Berita Banyumas
Mengenang Swalayan Moro Purwokerto, Ada yang Ketemu Jodoh Hingga Ditipu, Pulang Nangis di Angkot
Rencana tutupnya swalayan legend Moro Purwokerto ternyata membuat warga yang mempunyai kenangan khusus merasa sedih
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Rencana tutupnya swalayan legend Moro Purwokerto ternyata membuat warga yang mempunyai kenangan khusus merasa sedih.
Tempat belanja orang Banyumas dan sekitarnya ini memang begitu tersohor di masanya.
Moro menjadi pusat belanja terbesar yang menjadi rujukan warga dari berbagai kabupaten sekitar seperti Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap.
Bahkan ada yang berpendapat bila belum dikatakan pergi ke Purwokerto kalau belum mampir Moro.
Baca juga: Senjakala Swalayan Legend Moro Purwokerto, Ratusan Karyawan Terancam PHK
Baca juga: Diisukan Maju Pilgub Jateng, Bambang Pacul Bicara Soal Kesatria Jawa
Berdiri sejak tahun 1997an Moro nyatanya menjadi magnet yang luarbiasa bagi orang berbelanja.
Ada banyak cerita dan kenangan yang tertoreh bagi para warga atau pengunjung kala itu.
Salah satunya yang diungkapkan oleh Kezzie yang mendapatkan jodoh di Moro.
"Pertama kali ketemu jodoh di Moro Caffe, alhamdulillah sekarang sudah jadi suami," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (25/8/2023).
Cerita lain diungkapkan oleh Mery, bahwa dia mengaku pernah ditipu orang di Moro.
"Jadi dulu mau kenalan sama cowok pakai foto A eh taunya janjian ketemuan di Moro ternyata orangnya B, beda gitu lah orangnya, aku balik nangis di angkot," ujarnya.
Kemudian Rika Rahma juga merasa sangat kehilangan dengan Moro yang akan tutup.
"Belanja lebaran dan baju sudah pasti ke Moro, dan antrenya itu bisa panjang banget hampir satu jam saking ramenya," jelasnya.
Banyak para pengunjung yang terkesan dengan belanja di Moro yang murah, main di Timezone, hingga belanja pakaiannya yang saat itu sangat beragam.
Rata-rata generasi 80-90an pasti punya kenangan khusus di Moro.
Bahkan mereka sejak kecil hingga dewasa sudah biasa mampir di Moro untuk bermain dan belanja.
Sementara itu ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bamas Satria Perkasa (Moro) Purwokerto, Bambang mengatakan bahwa dirinya masih bekerja di Moro sampai dengan hari ini.
Akan tetapi dia tidak memungkiri bila bekerja di Moro masih kurang untuk memenuhi kehidupannya.
"Saya bekerja sambilan jualan bubur bayi untuk nafkah tambahan keluarga," katanya. (jti)
Api Lahap 3 Rumah dan 3 Kendaraan di Candinegara Banyumas, Korsleting Diduga Jadi Penyebab Kebakaran |
![]() |
---|
Ramai Dugaan Pungutan Laptop di SMPN 1 Gumelar Banyumas, Dindik dan Kepsek Angkat Bicara |
![]() |
---|
Mengemaskan Banyumas, Saat Sampah Disulap Jadi Tabungan Emas |
![]() |
---|
Atap Hanggar Rusak Parah, Pengelolaan Sampah di TPST Sumpiuh Banyumas Terganggu |
![]() |
---|
Sabu 9,17 Gram Disita: Dongkel Ditangkap di Stasiun Purwokerto, Polisi Buru Pemesan Berinisial HFZ |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.