Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jawa Tengah

Kemenko PM Beri Pelatihan Ratusan Pelaku UMKM di Jateng

UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional, menyumbang 60% terhadap PDB dan menyerap 97% lapangan kerja.

Penulis: Val | Editor: rival al manaf
Istimewa
PELATIHAN UMKM - Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM)  membuka pelatihan Berdaya Finansial untuk pelaku usaha Mikro 

TRIBUNJATENG.COM –  UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional, menyumbang 60 persen terhadap PDB dan menyerap 97 % lapangan kerja.

Di Jawa Tengah, Kabupaten Kebumen menempati posisi ketiga dengan jumlah usaha mikro terbanyak.

Meski potensinya besar, akses terhadap pembiayaan masih menjadi tantangan utama.

Data OJK per Februari 2025 menunjukkan rasio kredit macet (NPL) UMKM mencapai 4,15 % , lebih tinggi dibandingkan non-UMKM sebesar 1,76 % .

Baca juga: Tantangan Unik Uji Kompetensi Peserta BLK Kota Pekalongan: Merias Wajah Lansia

Baca juga: Letkol Garry Tutup TMMD : Pembangunan Jalan Domiyang Selesai 100 Persen

Untuk menurunkan angka tersebut Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM)  membuka pelatihan Berdaya Finansial untuk pelaku usaha Mikro di Pendopo Kabumian, Kebumen pada Kamis (6/11/2025). 

Kegiatan yang dihadiri lebih dari 200 pelaku usaha mikro ini menjadi bagian dari langkah strategis pemerintah dalam mentransformasi pendekatan pembangunan ekonomi nasional, dari sekadar bantuan sosial menuju pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.

Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kebumen, INAmikro, dan mitra strategis lainnya, Kemenko PM menghadirkan pelatihan yang berfokus pada peningkatan kapasitas, literasi keuangan, dan pemanfaatan teknologi digital bagi pelaku UMKM.

Leontinus Alpha Edison, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, menegaskan bahwa Berdaya Finansial merupakan implementasi nyata dari visi baru Presiden untuk mengubah paradigma pembangunan masyarakat.

“Sebelumnya, pengentasan kemiskinan selalu dipandang dari sudut sosial, maka istilah nya adalah bantuan pemerintah atau bantuan sosial.

Kini orientasinya berubah: dari ‘memberi’ menjadi ‘memberdayakan’. Melalui program Perintis Berdaya, kami membangun ekosistem yang konkret dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, agar masyarakat bisa belajar langsung dari mentor yang hebat, berjejaring, dan mendapat pendampingan berkelanjutan hingga mandiri,” jelas Leon.

Ia menambahkan, program ini tidak berhenti pada pelatihan dua hari, melainkan akan berlanjut dalam program inkubasi 13 minggu.

“Kami ingin UMKM punya akses terhadap teknologi produksi, pembiayaan yang inklusif, pemasaran omnichannel yaitu memadukan online dan offline, hingga go global dengan produk yang memiliki HAKI dan berstandar dunia.

Harapannya, para pelaku usaha bisa lebih konsisten, tahu apa yang mereka jual, tahu bagaimana mempromosikannya, dan menghasilkan produk berkualitas dunia,” tambahnya. Kemenko PM juga mengapresiasi para mitra yang terlibat. 

Di tempat yang sama, ​Debbie Sianturi, Founder INAmikro, yang menjadi mitra utama dalam program pelatihan dan pendampingan berkelanjutan ini, menyambut baik kolaborasi tersebut.

“Melalui kegiatan ini kita belajar bersama, membangun jejaring, dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku UMKM. Ketika produk dan jasa UMKM menjadi unggulan, penghasilan akan meningkat. Kita tidak bisa bergerak sendiri, pendampingan yang intensif dan berkelanjutan adalah kunci,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved