Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Nasib Malang Subekan, Kakek 65 Tahun yang Buta di Kudus, Istri Pergi Bersama Pria Lain

Moh Subekan tak lagi bisa bekerja seperti sedia kala sejak 12 tahun lalu matanya tak bisa melihat karena glukoma

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Rifqi Gozali
Moh Subekan (kiri) saat dikunjungi Bupati Kudus HM Hartopo (dua dari kiri) dan rombobgan dari Baznas Kudus dan Dinas Sosial. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Moh Subekan tak lagi bisa bekerja seperti sedia kala sejak 12 tahun lalu matanya tak bisa melihat karena glukoma.

Kakek berusia 65 tahun itu kini benar-benar mengandalkan uluran orang sekitar untuk bisa makan.

Kakek yang kini tinggal di rumah berukuran 4x6 meter di Desa Burikan, Kecamatan Kota Kudus tersebut juga tak bisa mengakses bantuan PKH karena bantuan tersebut diterima oleh istrinya yang kini meninggalkannya sejak sebulan yang lalu.

Istrinya memilih untuk meninggalkan suaminya dan kini bersama laki-laki lain.

Baca juga: Ini 2 Foto Kaesang yang Layak Dimuat Media Menurut Erina Gudono: Agak Mending Daripada yang Dulu

Baca juga: Sosok Anggi Kadiman Mantan Istri Tora Sudiro, Pasca Belasan Tahun Cerai Kompak Hadiri Wisuda Anak

“Sempat jual tabung gas dan perabot rongsokan untuk makan,” kata Subekan.

Subekan sama sekali tidak punya penghasilan

. Untuk makan memang tidak ada pilihan selain menjual apa yang ada di rumah atau mengandalkan pemberian orang lain.

Untung saja ada orang yang berbudi baik dan bersedia membantunya untuk sekadar makan meski hanya pada hari Jumat saja.

Semula saat matanya masih bisa melihat dia bisa bekerja meski hanya serabutan.

Kini penglihatannya sudah benar-benar gelap, kontan aktivitasnya terganggu.

Suatu kali saat Bupati Kudus HM Hartopo siaran di sebuah stasiun radio Subekan menghubunginya.

Dia menceritakan kondisinya kepada Hartopo.

Mendengar adanya keluhan dari warganya, Hartopo pun datang menemui Subekan di rumahnya sembari mengajak Baznas Kudus dan Dinas Sosial.

Dari situ Baznas menyerahkan bantuan sebesar Rp 6 juta yang diserahkan setiap bulan Rp 500 ribu selama satu tahun ke depan.

Sedangkan Dinas Sosial menyerahkan bantuan sejumlah kebutuhan pangan mulai dari beras, minyak goreng, mi instan, makanan anak, dan selimut.

Hartopo menyarankan kepada setiap warganya yang mengalami kondisi himpitan ekonomi yang amat sangat untuk segera melaporkan kepada pihaknya.

Dari situ akan ada tim yang meninjau ke lokasi secara langsung. Jika layak, maka akan segera disalurkan bantuan.

Untuk penyaluran bantuan memang acap kali Hartopo menggandeng Baznas yang sewaktu-waktu ada alokasi anggaran yang bisa diserahkan kepada warga.

Pemerintah kabupaten sedianya juga bisa menganggarkan, hanya saja butuh proses yang cukup panjang.

Oleh karenanya Baznas merupakan solusi cepat untuk warga yang kurang mampu.

"Karena kami mendapatkan laporan ada warga kurang mampu yang membutuhkan bantuan segera, maka kami menggandeng Baznas,” kata Hartopo. (Goz)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved