LDII
LDII Ingatkan Bencana Lingkungan di Masa Depan Bisa Dicegah oleh Generasi Muda
Ancaman perubahan iklim dan bencana alam menjadi perhatian berbagai pihak. LDII yang sejak 2007 juga fokus terhadap pelestarian lingkungan
Ia menyebutkan lima hal yang perlu ditanamkan untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian bumi.
“Yaitu bagaimana kita melihat bumi, bagaimana kita menggerakkan aksi peduli kelestarian bumi, bagaimana kita peduli terhadap tempat tinggal kita di bumi, bagaimana kita mengelola bumi, dan bagaimana kita peduli terhadap kesehatan bumi,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia, Ary Tirto Djatmiko dalam webinar itu juga mengatakan, penanganan iklim yang berubah, membutuhkan waktu minimal 10 tahun untuk prakiraan, sedangkan bencana bisa terjadi mendadak.
"Gempa bumi tektonik dan vulkanik tidak bisa diprakirakan, namun bukan berarti tanda-tandanya tidak diketahui tapi bisa melalui metode pendekatan medikasi, adaptasi, advokasi," ucap Ary.
Kemajuan teknologi bukan berarti meninggalkan kearifan lokal peninggalan nenek moyang, atau di masyarakat Jawa disebut pronoto mongso atau penentuan musim.
“Generasi milenial saat ini mungkin belum memahami tanda-tanda alam, sehingga diperlukan sharing knowledge dari senior ke juniornya berupa sosialisasi maupun training,” ujarnya.
Sementara itu, Pelatih dan Pendidik Institut Hijau Indonesia, Amal, yang juga sebagai pembicara menyebut bencana ekologi dapat menyebabkan perang untuk memperebutkan sumber daya alam, salah satunya pangan,
“Pangan merupakan penunjang kehidupan, saat sumberdaya pangan kian terbatas, perebutan pangan bisa memicu peperangan,” ujar Amal.
Berdasarkan Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), dunia akan menghadapi berbagai bahaya iklim yang tidak terhindarkan selama dua dekade mendatang. Bahaya iklim tersebut disebabkan terjadinya pemanasan global 1,5 derajat Celcius (2,7 derajat Fahrenheit).
Kondisi ini berdampak tidak dapat diprediksinya cuaca, atau perubahan cuaca yang terjadi secara ekstrim. Selain itu juga berpotensi terhadap ketersediaan pangan, dimana pangan yang diproduksi tidak semaksimal dulu lagi. Hal ini berakibat pada perekonomian masyarakat tentunya.
“Kita harus mulai beradaptasi dan mulai mengupayakan agar perubahan iklim tidak semakin parah. Bila kita lupa terhadap kondisi alam, alam tidak bisa memaksa untuk mengingat kondisi kita. Bila kita tidak menjaga dan merawatnya, bencana bisa terjadi,” ungkap Alam.
Baca juga: Fakta-fakta Inses Anak dan Bapak di Purwokerto : Polisi Mencari Tiga Kerangka Bayi Lainnya
Baca juga: KPU Jepara Beri Waktu 2 Pekan Perbaikan, Masih Ada Dokumen Bacaleg Belum Memenuhi Syarat
Baca juga: Jelang Iduladha, Pj Bupati Jepara Luncurkan Gerakan Pangan Murah
Baca juga: Inilah Firasat Ayah Mahasiswi Teknik Mesin Undip Sebelum Meninggal Dunia Saat Pendakian Gunung Lawu
LDII
LDII Lingkungan Hidup
generasi muda LDII
KH Chriswanto Santoso
LDII Go Green
Prof Cordia Chu
Ary Tirto Djatmiko
Apa Itu Sekolah Virtual Kebangsaan II yang Digelar LDII di Hotel Santika Premier Semarang Hari Ini? |
![]() |
---|
DPP LDII Gelar Sekolah Virtual Kebangsaan II: Menghidupkan Pancasila Menuju Kebangkitan Nasional 2.0 |
![]() |
---|
Gelar Kerja Bakti Nasional, LDII Ajak Warga Peduli Lingkungan dan Nasionalisme |
![]() |
---|
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Dorong LDII Perkuat Pendidikan Karakter |
![]() |
---|
Webinar LDII Jateng Dihadiri 2000 Peserta, Dorong Toleransi dan Kerukunan Umat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.