Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Suami Bunuh Istri di Semarang

Jeritan Tangis Anak-anak Korban KDRT Sendangguwo Semarang Panggil Nama Ibu Berulang-ulang

Anak tersebut tidak menyadari bahwa ibunya telah dibunuh oleh sang ayah dalam kondisi mabuk karena minuman keras.

|
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
istimewa
Wali Kota Semarang mengunjungi keluarga korban KDRT di kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Senin (28/8). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang berhasil mengamankan Yuda Bagus Zakharia, pelaku dalam kasus suami yang melakukan kekerasan terhadap istrinya hingga berujung pada kematian tragis.

Yuda melampiaskan amarahnya dengan kejam pada istrinya, menyebabkan luka sayat dan memar yang berujung pada kematiannya.

"Iya, informasi terbaru adalah pelaku telah ditangkap," ujar Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, saat dihubungi oleh Tribun pada Senin (28/8/2023).

Baca juga: Polisi Tangkap Pria Pelaku KDRT Sendangguwo di Depan Swalayan Gaya Kedungmundu

Yuda sebelumnya dikenal sebagai sosok yang sering menimbulkan masalah. Pria yang memiliki tato ini ternyata sebelum mengakhiri nyawa istrinya mengonsumsi minuman keras jenis Kawa-kawa.

Tidak hanya itu, ia juga sempat terlibat pertikaian dengan tetangganya yang hampir berujung pada aksi membacok. Beruntung, tetangga berhasil melerainya.

"Kejadian itu terjadi semalam (Minggu, 27 Agustus) sekitar pukul 23.00. Pelaku berteriak di depan rumah. Terjadi kesalahpahaman dengan warga, lalu pelaku mengambil senjata tajam dan mengejar warga tersebut," ungkap Ketua RT 15 RW 2, Sendangguwo, Tembalang, yaitu Novri, pada Senin (28/8/2023).

Novri berhasil meredakan situasi dan memediasi kasus tersebut bersama warga lainnya. Namun, tidak hanya itu, Novri juga melaporkan kejadian ini ke Polsek Tembalang.

Di kantor polisi, tersangka diminta untuk menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi tindakannya yang mengerikan tersebut.

"Kami pulang menggunakan sepeda motor, tercium aroma minuman keras. Katanya, ia mengonsumsi Kawa-kawa dan tiba di rumah sekitar pukul 00.30," lanjutnya.

Namun, setibanya di rumah, amarah tersangka masih berkobar. Sayangnya, kali ini sasarannya adalah istrinya, Arisa Ariani (22), yang mengalami perlakuan kejam dari suaminya.

Arisa dianiaya dengan brutal oleh suaminya hingga mengalami luka dan memar di seluruh tubuhnya. Setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa ini bukanlah kali pertama tersangka melakukan tindakan penganiayaan semacam ini.

"Menurut informasi yang saya ketahui, yang terakhir kali terjadi pada malam tanggal 17 Agustus (16 Agustus), pelaku telah melakukan kekerasan terhadap korban. Namun, korban tidak ingin melapor," ungkap Novri.

Novri sebenarnya telah berusaha meyakinkan korban untuk melaporkan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ini kepada polisi. Namun, korban enggan melapor karena merasa takut dengan ancaman dari suaminya.

"Keduanya sering kali bertengkar, saya sudah mengusulkan agar korban melaporkan tindakan KDRT ini kepada polisi, namun korban enggan karena takut terhadap ancaman suaminya. Jika korban tidak melaporkan, saya juga tidak berani (melapor kepada polisi)," ungkap Novri.

Pada dini hari saat terjadinya tragedi pembunuhan tersebut, tersangka sempat memberi tahu orangtuanya bahwa istrinya pingsan. Kejadian ini terjadi di rumah orangtua tersangka.

Namun, setelah diperiksa oleh petugas medis, diketahui bahwa korban telah meninggal dunia.

Keluarga korban segera melaporkan kejadian ini kepada Ambulance Hebat dan dilanjutkan kepada pihak kepolisian.

"Berdasarkan rekaman dari kamera pengawas (CCTV), terlihat tersangka keluar dari rumah pada jam 03.18 dengan berjalan kaki," jelasnya.

Anak Korban KDRT Cari Ibu

Sebelumnya dilaporkan, Arisa Ariani (22), seorang warga Sendangguwo, Tembalang, Kota Semarang, telah mengalami nasib tragis setelah menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh suaminya hingga menyebabkan kematiannya.

Namun, nasib dua anak korban juga mengalami trauma akibat kehilangan ibu mereka. Bahkan, anak korban yang paling kecil masih mencari-cari ibunya. Mereka menyebut nama ibunya berulang-ulang.

Anak tersebut tidak menyadari bahwa ibunya telah dibunuh oleh sang ayah dalam kondisi mabuk karena minuman keras.

"Anak korban berjumlah dua orang yang masih sangat muda. Yang tertua berada di kelas 1 SD, sementara yang paling muda masih berada di tingkat TK. Mereka terlihat sangat trauma. Yang anak TK ini bahkan terus menangis dan mencari-cari ibunya," ucap Nani, seorang Pekerja Sosial Masyarakat di Kecamatan Tembalang, pada Senin (28/8/2023).

Sebelum meninggal, Arisa mengalami kekerasan yang sangat kejam oleh suaminya, Yuda Bagus Zakharia, yang bekerja sebagai pengrajin keris. Kejadian ini terjadi pada dini hari Senin (28/8/2023).

Wajah dan tubuh Arisa dipenuhi luka memar dan sayatan yang parah. Arisa dan Yuda adalah warga dari satu kampung yang sama. Setiap malam, Arisa tidur di rumah orangtua Yuda.

"Ketika terjadi penganiayaan, mertua laki-laki pelaku berada di rumah tetapi tidak berbuat apa-apa. Katanya takut dibunuh, padahal dalam keadaan sehat seharusnya ia dapat melakukan panggilan telepon, pesan melalui aplikasi pesan, atau meminta pertolongan kepada siapa pun ketika terdeng

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved