Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kyai Cabuli Santriwati di Semarang

Uang BMT Ditilep Pimpinan Ponpes di Semarang, Slamet Merugi Hingga Rp 130 Juta

Warga Tandang Kecamatan Tembalang ini mengalami kerugian hingga Rp 100 juta akibat investasi di lembaga keuangan BMT Khasanah yang dikelola Muh Anwar.

|
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
Slamet Prihatin (baju biru) tertipu dengan pimpinan pondok pesantren di Kota Semarang. Ia kehilangan uang Rp 130 juta akibat investasi di BMT dan pembayaran uang sekolah anaknya ditilep oleh sang kiai, di kantor AJI Semarang, Rabu (6/9/2023). 

"Ternyata ketika saya utang bank pakai sertifikat rumah saya sendiri, dia ingkar janji," jelasnya.

Selepas itu, hubungannya dengan Anwar renggang.

Ia bahkan dituduh memfitnahnya atas kejadian tersebut.

"Saya bilang misal saya fitnah ayo buktikan, dia malah blokir nomor saya terus lari ke luar kota," terangnya.

Ia pun lantas melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Semarang setahun lalu.

"Sempat dibuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tapi tidak ada perkembangan," katanya.

Ia menyebut, tidak tahu menahu jumlah dan nominal kerugian korban lainnya.

Sebab, Anwar cukup jeli yakni setiap antar jemaah selalu dipisah ketika bertemu membahas BMT.

"Tentunya banyak karena jamaahnya saja sampai sekira 100 orang," terangnya.

Ia kepincut dengan Anwar bermula saat mendapatkan musibah terkena PHK saat bekerja sebagai sales pada 1998.

Ia kemudian dikenalkan dengan Anwar oleh adiknya.

Kala itu, ia mengajaknya untuk mengaji.

Perkumpulan pengajian lalu berkembang menjadi pondok pesantren dan lembaga keuangan Baitul mal wat tamwi (BMT).

"Kami sebagai jamaah tidak curiga, kami akui tak pakai logika tetapi perasaan dan rasa kepercayaan."

"Makanya ketika dia minta uang atau apa seperti uang untuk bangun pondok ya kami berikan," tuturnya.

Slamet Prihatin (baju biru) tertipu dengan pimpinan pondok pesantren di Kota Semarang. Ia kehilangan uang Rp 130 juta akibat investasi di BMT dan pembayaran uang sekolah anaknya ditilep oleh sang kiai, di kantor AJI Semarang, Rabu (6/9/2023).
Slamet Prihatin (baju biru) tertipu dengan pimpinan pondok pesantren di Kota Semarang. Ia kehilangan uang Rp 130 juta akibat investasi di BMT dan pembayaran uang sekolah anaknya ditilep oleh sang kiai, di kantor AJI Semarang, Rabu (6/9/2023). (TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO)
Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved