikat pelanggan. 

Keripik tempe yang dikenal gurih dan renyah itu bisa bertahan hingga beberapa hari dalam kemasan.

Maka tak heran jika cukup dikenal baik di dalam maupun luar Kabupaten Blora

Tidak sekadar untuk cemilan keluarga, tetapi juga bisa jadi buah tangan (oleh-oleh khas Blora) bagi kerabat, kawan, maupun mitra kerja. 

Ketua Paguyuban Perajin Keripik Tempe Kelurahan Kedungjenar, Wanti Sulistyana menjelaskan, sejatinya jumlah perajin keripik tempe saat ini ada sekira 45 orang.

Tetapi yang masih aktif saat ini tinggal sekira 20 perajin dengan aneka nama kemasan produk. 

Sebagian perajin memilih berinovasi tidak hanya membuat keripik tempe, namun ada yang beralih membuat kering tempe, rengginang, serta memasarkan egg roll. 

Baca juga: Pemkab Blora Segera Merenovasi 198 Gedung Sekolah Tahun 2023 Ini

Baca juga: Bangga! Batik Ciprat Karya Penyandang Disabilitas di Blora Sudah Dipasarkan Sampai Ke Belanda

“Seperti saya membuat kering tempe rasanya pedas, manis, dan gurih," ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Senin (29/5/2023). 

Menurutnya, pasca pandemi Covid-19, penjualan keripik tempe berangsur pulih, meski tidak selaris sebelumnya. 

“Berangsur pulih, Lebaran 2023 juga saya amati banyak yang laku, meskipun tidak sebanyak sebelum pandemi Covid-19."

"Alhamdulillah bisa menambah penghasilan keluarga,” terangnya. 

Wanti berucap, selain harga kedelai yang naik turun, kebutuhan minyak goreng kemasan dan aneka bumbu menjadi faktor penentu penjualan keripik tempe. 

Potret deretan toko yang menjajakan keripik tempe di Kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Senin (29/5/2023).
Potret deretan toko yang menjajakan keripik tempe di Kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Senin (29/5/2023). (TRIBUN JATENG/AHMAD MUSTAKIM)

“Kami pakai minyak goreng kemasan, bukan curah."

"Itu mempengaruhi harga keripik tempe menjadi Rp 8.000 per bungkus."

"Sebelumnya Rp 6.000 per bungkus,” jelasnya. 

Wanti pun bersyukur atas perhatian dari Pemkab Blora yang terus mendorong dan memotivasi para perajin keripik tempe

Beberapa pegawai dinas dan kantor sering memesan keripik tempe.   

“Bupati Arief Rohman pernah menawarkan untuk dibuat satu bendera saja."

"Tetapi masing-masing perajin itu sudah punya nama."

"Di situ kami bersaing secara sehat,” paparnya.   

Sementara itu, Isnandar dan Solekah, pasangan suami istri perajin keripik tempe kawakan yang diberi nama Mawar Mekar pun bersyukur produk yang dibuatnya masih laku dan diminati pembeli. 

Baca juga: Inilah Batik Jiwit Karya Siswa SMPN 1 Tunjungan Blora, Bakal Dijadikan Seragam Wajib Tiap Selasa

Baca juga: 472 Koperasi Berstatus Tak Aktif, Hingga Sekarang Izin Belum Dicabut, Ini Kata Dindagkop UKM Blora

“Saya ini memproduksi dan menjual keripik sudah 38 tahun bersama istri saya."

"Anak saya tiga, sudah berkeluarga semua."

"Dari hasil penjualan keripik ini, saya bersyukur bisa menguliahkan anak hingga tamat sarjana,” ungkap Isnandar kepada Tribunjateng.com, Senin (29/5/2023).

Kini, di usia paruh baya, dirinya bersama istri tinggal berdua di rumah sambil terus memproduksi keripik tempe di antara sejumlah warga pembuat keripik tempe lainnya di Kelurahan Kedungjenar. 

Pemesan bisa datang langsung atau menghubungi melalui telepon.

“Sekarang sudah mulai laku terjual lagi."

"Jadi perlahan-lahan bangkit kembali ekonomi rumah tangga kami,” terangnya. 

Kepala Kelurahan Kedungjenar, Suntarsih mengatakan, keripik tempe di wilayahnya telah menjadi ikon Kabupaten Blora sebagai sentra oleh-oleh khas Blora, tepatnya di Jalan Barito Kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora.

“Tentu saja kami terus mendorong dan membantu, membeli, serta mempromosikan melalui media sosial."

"Sehingga harapannya dalam perekonomian masyarakat membawa dampak positif pada pengembangan ekonomi,” ujarnya. (*)

Baca juga: 709 Anggota Polres Semarang Jadi Polisi RW, Disebar ke 1.275 Titik, Ini Tugas Awal Mereka

Baca juga: 32 Biksu Thudong Malam Ini Menginap di Kelenteng Hok Tik Bio Ambarawa, Berikut Rute Besok Pagi

Baca juga: Kemenpora Kirim Tim Khusus, Antisipasi Kecurangan Asean Para Games XII Kamboja

Baca juga: Pria Usia 25 Tahun Babak Belur Diamuk Massa, Kepergok Hendak Curi Mesin Pompa di Desa Dororejo Pati

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved