Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Kemacetan di KM 299+200 Jalur A Tol Pejagan Pemalang, Ian: Ada Asap Tebal dari Pembakaran Jerami

Sempat Terjadi Kemacetan di KM 299+200 Jalur A Tol Pejagan Pemalang, Ian: Ada Asap Tebal Berasal Dari Pembakaran Jerami Padi

|

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Beredar video di beberapa grup whatsapp yang menginformasikan terjadi kemacetan di jalur tol Pejagan-Pemalang tepatnya di KM 299+200 Jalur A masuk wilayah perbatasan Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang. 

Perekam video berdurasi 57 detik itu menyebut jika pemicu kemacetan karena ada asap tebal yang masuk ke jalur tol, sehingga menyebabkan jarak pandang pengemudi terganggu dan akhirnya berhenti untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. 

Tribunjateng.com, mengkonfirmasi kebenaran peristiwa tersebut kepada Kepala Cabang Pejagan-Pemalang Toll Road (PPTR), Ian Dwinanto lewat sambungan telepon.

Ian membenarkan peristiwa tersebut memang terjadi di jalur tol Pejagan-Pemalang, tepatnya pukul 11.32 WIB dan sekarang ini kondisi api sudah padam, dan asap juga sudah tidak masuk ke jalur tol.

Sehingga arus lalu lintas di jalur tol KM 299+200 jalur A saat ini sudah kembali normal, dan tidak terjadi kemacetan kendaraan lagi.

"Iya betul sempat terjadi kemacetan (penutupan jalur) karena ada asap yang masuk ke jalur tol sehingga mengganggu jarak pandang pengendara yang melintas. Sekitar pukul 11.32 WIB dan tadi sekitar 30 menit langsung bisa dipadamkan. Kemacetan tidak terlalu panjang kurang dari 1 kilometer dan tidak ada korban jiwa," jelas Ian, pada Tribunjateng.com, Jumat (11/8/2023).

Ian mengungkapkan, asap tebal tersebut berasal dari jerami padi yang dibakar oleh petani di sekitar jalur tol.

Mengingat sekarang ini sedang musim panen, kemudian petani menyenderkan limbah pertanian ke pagar pembatas jalan tol.

Akhirnya ketika limbah pertanian dibakar, ternyata angin berhembus mengarahkan asap masuk ke jalan tol, alhasil terjadilah yang ada di video.

Lokasinya persis di batas pagar jalan tol dengan area pertanian warga.

Terkait pemadaman kebakaran, Ian mengatakan menggunakan operasional dari Pejagan-Pemalang Toll Road (PPTR) melibatkan tiga kendaraan.

Tiga kendaraan tersebut terdiri dari satu mobil rescue PPTR yang memiliki kapasitas air sebesar 300 liter.

Kemudian mobil derek PPTR yang sudah dimodifikasi bisa digunakan untuk pemadaman kebakaran dengan kapasitas 500 liter. 

Tapi karena masih belum bisa tertangani, maka menambah satu bantuan dari mobil pemadam kebakaran. 

Sehingga ada tiga mobil pemadam yang dikerahkan untuk memadamkan api. 

"Jadi yang terkena asap tebal itu jalur A dari arah Jakarta menuju Semarang. Adapun untuk lahan yang terbakar menyebar, awalnya dari jerami padi yang ditumpuk di dekat pagar pembatas jalan tol, kemudian menyebar ke lahan di dekatnya karena kondisinya kering. Setelah terbakar, ternyata angin tidak ke utara melainkan ke selatan dan masuk ke jalur tol. Tapi ini sudah tertangani, sudah tidak ada asap dan arus lalu lintas sudah lancar seperti biasa," terangnya. 

Bahkan dikatakan Ian, pada Jumat (11/8/2023) ini kejadian kebakaran lahan di dekat jalur tol tidak hanya di KM 299+200 jalur A saja, tetapi juga terjadi di KM 285 jalur B dan KM 249 Jalur A. 

Namun untuk yang terbesar dikatakan Ian di KM 299+200 jalur A karena sampai menutup jalur karena asap sampai masuk ke jalan tol.  

Adapun ketiga peristiwa tersebut terjadi dalam waktu bersamaan. 

Sedangkan di KM 285 jalur B dan KM 249 Jalur A asap tidak sampai masuk ke jalan tol. 

"Tadi kendaraan sempat diberhentikan sekitar 15 menit menunggu sampai asap hilang dan api padam. Intinya sekarang sudah clear, dan sudah bisa dilalui kendaraan," ujar Ian. 

Mengingat kebakaran lahan di dekat jalan tol tidak hanya sekali dua kali terjadi, maka Ian menyebut pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya petani yang memiliki lahan di dekat Tol Pejagan-Pemalang. 

Sosialisasi akan terus dilanjutkan menyasar warga di wilayah Tegal-Brebes tepatnya di kecamatan maupun desa-desa. 

"Sosialisasi ini sangat penting terlebih saat ini juga sedang musim kemarau. Sehingga riskan terjadi kebakaran serupa karena banyak lahan kering. Harapannya dengan sosialisasi ke masyarakat, kejadian seperti saat ini tidak akan terulang lagi," tutup Ian. (dta) 

Baca juga: Wujudkan Keterbukaan Informasi Publik, Diskominfo Tegal Visitasi 19 Badan Publik Perangkat Daerah

Baca juga: Dorong Transisi Energi, Ganjar Jadikan Cilacap Pilot Project Kapal Listrik

Baca juga: Sosok Delvintor Alfarizi, Crosser AHM yang Optimis Raih Target Di FIM MXGP

Baca juga: Satlantas Polres Kudus Menindak Pengendara yang Menggunakan Knalpot Brong

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved