Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kuliner dan Destinasi Wisata

15 Menit dari Alun-alun Kudus, Ada Aneka Sate Khas Jepang, Harga Cuma Rp 3 Ribu Per Tusuk

Devi Kasmia, pemudi asal Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota merintis usaha di bidang kuliner sate ala Jepang di Kabupaten Kudus.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Devi Kasmia menunjukkan sate Yakitori khas Jepang yang dirintisnya di Kabupaten Kudus, Senin (4/9/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Devi Kasmia, pemudi asal Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota merintis usaha di bidang kuliner sate ala Jepang di Kabupaten Kudus.

Perempuan yang kerap disapa Mia ini sudah setahun menekuni bidang kuliner sate-satean khas Negeri Matahari Terbit. 

Dia mengatakan, kesukaannya terhadap sate taichan menjadi motivasi bagi dia untuk membuka usaha bakaran sate. 

Apalagi, ia juga suka bereksperimen di bidang kuliner bakar-bakaran. 

Dara 24 tahun tersebut tergugah untuk memulai usaha aneka ragam sate khas Negeri Sakura. Karena dinilai masih jarang ditemukan di wilayah Kabupaten Kudus.

Usahanya dimulai dari kegiatan car free day (CFD) di wilayah Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.

Kala itu, dia hanya berjualan sepekan sekali, mengenalkan usaha barunya di semua kalangan masyarakat. 

Sesekali ikut serta dalam kegiatan festival kuliner, seperti Dandangan, bazar, dan beberapa kegiatan lainnya. 

"Mulai dari kegiatan tersebut, ternyata banyak juga yang suka. Bahkan pembeli pada nanya jualan menetap (toko) di mana," terangnya, Senin (4/9/2023).

Baca juga: Resep Sate Lilit dari Daging Kurban, Gampang Buatnya

Baca juga: Sate Ambal Pak Kasman, Kuliner Legendaris Kebumen

Baca juga: Mencicipi Sate Winong Kuliner Ikonik Purworejo Dengan Citarasa Autentik

Mia pun mulai memberanikan diri untuk membawa usahanya lebih maju.

Sebuah toko minimalis dibukanya di kawasan Jalan Ronggolawe, Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati dengan nama Torinyaa Yakitori Japannes Satay.

Jarak lokasi ini dari Alun-alun SImpang Tujuh Kudus sekitar 10 menitan. Lokasinya dari alun-alun mengarah selatan.   

Dari tempat usaha tersebut, Mia mulai membangun usahanya di bidang sate Yakitori.

Terdapat beragam jenis sate-satean yang dijual Mia dibantu oleh beberapa karyawan. 

Di antaranya, fish tofu, kawa (kulit ayam), tamagoyaki (telur jepang), maki (beef slice), beef sausage (sosis), chicken karaage (daging ayam balut tepung), tsukune (daging ayam giling), tsukune cheese (daging ayam giling + keju).

Lalu ada juga negima (daging ayam + daun bawang), cheese fish ball, Shiro (usus ayam), Enoki (beef + jamur), saikoro (beef), dan fish ball.

Masing-masing jenis sate dibanderol mulai dari Rp 3.000 per tusuk. 

Dia juga menyiapkan menu paket spesial, seperti paket bento I Rp 15.000, bento II Rp 20.000, bento III Rp 25.000, platter I Rp 30.000, platter II Rp 20.000, dan platter III Rp 15.000.

"Kami buka setiap Senin-Sabtu pukul 12.00-21.00 WIB. Kalau Minggu kami gunakan untuk istirahat," kata dia. 

Mia menyebut, menu paling legend adalah Nagima. Yaitu sate daging ayam yang dilengkapi dengan taburan daun bawang. 

Selain itu, dia juga menyiapkan promo khusus diskon 50 persen bagi masyarakat periode pembelian 4-6 September 2023. Termasuk sate bakso, sosis, seefood dengan bumbu khas Jepang dan menu bakaran lainnya. 
 
"Saya racik sendiri bumbu khas Jepang disesuaikan dengan lidah masyarakat Kudus. Kurang lebih butuh waktu 1 bulan untuk menemukan saus khas dengan cita rasa asin manis yang disukai kebanyakan masyarakat Kudus dan sekitarnya," ucapnya.

Dia berharap, usahanya bisa diterima di semua kalangan masyarakat, sehingga bisa maju dan berkembang lebih besar lagi. (Sam)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved