Berita Kudus
Sosok Muntari, Nenek Veteran 94 Tahun Mantan Juru Masak Saat Perjuangan Kemerdekaan di Kudus
Sosok Muntari nenek berusia 94 tahun yang menjadi veteran pejuang bertugas menjadi tukang masak pejuang kemerdekaan di Kudus
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Muntari adalah sosok yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Perempuan yang lahir di Kudus pada 31 Desember 1929 tersebut merupakan satu-satunya veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia di Kudus yang masih tersisa.
Sosoknya masih terdengar lantang saat berbicara.
Baca juga: 450.000 Warga Sudan Mengungsi: Para Pejuang Itu Membunuh Orang-Orang dan Membakar Rumah Kami
Namun fisiknya sudah terlihat sangat lemah.
Di usianya yang nyaris satu abad itu Muntari sudah tidak bisa beraktivitas kecuali hanya duduk santai di rumah dan berdiam diri di teras.
Muntari tinggal di Dukuh Sekandang RT 2 RW 4 Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kudus. Dia tinggal di rumah tembok berwarna jingga bersama keluarga anaknya, Mutohar.
Untuk makan sehari-hari dia mendapat kiriman dari anak-anaknya yang tinggal di dekat rumahnya.
Depan dan samping rumahnya merupakan kediaman anak-anaknya.
Atau sesekali Muntari masih bisa kalau harus memasak sendiri.
Selain menggerogoti fisik, pendengaran, dan penglihatan, rupanya usia juga menggerus ingatan Muntari.
Beberapa kali saat Muntari ditanya perihal kejadian masa lampau saat era awal kemerdekaan, jawaban yang keluar dari mulutnya sama: sudah sangat lama kejadian itu.
Jawaban itu diucapkannya dengan bahasa Jawa.
Muntari bersama Mubari dikaruniai 7 anak. Saat ini masih tersisa 4 yang masih hidup.
Mutohar (55) salah seorang putranya sempat mendapat cerita dari sang ibu.
Dulu saat terjadi gejolak saat negeri ini mempertahankan kemerdekaannya, Muntari adalah sosok yang menjadi juru masak para pengungsi.
Selain itu dia juga turut serta menjadi juru masak para kombatan pembela Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
“Dulu ceritanya rumahnya Mbah Muntari juga dibuat untuk mengungsi,” kata Mutohar saat ditemui Minggu (13/8/2023).
Meski tidak secara langsung Muntari mengangkat senjata dalam mempertahankan kemerdekaan, tapi perannya cukup sentral.
Darinya para kombatan dan para warga yang mengungsi perutnya bisa kenyang karena hasil masakan olahan Muntari.
“Dulu ceritanya dari Mbah Muntari saat itu situasinya mengerikan. Dentuman meriam terdengar di mana-mana,” kata Mutohar.
Dari berbagai kisah yang diceritakan Muntari kepada anak-anaknya tidak diketahui tepatnya kapan kejadian itu terjadi.
“Saya tidak tahu persis kapan yang diceritakan ibu saya itu. Yang pasti memang itu cerita yang saya dapatkan,” kata Mutohar.
Di usianya senjanya, kata Mutohar, Muntari mendapat tunjangan dari negara. Per bulan kisaran Rp 2,8 juta.
Uang itu digunakan Muntari untuk kebutuhan makan.
"Tunjangan diantar Pak Pos ke sini," katanya.
Memang saat agresi militer kedua pada 1949 pernah terjadi pertempuran hebat di lereng Muria.
Lima kilometer ke arah utara dari kediaman Muntari ada sebuah monumen yang kini disebut sebagai Monumen Macan Putih atau Markas Komando Daerah Muria.
Baca juga: Peringati HUT Kemerdekaan RI, Pena Mas Ganjar Gelar Turnamen Sepak Bola di Temanggung
Monument tersebut berada di Desa Glagah Kulon, Kecamatan Dawe, Kudus.
Di tempat itu dulu Mayor Kusmanto menyusun strategi untuk merampas logistik Belanda dan menghadangnya.
Dalam pertempuran saat itu memang tidak seluruh pejuang pembela Tanah Air adalah kaum adam. Kaum perempuan juga turut serta. Beberapa nama perempuan yang turut serta dalam pertempuran di lereng Muria tersebut di antaranya Nyonya Kusmanto, Maryati, Minthok, Sutinah, dan Ayu Suparti. (Goz)
| Seminggu Tanpa Setetes Air PDAM: Warga Undaan Kudus Menduga Ada Kebocoran Pipa |
|
|---|
| Akhir-akhir Ini Cuaca di Kudus Terasa Sangat Panas, Jalanan Disiram Air |
|
|---|
| Peringatan Hari Santri Tingkat Jawa Tengah Dimeriahkan dengan Pameran UMKM Pondok Pesantren |
|
|---|
| Bupati Kudus Perintahkan Dinas PUPR dan DPMPTSP Kawal Pembangunan di Pesantren |
|
|---|
| Menu MBG SLBN Purwosari Kudus Menyesuaikan Kondisi Anak Autis Tanpa Mi dan Susu Cokelat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.