Berita Nasional
Pertemuan Menlu Se ASEAN di Jakarta, Retno Marsudi: Perdamaian Tidak Jatuh dari Langit
Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menegaskan pentingnya sentralitas ASEAN di tengah persaingan kekuatan besar.
"Kami terus mendengar peringatan tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir. Kami juga melihat tenaga nuklir tetap menjadi bagian dari doktrin militer beberapa negara, termasuk di wilayah kami," kata Retno saat memimpin rapat.
ASEAN menyadari tidak bisa benar-benar aman dengan senjata di kawasan. "Pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas kami. Ini adalah landasan kami untuk mengubah kawasan ini menjadi Epicentrum of Growth. Oleh karena itu kita harus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir," tegasnya.
Retno mengatakan SEANWFZ telah berkontribusi pada upaya ini dan rezim perlucutan senjata dan non-proliferasi global. Namun, 25 tahun setelah penandatanganan Protokol Perjanjian SEANWFZ, tidak ada satu pun Negara Senjata Nuklir yang menandatanganinya.
"Bagi Indonesia, maju adalah satu-satunya pilihan. Ancaman sudah dekat, jadi kita tidak bisa lagi memainkan permainan menunggu," ujarnya.
ASEAN Ministerial Meeting ini juga turut dihadiri sejumlah negara yang memiliki senjata nuklir, termasuk di antaranya China, Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan juga representatif dari Uni Eropa (termasuk Prancis).
Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (Traktat SEANWFZ) yang ditandatangani pada 15 Desember 1995. SEANWFZ merupakan komitmen untuk menjaga kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya.
"Kita tidak bisa membiarkan detail mengaburkan gambaran yang lebih besar. Kita harus datang sebagai front persatuan sebelum Negara Senjata Nuklir. Hanya dengan begitu kita dapat menempa jalan yang lebih jelas menuju wilayah yang bebas dari senjata nuklir," ujarnya.
Tahun ini menandai peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Retno mendorong ASEAN memanfaatkan momentum ini untuk menyelesaikan masalah HAM di kawasan, dengan mengesampingkan perbedaan dan tidak saling tuding.
"Perbedaan kita seharusnya tidak menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan masalah HAM yang mendesak di wilayah kita sendiri. Terlepas dari kerumitan di lapangan, ASEAN tidak boleh goyah," ujarnya. (tribunnews/tribun jateng cetak)
Daftar 10 Provinsi dengan Presentase Tingkat Kemiskinan Terendah 2025, Jawa Tengah Peringkat Berapa? |
![]() |
---|
Perhatikan! Ini Cara Perlakukan Bendera Merah Putih atau Terancam Denda Rp 100 Juta |
![]() |
---|
Akhirnya Bulan Ini Ada Tanggal Merah Selain Minggu, 18 Agustus 2025 Hari Libur Nasional |
![]() |
---|
Perintah Megawati Soekarnoputri: Kader PDIP Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Bos ChatGPT Bongkar Rahasia, Hindari Obrolan Sensitif di Chatbot, Pengguna Bisa Terjerat Hukum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.