Berita Batang
Antisipasi Kekeringan Sawah, Dispaperta Batang Mulai Lakukan Pengairan Bergilir
Untuk memenuhi kebutuhan irigasi, para petani di Kabupaten Batang masih mengandalkan sistem pengairan manual, yakni sungai-sungai di sekitar desa.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Musim kemarau yang mulai melanda di Kabupaten Batang membuat petani khawatir mengeringnya sejumlah mata air yang selama ini menjadi sumber irigasi lahan pertanian.
Untuk memenuhi kebutuhan irigasi, para petani masih mengandalkan sistem pengairan manual, yakni sungai-sungai di sekitar desa.
Kepala Dispaperta Kabupaten Batang, Susilo Heru Yuwono mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan pada sistem irigasi di sejumlah titik, yakni dengan pengairan bergilir.
Baca juga: Ditinggal Pensiun, 7 Kursi Pejabat Eselon II Pemkab Batang Kosong
Baca juga: Meriahkan HUT ke-78 RI, ASN Batang Bagikan 17.823 Bendera Merah Putih
“Para petani beranggapan kalau mau mengairi sawah itu airnya harus melimpah."
"Jadi strategi kami bersinergi dengan Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jawa Tengah yang sedang diujicobakan di lahan seluas 5 hektare di Desa Gringgingsari."
"Ini untuk membantu proses tanam yang sedang berlangsung," tuturnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (2/8/2023).
Lebih lanjut dikatakan Heru, rencananya pola serupa juga akan diterapkan di daerah-daerah rawan kekeringan, sehingga memudahkan selama musim tanam.
Pasalnya, dia meyakini selama tanah masih basah kualitas padi bisa mencapai 60 persen.
“Luas tanam di bulan ini 2.300 hektare."
"Sedangkan secara komulatif selama Januari hingga Juli 2023 mencapai 21 ribu hektare, di seluruh Kabupaten Batang,” imbuhnya.
Baca juga: BPN Batang Serahkan 30 Sertifikat Program PTSL di Desa Pucanggading
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Karanggeneng, Kunasir mengatakan, ada dua sungai yang selama ini mengairi 40 hektare lahan pertanian.
“Walaupun ada Sungai Sendang dan Karanggeneng, tapi rawan terjadi kekeringan kalau selama Agustus tidak turun hujan."
"Biasanya aliran lancar, sekarang agak tersendat,” ujarnya.
Selain rawan kekeringan, permasalahan lain yang rawan dialami oleh petani yakni timbulnya hama wereng dan tikus, sehingga mengoptimalkan obat pemusnah hama.
"Untuk hasil panen saat kemarau diperkirakan 6,5 - 7 ton tiap hektare," pungkasnya. (*)
Baca juga: Demak Expo 2023 Ditarget Bisa Peroleh Pendapatan Rp 1,2 Miliar
Baca juga: TP PKK Tawangmangu Juara 1 Lomba Cipta Menu B2SA, Sajikan Nasi Singkong Jarak Towo
Baca juga: Bimtek Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Go Digital di Tegal, Fikri Faqih: Harus Pede Jangan Minder
Baca juga: Tiga Atlet Porprov Jateng 2023 Asal Pati Ini Masih Satu Keluarga, Masing-masing Optimis Raih Medali
tribunjateng.com
tribun jateng
Susilo Heru Yuwono
Pemkab Batang
Batang
Dispaperta Kabupaten Batang
PDAB Jawa Tengah
gapoktan
Proyek Trotoar Jalan A. Yani Batang Terancam Molor, Kontraktor Bisa Kena Denda Rp6 Juta per Hari |
![]() |
---|
Alun-alun Batang Dipercantik, Fokus Area Sekitar Pohon Beringin |
![]() |
---|
Pemkab Batang Dorong Eduwisata Lokal, TK-SD Difokuskan Jelajah Potensi Daerah |
![]() |
---|
Cetak Warga Mandiri Lewat DBHCHT, Batang Siapkan SDM Hadapi Ledakan Industri |
![]() |
---|
12 Puskesmas di Batang Diusulkan Relokasi, Bangunan dan Lahan Belum Sesuai Standar Kemenkes |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.