Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Antisipasi Antraks, Masyarakat Diminta Tidak Mengkonsumsi Daging Hewan Sakit

Pemerintah dan masyarakat diharapkan terus mengantisipasi kasus antraks yang mulai muncul di beberapa daerah.

Editor: rival al manaf
istimewa
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng) Heri Pudyatmoko 

TRIBUNJATENG.COM – Kasus antraks yang muncul di beberapa daerah mulai membuat masyarakat cemas.

Di Gunungkidul Yogyakarta satu orang sudah menjadi korban meninggal dunia dengan positif antraks.

Pemerintah dan masyarakat diharapkan terus mengantisipasi kasus antraks yang mulai muncul di beberapa daerah.

Baca juga: Kepala Dinkes Sebut Zero Kasus Antraks di Blora

Baca juga: 3 Meninggal Setelah Konsumsi Daging Sapi Mati, Ini Gejala Terkena Antraks dan Cara Penularannya

Baca juga: Kronologi Warga Gunungkidul Meninggal Terkena Antraks, Makan Daging Sapi yang Sudah Mati dan Dikubur

Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko mengimbau masyarakat untuk tak mengonsumsi daging hewan ternak yang sakit, dan hanya mengonsumsi hewan sehat.

Hal ini bisa menghindari penularan virus antraks ke manusia. Menyusul adanya kasus antraks di daerah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia.

“Informasinya, kasus antraks di wilayah itu kembali terjadi lantaran warga mengonsumsi daging sapi yang sakit atau mati mendadak usai terinfeksi,” katanya, Senin (10/7/2023).

Politisi Partai Gerindra ini mengatakan,  antraks dapat menular melalui berbagai media.

Spora antraks dapat menular melalui kontak dengan hewan dan memakan daging hewan yang tertular bakteri.

Oleh karenanya, penting bagi warga atau peternak melakukan pencegahan dini. Bila menemukan hewan sakit dan memiliki ciri ada pendarahan di lubang tubuh, peternak perlu mewaspadainya.

“Cirinya itu pada hewan yang sakit atau mati ada gejala darah yang keluar dari mulut, kuping, kemudian hidung, dubur dan alat kelamin,” jelasnya.

Jika tertular ke manusia, ada ciri spesifik yang bisa dilihat. Misalnya, munculnya keropeng atau borok di kulit. Jika tidak diobati, bisa menular ke bagian tubuh lain.

“Namun masyarakat tak perlu panik. Jika memang ada indikasi penularan, segera diperiksakan ke puskesmas atau rumah sakit. Bagaiamana penanganannya, sebaiknya patuhi perintah dokter yang memberikan pengobatan,” katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan 25 ribu dosis vaksin antraks untuk ternak, yang berada di wilayah perbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini dilakukan, menyusul adanya temuan kasus antraks di Gunung Kidul, DIY.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto mengatakan, sejumlah langkah strategis ditempuh.

Antara lain, pengetatan lalu lintas ternak dan penyiapan vaksin antraks.  Langkah ini dilakukan guna menghindari penularan antraks, sebab penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved