Berita Pati
676 Mahasiswa Universitas Muria Kudus KKN di Pati, Bawa Misi Penurunan Stunting dan Proklim
Sebanyak 676 mahasiswa Universitas Muria Kudus diterjunkan ke 44 desa di Kabupaten Pati dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Sebanyak 676 mahasiswa Universitas Muria Kudus diterjunkan ke 44 desa di Kabupaten Pati dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Sebanyak 44 desa itu tersebar di tiga kecamatan, yakni Margorejo, Gembong, dan Gunungwungkal.
Mereka akan melaksanakan KKN di Pati mulai 22 Agustus hingga 21 September 2023.
Baca juga: Mahasiswa KKN Universitas Muria Kudus Diharapkan Jadi Agen Penurunan Stunting
Sebelum diterjunkan ke desa, ratusan mahasiswa KKN Universitas Muria Kudus itu disambut oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pati, Muhtar, di Ruang Pragolo Sekretariat Daerah Kabupaten Pati, Senin (21/8/2023).
"Mahasiswa kan kaum berilmu. Mudah-mudahan mereka bisa menyumbangsihkan ilmunya untuk memberdayakan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan keluarga, pembangunan masyarakat, dan pembangunan desa," ujar Muhtar.
Sementara, Rektor Universitas Muria Kudus, Darsono, mengatakan bahwa sebetulnya pada tahun 2023 ini secara keseluruhan ada 2.097 mahasiswa yang KKN.
"Namun, ada 116 mahasiswa yang melakukan kegiatan yang sepadan dengan KKN, sehingga kami konversi. Dengan demikian mahasiswa yang terjun untuk KKN kali ini jumlahnya 1.981. Di Kabupaten Pati kami terjunkan 676 mahasiswa. Selebihnya di Kudus," jelas dia.
Dia menambahkan, tema KKN Universitas Muria Kudus 2023 ialah pemberdayaan masayrakat dalam menunjang pembangunan wilayah.
"Khusus program unggulan di Pati ialah percepatan penurunan stunting dan program kampung iklim (proklim). Dua hal ini menjadi isu nasional, bahkan global," kata dia.
Penurunan stunting, kata Darsono, merupakan program prioritas nasional.
Dalam hal ini, mahasiswa KKN Universitas Muria Kudus akan memperkuat pemahaman masyarakat mengenai perbaikan nutrisi dengan sumber nutrisi lokal.
"Salah satu contohnya, sebagian masyarakat memberikan anaknya makanan dan minuman instan. Tidak sadar bahwa tajin (air rebusan beras-red.) sebetulnya lebih baik," jelas dia.
Adapun mengenai proklim, Darsono menjelaskan bahwa saat ini sedang terjadi proses perubahan iklim yang dampak buruknya mesti diantisipasi.
Dalam hal ini, dia berharap Mahasiswa KKN Universitas Muria Kudus bisa memberi pemahaman pada masyarakat untuk melakukan aksi preventif, misalnya dengan tidak membakar sampah, mengelola sampah keluarga, dan menghemat air. (mzk)
Antisipasi Banjir Musim Penghujan, Pemkab Pati Normalisasi Lima Titik Sungai |
![]() |
---|
PBB Batal Naik, Pemkab Pati Urungkan Renovasi Alun-alun dan Masjid Agung Baitunnur |
![]() |
---|
Polisi Lakukan Pengamanan Berlapis Rapat Pansus Hak Angket DPRD Pati Hari Ini |
![]() |
---|
AMPB Tetap Bergerak Demonstrasi ke Gedung DPRD Pati, Meski Digerogoti Tuduhan Mantan Sekutu |
![]() |
---|
Damai Dengan Bupati Pati, Yayak Gundul Kini Serang Balik AMPB Soal Penggelapan Dana ke Polda Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.