Jangan Lewatkan Fenomena Blue Moon 30-31 Agustus 2023 di Langit Indonesia
adan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengungkapkan tentang fenomena super blue moon yang akan mempercantik langit Indonesia.
TRIBUNJATENG.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengungkapkan tentang fenomena supermoon kedua yang akan mempercantik langit Indonesia. Fenomena ini dikenal juga dengan sebutan super blue moon.
Fenomena blue moon atau bulan biru ini dijadwalkan akan terjadi pada tanggal 30-31 Agustus 2023. Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emanuel Sungging, memberikan keterangan bahwa meskipun disebut sebagai blue moon, namun hal ini tidak berkaitan dengan perubahan warna Bulan menjadi biru.
Penamaan blue moon sebenarnya merupakan tradisi dari negara-negara Barat untuk menyebut Bulan purnama. "Blue moon itu bulan purnama, hanya saja penamaannya berasal dari tradisi Barat," ujarnya.
Baca juga: Terjadi Fenomena Bulan Biru Blue Moon Malam Ini, Terlihat di Wilayah Indonesia
Emanuel menegaskan bahwa istilah "biru" dalam blue moon lebih bersifat perumpamaan. Fenomena blue moon sendiri sebenarnya mengacu pada Bulan purnama yang terjadi ketika jarak Bulan dengan Bumi lebih dekat. Hal ini membuat Bulan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Masyarakat memiliki kesempatan untuk menyaksikan fenomena blue moon ini sepanjang malam. "Jadi (blue moon) bisa dilihat sepanjang malam mestinya. Kemudian untuk pengamatan bisa dilakukan seperti yang biasa dilakukan saat Bulan purnama," tambah Emanuel.
Saat fenomena super blue moon berlangsung, ukuran Bulan akan terlihat lebih besar sekitar tujuh persen dibandingkan dengan ukuran Bulan purnama biasa. Fenomena ini dapat diamati mulai pukul 18.00 hingga 06.00 berdasarkan waktu di masing-masing daerah di Indonesia.
Fenomena super blue moon di penghujung Agustus 2023 diharapkan akan memberikan pemandangan langka. Selain itu, dampak fenomena ini dapat mempengaruhi pasang-surut air laut dan memberikan pemandangan malam yang indah, terutama saat cuaca cerah.
Masyarakat dapat menyaksikan fenomena blue moon tanpa alat bantu, namun disarankan untuk melihatnya di tempat yang gelap. Penggunaan kamera, binokular, atau teleskop kecil juga bisa membantu melihat detail kawah-kawah di permukaan Bulan.
Agus Triono PJ dari Observatorium Bosscha, Bandung, menuturkan bahwa meskipun purnama bisa diamati dari mana saja selama cuaca cerah, namun pemandangan akan lebih optimal jika diamati dari lokasi yang gelap.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta
Pemkab Jepara Gandeng BRIN Untuk Kembangkan Potensi Padi Biosali dan Bahan Bakar Petasol |
![]() |
---|
Hasto Kristiyanto Kembali Jabat Sekjen PDIP, Inikah Alasan Megawati Soekarnoputri? |
![]() |
---|
USM Raih Penghargaan Universitas Mitra Terbaik dari BRIN Berkat Riset Berkelanjutan |
![]() |
---|
Tegal Peringkat 6 Kota Paling Maju di Jawa Tengah Versi BRIN, Ungguli Banyumas |
![]() |
---|
Brebes Peringkat 34 Kabupaten Paling Maju di Jawa Tengah Versi BRIN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.