Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kenaikan Harga Beras

Kebijakan Unik Wali Kota Madiun Minta Warga Tak Gelar Prasmanan saat Hajatan Karena Beras Mahal

Wali Kota Madiun Maidi memiliki imbauan unik menghadapi melonjaknya harga beras saat ini.

Editor: rival al manaf
Tribunbanyumas.com/Pingky Setiyo Anggraeni
Harga beras di Pasar Majenang saat ini tembus diangka Rp13 ribu per kilogramnya, Senin (4/9). . 

TRIUNJATENG.COM - Wali Kota Madiun Maidi memiliki imbauan unik menghadapi melonjaknya harga beras saat ini.

Ia mengimbau warganya yang menggelar acara hajatan tak menyajikan santap makan dengan sistem prasmanan. P

emilik hajatan dapat menerapkan sistem makanan berupa nasi kotak yang dapat dibawa pulang.

Baca juga: Jokowi Pastikan Stok Beras Aman: Tidak Usah Khawatir

Baca juga: Bantuan Pangan Beras Jawa Tengah Mulai Digelontorkan, Diharapkan Tekan Inflasi

Baca juga: Harga Beras di Ungaran Terus Naik, Pedagang: Rp 13 Ribu per Kg

Menurut Maidi, penerapan makan dengan nasi kotak pada hajatan diperlukan agar warga menghemat penggunaan beras.

Terlebih saat ini harga beras terus mengalami kenaikan.

“Di Madiun kalau orang mantu (hajatan) saya minta untuk tidak prasmanan."

"Harus pakai boks. Kenapa pakai kotak makan agar bisa dibawa pulang untuk dimakan se-rumah. Jadi hemat. Sehingga beras yang sudah jadi nasi dan lauk tidak dibuang,” kata Maidi, Senin (11/9/2023).

Maidi mengatakan pada sistem prasmanan biasanya akan banyak makanan sisa yang terbuang.

“Kalau prasmanan yang dibuang sekian banyak,” tutur Maidi.

Apabila pemilik hajatan adalah orang kaya, Maidi meminta agar kotak nasi yang dibawa pulang berukuran jumbo.

Kotak berisi makanan yang berukuran jumbo akan dapat disantap seluruh keluarga di rumah.

“Kalau orang kaya silakan buat kotak nasi yang besar sehingga bisa dibawa pulang dan dimakan satu rumah. Ini lebih hemat,” jelas Maidi.

Mantan Sekda Kota Madiun ini menyampaikan permohonan maaf kepada warga bila memberlakukan kembali penerapan hidangan untuk dibawa pulang seperti saat pandemi Covid-19.

Hal itu dilakukan lantaran kondisi harga pangan yang mahal dalam dua bulan terakhir.

“Saya mohon maaf mulai kami berlakukan dengan kondisi pangan yang mahal. Coba bayangkan kita mau panen beras saya butuh waktu tiga bulan lebih."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved