Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mengenal Lebih Dalam Pengantin Semarangan, Ada Perpaduan Budaya Arab, Melayu, Cina dan Jawa

Anggunnya pengantin Semarangan datampilkan dalam Pameran Wastra Nusantara dan Fungky Kebaya di Kota Lama

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Iring-Iringan Manten Semarangan, di Kota Lama Semarang, Kamis (14/9/2023) lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Anggunnya pengantin Semarangan datampilkan dalam Pameran Wastra Nusantara dan Fungky Kebaya di Kota Lama Semarang mulai 14 - 17 September 2023. Pameran ini digelar untuk memeriahkan Festival Kota Lama Semarang. 

 

Iring-iringan manten Semarangan dari 
Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati Kota Semarang turut diikuti oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Perancang Busana, Samuel Watimena. Diiringi rebana, manten Semarangan menuju Gedung Oudetrap. 


Manten Semarang dikenal dengan nama encik untuk mempelai wanita dan totok kaji untuk mempelai pria. Manten Semarangan memiliki ciri khas yang unik. Kebaya hingga rias yang ditampilkan merupakan perpaduan budaya Jawa, Melayu, Cina, dan Arab. Ada samurai, endog remek, sejumlah perhiasan yang dikenakan, hingga pilis berbentuk Allah. 


Wakil Ketua DPC Harpi Melati Kota Semarang, Yosi Rahman mengatakan, manten Semarangan mengandung unsur berbagai macam budaya meliputi Cina, Melayu, Arab, dan Jawa. Dari segi busana, baju pengantin berkerah shanghai yang menunjukan budaya Cina. Baju kebaya berwarna hitam menunjukan budaya Jawa. 


Sedangkan, sarung yang dipakai sang pengantin merupakan sarung Palembang. Konon cerita, daerah Semarang pesisir, banyak pedagang yang datang.


"Kami mengambil songket dari Palembang," ucap Yosi, usai Iring-Iringan Manten Semarangan, di Kota Lama Semarang, Kamis (14/9/2023) lalu. 


Selanjutnya, pengantin menggunakan perhiasan berupa cincin, gelang, dan kalung. Yosi menjelaskan, perhiasan ini melambangkan Semarang dahulu kala terkenal dengan banyak saudagar kaya. 


Dari segi rias wajah, menurutnya, saat ini sudah mengikuti perkembangan zaman. Namun, dulu kala, rias wajah dominasi menggunakan warna merah bata. 


Hal yang menonjol dari pengantin Semarangan adalah samurai yang dibawa pengantin pria. Itu merupakan budaya cina. Kemudian, adanya endog remek di riasan pengantin wanita. 


Yosi menjelaskan, endog remek merupakan telur yang melambangkan kesuburan atau pembuahan. Endog remek ini terbuat dari bunga cempaka kuning ditusuk melati putih. 


Adapun pilis pengantin wanita menunjukan simbol Allah yang memiliki arti keesaan. Mentul besar yang digunakan pengantin wanita ada lima yang melambangkan salat lima waktu. Sementara, mentul kecil sebanyak 17 yang mengartikan jumlah rakaat dalam salat lima waktu. 


"Kalau pengantin pria ada satu mentul yang menunjukan keesaan Allah," tambahnya. 


Mempelai juga menggunakan sarung tangan dan sarung kaki. Dalam adat Arab, kata dia, ini menandakan penutupan aurat. 


Selanjutnya, iring-iringan pengantin, wankta dibawa ke tempar pelamknan menggunakan tandu. Diiringi demgan membawa dua kembang manggar, serta ditemani denok - kenang dan orang tua mempelai. Pengantin pria menggunakan kuda. Di bawa ke tempat pelaminan bertemu pengantin wanita dan berjabat tangan. 


"Pengantin pria dan wanita kemudian sungkem ke orang tua, tapi bukan seperyi orang Jawa. Sungkem hanya salam taklim," jelasnya. 


Yosi menyampaikan, adat pengantin Semarang hingga kini masih digunakan saat pesta pernikahan. Dengan iring-iringan kali ini, pihaknya menyosialisasikan kepada masyarakat agar adat ini terus dilestarikan.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved