Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Inspirasi Bisnis

Dipicu Anak Kurang Nafsu Makan, Indah Warga Pati Bangun Usaha Jamu dan Minuman Herbal Jeng Minul

Indah Susanti warga Pati memproduksi aneka jamu dan minuman rempah dalam empat kelompok varian, yakni siap minum, serbuk, rempah kering, dan sirup.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Indah Susanti menunjukkan produk minuman rempah Jeng Minul hasil kreasinya saat ditemui TribunJateng.com di kediamannya, Jalan Taman Pahlawan Nomor 270, Desa Puri, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Sabtu (27/5/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Dipicu upaya mencari solusi atas anak yang kurang nafsu makan, Indah Susanti mengembangkan produk jamu milenial "Jeng Minul" yang kini telah memiliki banyak varian.

Berikut ini adalah kisahnya.

Indah mengatakan, awal mula dirinya berkecimpung sebagai pelaku UMKM minuman kesehatan herbal ialah pada 2014.

Saat itu, dia mengundurkan diri sebagai karyawan dari perusahaan multinasional yang berkantor di Semarang.

Indah sudah berkarier belasan tahun di perusahaan itu.

Sebelum memutuskan mengundurkan diri, jabatan terakhirnya ialah supervisor.

"Saya resign dari perusahaan karena bapak saya meninggal."

"Saya harus balik ke Pati untuk menemani Ibu."

"Saya berencana kumpul dengan ibu sambil membuka usaha," kata Indah kepada Tribunjateng.com di kediamannya, Jalan Taman Pahlawan Nomor 270, Desa Puri, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Sabtu (27/5/2023).

Baca juga: 5.000 Umat Budha Se-Pati Raya Akan Merayakan Waisak di Blingoh Jepara

Saat sudah kembali tinggal di Pati, Indah sempat bingung hendak membuka usaha apa.

Di sisi lain, dia dihadapkan dengan persoalan, putranya yang saat itu masih berusia 7 tahun tidak nafsu makan.

"Anak saya tidak mau makan."

"Kalau di kampung itu ada tradisi meminumkan jamu glempo untuk menambah nafsu makan."

"Tapi, anak tidak mau karena jamu identik dengan rasa pahit."

"Jangankan jamu, minum obat yang sudah dicampur madu atau gula saja anak juga tidak mau," ungkap dia.

Indah lalu mencari referensi di internet, terutama YouTube, mengenai tutorial membuat minuman untuk meningkatkan nafsu makan anak.

Dari sana, dia mendapat pengetahuan bahwa jamu temulawak berkhasiat meningkatkan nafsu makan anak.

Indah lalu berupaya membuat sendiri minuman temulawak yang bisa diterima oleh lidah anaknya.

"Karena the power of kepepet, bisa jadi juga."

"Kalau jamu temulawak pada umumnya, sesuai resep leluhur, lebih dominan rasa pahit."

"Namun saya buat konsep 'jamu milenial'."

"Bagaimana agar jamu bisa diterima anak muda tanpa ada mindset bahwa rasanya pahit."

"Saya bikin meski misalnya kadar dikurangi, tidak mengurangi manfaat temulawak," ujar dia kepada Tribunjateng.com, Sabtu (27/5/2023).

Baca juga: Satpolairud Polresta Pati Bersihkan Sungai Juwana dari Sampah yang Mengganggu Lalu-Lintas Kapal

Indah bersyukur, minuman temulawak buatannya terbukti bisa meningkatkan nafsu makan anaknya.

Minuman buatannya itu juga dia tawarkan ke para keponakan juga.

"Saya kalau bikin biasanya tidak cuma satu gelas."

"Diminum keponakan juga kalau pas ke sini, ternyata ada respons positif," tutur dia.

Setelah sekian lama membuat jamu temulawak untuk konsumsi pribadi, Indah akhirnya berpikir untuk mengembangkan produknya agar manfaatnya meluas, bisa dirasakan lebih banyak orang.

Dia mencoba menitipkan jamu buatannya ke toko-toko dengan sistem konsinyasi. 

Karena produknya mendapat respons cukup positif, Indah lalu mencoba mengembangkan usaha.

Pada 2018, dia mengambil pinjaman modal KUR BRI Unit Pati 2 senilai Rp10 juta.

"Modal itu saya gunakan untuk beli alat produksi seperti kompor, panci stainless, alat giling, sealer, kemasan, stiker, dan stok bahan baku," urai Indah.

Saat itu Indah membuat tiga jenis produk jamu siap minum.

Yakni temulawak, kunyit asam, dan beras kencur.

Indah mengambil bahan baku dari petani lokal di Kecamatan Gembong dan Tlogowungu.

Dia juga langsung mengurus izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) atas produknya yang dia beri merek Jeng Minul.

Jeng merupakan sapaan untuk mbok jamu.

Sapaan "jeng" dipilih karena lebih dekat dengan kalangan milenial.

Adapun Minul merupakan akronim dari kata minuman tradisional.

Baca juga: Pembangunan Hall Senam Kabupaten Pati Ditargetkan Rampung Sebelum Porprov Jateng 2023

Produk Sirup Hingga Serbuk

Tak berselang lama, dengan fasilitasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, produknya juga mendapat sertifikasi halal.

"Awalnya sekali produksi sekira 30 botol."

"Itu pun produksinya cuma seminggu sekali."

"Saya titip ke toko-toko, pedagang jajanan, dan di Plaza Pragolo Pati."

"Waktu itu baru kemasan botol ready to drink," ucap Indah kepada Tribunjateng.com, Sabtu (27/5/2023).

Dia mulai berinovasi menambah varian saat produknya punya peminat dari luar kota.

Indah memutar otak untuk menciptakan produk yang lebih tahan lama agar bisa bertahan dikirim ke luar kota.

Singkat cerita, Indah berhasil membuat produk sirup dan serbuk minuman rempah.

"Pada 2019 itu saya juga dibantu teman di Shopee."

"Sistemnya dropship."

"Dia foto-foto dan promosikan produk saya."

"Kalau ada pembeli, saya tinggal kirim."

"Lumayan kencang (penjualannya) saat itu."

"Berjalan sekira 2 tahun," kata dia.

Pada tahun yang sama, Indah juga mendapat kesempatan menjual produknya di Galeri UKM Smesco di Jakarta.

Baca juga: Inilah 13 Desa di Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Bakal Terdampak Tol Demak-Tuban

"Dulu ada link yang mengarahkan ke sana."

"Lalu saya kirim produk, lolos kurasi, dan bisa masuk galeri."

"Dulu kirim ke sana sekira 50-70 produk per bulan."

"Pembelinya tamu-tamu resmi negara."

"Tapi tersendat karena Covid-19."

"Banyak yang diretur, akhirnya sekarang sudah tidak lagi," kisah dia.

Saat Covid-19 melanda pada 2020-2021, roda bisnis Indah memang sempat terhambat.

Padahal, tren minuman rempah saat itu tengah naik karena dianggap bisa meningkatkan imunitas tubuh.

"Waktu covid usaha saya turun."

"Muncul banyak pesaing."

"Saya juga ada kendala di SDM, setiap 8 bulan sampai satu tahun ganti."

"Contoh yang sudah ikut saya tahu resep, akhirnya buka usaha sendiri."

"Tapi saya juga senang karena bisa memunculkan pengusaha baru," ungkap Indah kepada Tribunjateng.com, Sabtu (27/5/2023).

Bagaimanapun, Indah bersyukur bisnisnya bisa bertahan melalui masa pandemi yang berat.

Dia tetap bisa menyelesaikan kewajiban sebagai debitur KUR.

"Terus karena pembayaran lancar, Mantri BRI menyarankan saya topup lagi secara bertahap."

"Dari Rp 20 juta, Rp 25 juta, dan sekarang masih jalan Rp 50 juta."

"Saya langganan KUR karena prosesnya mudah."

"Saya gunakan untuk peningkatan kapasitas produksi dan buat outlet," terang Indah.

Dia kini memiliki kedai jamu di Kantin Samsat Pati.

Tak lama lagi, dia juga akan membuka kedai berkonsep kafe-angkringan dengan nama Terase Jeng Minul.

Baca juga: FAKTA Tunawisma Asal Bali Bangun Gubuk Liar di Pati Ternyata Pelaku Penggelapan Sepeda Motor Rental

"Rencana pembukaan pada 14 Juni 2023."

"Lokasinya di Jalan Diponegoro Nomor 103C Pati."

"Kami ada menu andalan STMJ Bakar," ungkap dia.

Kedai barunya itu rencananya akan buka setiap hari, mulai sore sampai malam hari, dan dilengkapi live music dan karaoke.

Sebelumnya, Indah juga punya gerai di nDalem Kupat, wahana bersama yang dikelola anggota Komunitas UMKM Pati (KUPAT).

Namun, gerai itu harus tutup saat pandemi Covid-19 karena tidak bisa menutup biaya operasional.

Selain berjualan di gerai, Indah juga aktif mempromosikan produknya secara daring lewat status WhatsApp dan Facebook.

Saat ini, dibantu dua karyawan, Indah bisa memproduksi sekira 70 kemasan minuman rempah 2 kali dalam sepekan.

Dia memproduksi aneka jamu dan minuman rempah dalam empat kelompok varian, yakni siap minum, serbuk, rempah kering, dan sirup.

Produk jamu temulawak, kunyit asam, dan beras kencur siap minum dibanderol Rp 12.500 per botol.

Produk sirup kunyit asam, gulo asem, temulawak, jahe, cemue, dan uwuh dibanderol Rp 35 ribu per botol.

Baca juga: Kisah Sukses UMKM Bandeng Presto Pati Terus Berkembang Berkat Transformasi Digital

Sementara, produk serbuk jahe, kunyit asam, uwuh, adon adon coro, dan minuman serbuk minuman rempah lain dihargai Rp 35 ribu per botol kemasan 330 gram.

Adapun produk wedang uwuh dan wedang rempah kering kemasan pouch 100 gram dibanderol Rp 20 ribu.

"Kalau di outlet, wedang geprekan jahe rempah dan lain-lain Rp 9 ribu per gelas," ucap dia.

Indah menambahkan, khusus saat Ramadan dan Idulfitri, dia juga selalu memproduksi sirup jeruk dan frambozen dengan harga Rp 25 ribu per kemasan botol 350 ml.

Ramadan tahun ini, dia memproduksi 300 botol sirup jeruk dan frambozen.

Sebagian besar dijual dalam paket hampers bersama produk UMKM Pati lainnya.

"Sekarang produk saya rata-rata terjual 500 kemasan per bulan dengan omzet rata-rata Rp 10 juta per bulan," ungkap Indah.

Ditanya mengenai rencana pengembangan usaha ke depan, Indah menyebut akan fokus untuk "menguasai" pasar di Pati terlebih dahulu sebelum mencoba merambah pasar ekspor.

"Cita-cita saya, di tiap kecamatan di Kabupaten Pati ada outlet Terase Jeng Minul," tandas dia.

Bagi yang berminat mendapatkan produk Jamu Jeng Minul, bisa menghubungi Indah Susanti via Instagram @dorene_aalhouse atau nomor WhatsApp yang tercantum di bio. (*)

Baca juga: Ini Alasan Irfan Tusuk Roffi Hingga Tewas di Tambak Lorok Semarang, Tersangka Kesal Karena Diludahi

Baca juga: Peringati Hari Buruh Internasional, Bupati Tegal Umi Azizah: Bangun Kebersamaan dan Ketahanan Sosial

Baca juga: Konvoi hingga Kenalan dengan Mitsubishi New Colt L300 Euro 4, Ini Keseruan Kopdarnas di Sleman

Baca juga: Denda Terlambat Bayar PBB Bakal Dihapus, Sudah Disepakati Pemkab dan DPRD Demak

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved