Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Kisah Winarto Bermental Baja Merawat Bisnis Pengolahan Logam Meski Pernah Merugi Hingga Ratusan Juta

Mental baja Winarto (43), merawat bisnis pengolahan logam Meski pernah bangkrut dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Winarto (43) menunjukkan handel pintu buatan rumah produksi olahan logam miliknya di Desa Growong Kidul, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Rabu (7/6/2023). 

Namun demikian, berapa kali pun jatuh, ia selalu berusaha bangkit.

"Saya mulai merintis usaha ini sejak lulus sekolah menengah atas pada 1998. Awalnya saya ingin membangkitkan lagi usaha ayah saya yang bangkrut," kata Winarto.

Ia mengisahkan, dulu sang ayah menjalankan usaha pembuatan keran air dari bahan kuningan.

Menjelang Winarto lulus sekolah, bisnis itu bangkrut dipicu harga kuningan yang melambung.

Ketidaksesuaian antara ongkos produksi dengan harga yang disanggupi konsumen membuat ayahnya waktu itu merugi puluhan juta rupiah dan terpaksa gulung tikar.

"Setelah lulus sekolah, karena tidak ada biaya untuk lanjut ke perguruan tinggi, saya berinisiatif membuka lagi usaha kuningan ayah yang sudah tutup hampir satu tahun. Dari yang awalnya produksi keran air, saya alihkan buat aksesoris bangunan, khususnya aksesoris pintu dan jendela," kisah dia.

Dari awal merintis usaha hingga tahun 2010, bisnis yang dilakoni Winarto mengalami pasang-surut. Hal ini menurutnya antara lain dipicu harga kuningan yang tidak stabil.

Tahun 2010 menjadi masa terberat bagi Winarto. Ketika itu dia ditipu oleh sejumlah relasi.

Barang produksinya dibawa oleh sejumlah sales, tapi nota tagihannya tidak dibayar.

"Semua tagihan tidak terbayarkan. Banyak tagihan yang saya dikasih giro, tapi ternyata tidak ada isinya, kosong semua, saya ditipu. Dulu total saya hitung (rugi) ada sekitar Rp 850 juta," ungkap dia.

Para relasi itu, sebagian besar menghilang tanpa melunasi kewajibannya pada Winarto.

"Entah karena harga jual minim atau kebutuhan hidup mereka di rumah yang terlalu mewah, mereka tidak bisa bayar. Banyak yang lalu menghilang. Sebagian ada yang bayar walau cuma 50 persen dari nominal nota. Tapi yang tidak bayar sama sekali juga ada," jelas Winarto.

Akibat piutang yang macet itu, dia jadi bermasalah dengan perbankan.

Utang modal senilai ratusan juta rupiah tak mampu dia cicil.

Kredit macet.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved