Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Mahasiswa di Semarang Jadi Korban VCS Hingga Merugi Hampir Rp 5 Juta

Layanan video call sex (VCS) berbayar marak ditemukan di media sosial terutama Twitter dan Instagram.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Bram Kusuma
ILUSTRASI: VCS 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Layanan video call sex (VCS) berbayar marak ditemukan di media sosial terutama Twitter dan Instagram.

Layanan seksual tersebut acapkali menjadi ajang pemerasan bagi para korbannya.

Sudah banyak korban berjatuhan akibat kegiatan VCS berbayar dengan cara memperdaya korban hingga berujung pemerasan.

Baca juga: Viral Pria Diduga Polisi Dibentak Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang, Polda Beri Penjelasan

Baca juga: Dua Hari Lagi Main, Ini Jadwal dan Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Argentina di FIFA Matchday

Baca juga: Akademi Sepak Bola ASTI Kudus Wakili Jateng Ikuti Kompetisi Piala KONI Pusat 2023

"Seperti yang kami tangani, ada korban seorang laki-laki berstatus mahasiswa di kampus Semarang menjadi korban VCS hingga merugi hampir Rp5 juta," ujar pendamping hukum korban dari LBH Semarang, Ignatius Rhadite,  Sabtu  (17/6/2023).

Menurutnya, kasus itu terjadi di tahun 2022. Kala itu, ia didatangi seorang mahasiswa dengan kondisi panik.

Mahasiswa ini bercerita menjadi korban pemerasan yang berawal dari kegiatan VCS  berbayar dengan seseorang yang dikenalnya lewat media sosial.

Korban diperas dengan cara mengancam akan menyebar rekaman VCS yang sudah dilakukan. 

Bahkan, pelaku sempat membagikan tangkapan layar VCS ke satu akun media sosial kampus dengan narasi memutar balikan fakta yang mana pelaku mengaku sebagai korban.

Ancaman itu tentu membuat korban kalut sehingga terpaksa mentransfer sebanyak dua kali  ke pelaku dengan total hampir Rp5 juta. 

"Nah, permintaan transfer ketiga tidak dilayani, lalu datang ke kami. Ternyata  Mahasiswa ini baru pertama kali VCS langsung jadi korban," paparnya.

Menindaklanjuti laporan itu, ia langsung memberikan somasi kepada pelaku.

Somasi diberikan lantaran tidak tahu siapa dan di mana  pelakunya.

"Somasi efektif, teror berhenti," katanya.

Penyikapan berbeda tentu akan ditempuh LBH manakala mendapatkan aduan serupa tetapi terdeteksi pelakunya.

Seperti pada belasan kasus VCS lainnya, biasanya kasus tersebut terjadi diawali dari adanya hubungan antara korban dan pelaku seperti hubungan pacaran.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved