Berita Kesehatan
Loa, Pohon dengan Segudang Manfaat Termasuk Obat Tradisional Diabetes
Loa atau Ficus racemosa merupakan tumbuhan keluarga Ficus yang mempunyai sistem perakaran yang istimewa.
TRIBUNJATENG.COM - Loa atau Ficus racemosa merupakan tumbuhan keluarga Ficus yang mempunyai sistem perakaran yang istimewa.
Sistem perakaran tersebut membuat pohon Loa cocok hidup di dataran rendah.
Pohon loa dikenal dengan berbagai nama, diantaranya yaitu Ara atau Loa dalam bahasa Indonesia, Eo (Jawa), Loa (Sunda), Cay sung (Vietnam), Duea kliang dan Ma duea (Thailand), Ju guo rong (China) dan Cluster fig atau Cuntry fig (Inggris).
Deskripsi
Daun Loa berbentuk elip/lanset dengan panjang sekitar 7 – 10 cm, warna daunnya hijau tua serta permukaan daunnya mengkilap dan halus.
Buahnya ditemukan di batang pohon dan bergerombol banyak dengan ukuran yang kecil.
Daun Loa memiliki struktur yang unik yaitu terdapatnya sel litosit. Letak sel litosit berada di jajaran sel epidermis bawah dan berbentuk ovoid.
Litosit menjadi karakteristik yang dapat ditemukan pada epidermis tumbuhan dari familia Moraceae. Litosit merupakan hasil modifikasi dari sel epidermis yang mengandung sistolit (Rasyid et al., 2017).
Pohon Loa memiliki ukuran sedang. Tingginya dapat mencapai 10 – 16 m. Kulit batangnya berwarna abu – abu kemerahan atau hijau keabu –abuan dan sering retak. Kulit batangnya memiliki permukaan yang lunak dengan tebal 0,5 – 1,8 cm.
Permukaan bagian dalam kulit batangnya berwarna coklat muda dan patah berserat tanpa bau khas.
Buahnya mirip dengan buah ara, saat mentah akan berwarna hijau dan berubah menjadi kemerahan kusam atau jingga bahkan merah tua ketika sudah matang.
Buahnya memiliki biji kecil yang tak terhitung banyaknya. Baunya khas dan rasanya agak pahit ( Deep et al., 2013).
Habitat
Pohon Loa tumbuh secara liar di hutan tropis yang berada di dataran rendah dan perbukitan. Sering ditemukan di sekitar aliran air, namun ada juga yang dibudidayakan (Deep et al., 2013). Loa bukan tumbuhan epifit tetapi ditemukan di tempat yang lembab, ditemukan pula di tepi jurang, dan lereng berbatu, kadang – kadang tumbuh secara berkelompok.
Kandungan Fitokimia
Kandungan fitokimia Loa diantaranya yaitu glikosida flavanoid, asam fenolik, steroid, alkaloid, saponin, kumarin, tanin, triterpinoid- asan rusolic oleanolic, asam α-hydroxy ursolik, asam protocatechuic, asam maslini, senyawa yang termasuk non- enzimatik fenolik, vitamin C, flavonoid, askorbat oksidase, askorbat, peroxidise, katalase, dan senyawa fenolik seperti asam gallic dan asam ellagic (Shah et al., 2016).
Manfaat
Kelompok tumbuhan Ficus merupakan salah satu tumbuhan yang mempunyai kandungan kimia bernilai obat.
Loa sebagai keluarga Ficus merupakan salah satu contohnya. Masyarakat sudah sejak lama memanfaatkan Loa sebagai obat tradisional untuk berbagai macam jenis penyakit.
Bagian yang dapat digunakan mulai dari buah, akar, daun, kulit kayu, hbiji hingga getahya. Buah Loa digunakan untuk mengobati batuk kering, kehilangan suara, penyakit limfa dan ginjal, obat penahan darah, tonik, keputihan, gangguan penyakit pada darah, sensasi terbakar, kelelahan, kemih, kusta dan cacingan.
Daunnya dimanfaatkan untuk mengobati bisul, mengobati luka, disentri dan diare.
Getahnya digunakan untuk mengobati wasir, diare, diabetes, bisul, pembengkakan, sakit gigi, anti inflamasi, obat pendarahan dan gangguan vagina.
Getah pada akar digunakan untuk untuk mengobati diabetes. Serta akarnya bermanfaat untuk mengobati disentri, keluhan dada,dan diabetes, selain itu bermanfaat pula untuk penyakit gondok, pembesaran kelenjar, dan inflamasi.
Kulit batang tumbuhan ini juga memiliki aktivitas antibakteri, sehingga terbukti dapat digunakan menjadi antioksidan dan radio-protektif (Rasyid et al., 2017).
Menurut Shah, dkk (2016) Loa memiliki peran lain sebagai antidiuretik, antiussive, anthelmintik, antibakteri, antipyrectic, penyembuhan luka, anti inflamasi, analgesik, hepatoprotektif, hipolipidemik, dan larvasida.
Sebaran
Persebaran tumbuhan Loa hampir sebagian besar di India. Namun, tumbuhan ini juga dapat dengan mudah ditemukan di Burma, Cina, Indonesia, Malaysia, dan Australia. Masyarakat pedesaan di India membudidayakannya karena buahnya untuk dimakan (Ahmed & Urooj., 2010).
Selain negara yang telah disebutkan tumbuhan ini juga tersebar di Bangladesh, Myanmar, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.
Tumbuhan Loa di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Pati Barat dapat ditemukan di Cagar Alam Gunung Celering yang terletak di Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara.
Penulis :
Rifi Nur Rofiah (Fabio Unsoed)
Budi Santoso (KPHK Pati Barat)
(*)
Dokter Spesialis Syaraf di Banyumas Ini Ungkap Manfaat Terapi Sel Punca bagi Pasien Stroke |
![]() |
---|
10 Kelainan Sex Parafilia yang Bisa Diidap Pria dan Wanita: Puas Dilakban |
![]() |
---|
5 Manfaat Padel, Olahraga Seru yang Sedang Hits: Harus Punya Skill Tenis? |
![]() |
---|
7 Buah Cepat Naikkan Gula Darah, Terlihat Sehat tapi Penderita Diabetes Wajib Waspada |
![]() |
---|
Apa Itu Febris, GEA dan Abdominal Pain? Penyakit Dara Arafah Bocor: Kok Bisa Ya Dibilang Cuma? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.