Berita Slawi
UPDATE Kecelakaan Bus di Guci : KNKT Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus Pariwisata di Guci Tegal
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelenggarakan Media Rilis hasil investigasi kecelakaan tunggal mobil bus pariwisata yang jatuh
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelenggarakan Media Rilis hasil investigasi kecelakaan tunggal mobil bus pariwisata yang jatuh ke sungai di Kawasan Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Minggu 7 Mei 2023 lalu.
Adapun pelaksanaan Media Rilis tersebut bertempat di Aula Puspita, Kampus l Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan, Kota Tegal, Rabu (4/10/2023).
Turut hadir pada kesempatan itu, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono (Suryanto Cahyono), Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, Direktur Kampus l Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan I Made Swastika.
Ada juga peserta yang hadir dari regulator, operator, dan stakeholder terkait sebanyak 26 unit kerja, 25 rekan media, dan ada juga yang melalui zoom meeting.
Pada kesempatan itu, Soerjanto Tjahjono menerangkan, pihaknya telah menyelesaikan laporan final investigasi kasus kecelakaan yang dialami oleh mobil bus pariwisata dengan nomor polisi B-7260-CGA.
Seperti yang diketahui, kecelakaan tunggal bus pariwisata tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia dua orang, luka berat dua orang dan luka ringan 31 orang.
Kecelakaan tersebut menarik perhatian besar masyarakat setelah rekaman detik-detik kejadian tersebar luas di media sosial.
Secara singkat, diterangkan kembali kronologi kejadian bermula pada Sabtu (6/5/2023) pukul 09.00 WIB, Mobil Bus Pariwisata B 7260 CGA membawa rombongan wisata religi dari tangerang Selatan sebanyak 50 orang.
Rute wisata mulai dari Tangerang Selatan, Cirebon, Pemalang, Guci Kabupaten Tegal, Pekalongan, dan Tangerang Selatan.
Mobil bus yang dioperasikan oleh PT Mitra Duta Sejati itu tiba dan bermalam di Guci Tegal pada pukul 21.00 WIB.
Sesampainya di Wisata Guci, para penumpang turun di dekat penginapan, lalu pengemudi mengendarai mobil bus ke tempat parkir tambahan dikarenakan tempat parkir Guci sudah penuh.
Pengemudi memarkirkan mobil bus dengan dipandu oleh juru parkir kemudian menarik ruas rem parkir dan mematikan mesin mobil bus.
Pembantu pengemudi memasang ganjal roda di roda depan kiri dan roda belakang kiri.

Setelah itu, pengemudi beristirahat di bagasi mobil bus, sedangkan pembantu pengemudi beristirahat di kursi penumpang mobil bus.
Kemudian Minggu (7/5/2023) sekitar pukul 07.30 WIB keesokannya, pengemudi terbangun karena penumpang mulai naik ke dalam bus.
Pembantu pengemudi menyalakan mesin mobil bus dan pendingin ruangan (AC), kemudian turun untuk membantu memasukan barang bawaan penumpang ke bagasi.
Penumpang satu per satu masuk ke dalam mobil bus hingga berjumlah 35 orang.
Saat pengemudi sedang berkoordinasi dengan panitia di luar bagian belakang bus, tiba-tiba bus bergerak dan meluncur ke arah jalan turunan.
Pembantu pengemudi berteriak dan mengejar bus, tapi bus terus melaju menabrak lereng sebelah kanan dan berkurang kecepatannya.
Namun bus tetap bergerak di jalan menurun dan menabrak lereng lagi, bus terus bergerak mendekati tepi jurang di sebelah kiri, menabrak warung, lalu terguling sebanyak tiga kali dan jatuh ke jurang Sungai Guci.
"Sesuai hasil investigasi, bisa kami katakan bus dalam kondisi layak dan sudah kami buktikan secara teknis khususnya rem parkir dalam kondisi layak.
Tapi pada saat kejadian, sopir memang berada di luar bus dan dalam kondisi mesin hidup. Kenapa bus bisa meluncur, karena kondisi tanah labil, ganjal bannya ambles, posisi parkir menurun sehingga terjadi perubahan dari posisi statis ke posisi dinamis.
Dimana rem parkir itu tidak diperuntukkan untuk memberhentikan bus, tapi menjaga bus supaya tidak jalan. Tapi karena kondisi tanahnya labil, ambles, terjadilah bus terjun ke sungai," terang Soerjanto Tjahjono, pada Tribunjateng.com.
Melihat hasil investigasi tersebut, maka Soerjanto Tjahjono, mengimbau kepada pengelola wisata agar lain kali menyediakan tempat parkir yang memang layak, aman, dan kontur tidak menurun (turunan), karena hal itu bisa menimbulkan bahaya.
Secara tegas, Soerjanto Tjahjono menyebut bahwa tempat parkir yang digunakan bus pariwisata tersebut tidak memenuhi persyaratan keamanan.
Kemudian menjawab pertanyaan terkait isu yang sempat santer di tengah masyarakat, yakni adanya anak kecil yang memainkan handbrake, Soerjanto Tjahjono menegaskan tidak ada.
Hal itu sesuai hasil investigasi KNKT dan laporan dari kepolisian yang mengatakan tidak ada anak kecil di dalam bus yang memainkan handbrake.
"Seusai hasil investigasi dan diperkuat lagi dengan laporan dari kepolisian, dinyatakan tidak ada anak kecil yang memainkan rem atau sebagainya," tegasnya.
Sementara itu, Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, menerangkan dari hasil investigasi dan analisis dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berkontribusi pada kejadian kecelakaan bus pariwisata tersebut,
yaitu bus parkir di tempat dengan posisi kemiringan kritis dan tanah yang tidak stabil, dengan hanya mengandalkan sistem rem parkir untuk mempertahankan posisi dan dua buah ganjal roda di roda depan dan belakang.
Penambahan jumlah barang dan penumpang diatas bus sekitar 2,8 ton, hal ini menyebabkan ketahanan rem parkir mobil bus berubah dari statis menjadi dinamis.
Karakteristik rem parkir harusnya dipahami oleh operator mobil bus, sehingga perilaku dan kebiasaan pengemudi khususnya saat menyalakan mesin agar berada di ruang kemudi.
Berdasarkan temuan-temuan di lapangan yang sudah diolah, lanjut Wildan, KNKT juga memberikan saran prosedur parkir dan persiapan keberangkatan bus apabila bus terpaksa harus diparkirkan di jalan menurun atau menanjak.
Dalam prosedur tersebut pengemudi harus mencari tanah yang padat, parkir kendaraan pada posisi yang benar, aktifkan rem parkir, pastikan tabung angin terisi penuh, matikan mesin, masukkan ke gigi mundur (Return), dan pasang ganjal roda minimal di roda yang bebas.
Ketika akan berangkat kembali, saat menghidupkan mesin, kembalikan posisi ke gigi netral, hidupkan mesin dan jangan tinggalkan kendaraan dalam keadaan mesin hidup dan dalam posisi berada di lereng.
Pengemudi juga tidak diperbolehkan meninggalkan kendaraan untuk menjaga ruang kabin pengemudi tetap steril dan pengemudi sudah siap dengan rem utama.
"Ada beberapa rekomendasi yang kami sampaikan, seperti mengatur tempat peristirahatan bagi pengemudi, dan memberikan edukasi kepada pengemudi bus, truk atau lainnya agar memahami sistem rem.
Selain itu, juga rekomendasi kepada Kemenparekraf agar tidak hanya fokus mengembangkan destinasi wisata saja, tapi juga harus memperhatikan keselamatan mulai tempat parkir, tempat istirahat pengemudi, dan lain-lain," ungkap Wildan.
Agar kecelakaan dengan penyebab yang sama dapat terhindar di kemudian hari, Wildan memberikan dua rekomendasi yang ditujukan kepada Kementerian Perhubungan RI, dua rekomendasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain itu, juga tiga rekomendasi kepada Korps Lalu Lintas Kepolisian RI, dan satu rekomendasi kepada Organisasi Angkutan Darat (Organda), Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), dan Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo).
"Tidak kalah penting, kami juga memberikan rekomendasi kepada Organda, Aptrindo, dan Kamselindo agar mereka lebih meningkatkan kemampuan atau potensi para pengemudi nya untuk lebih memahami sistem rem, maupun teknologi pengereman bus dan truk yang dioperasikan. Sehingga kecelakaan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, tidak terulang lagi di kemudian hari," pungkasnya. (dta)
Baca juga: BREAKING NEWS : Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Kamar Mandi Terminal Mangkang
Baca juga: Viral! Sopir Truk di Jambi Melarang Anaknya Jadi Polisi, Ini Alasannya
Baca juga: 5 Instansi Ramai Pelamar CPNS 2023, Kemenkumham Tembus 42 Ribu Pendaftar
Baca juga: Puisi Akulah Si Telaga Sapardi Djoko Damono
Korban Kecelakaan Bus di Guci
bus guci tegal
sopir bus kecelakaan di guci
penyebab kecelakaan di guci
Korban Tewas Kecelakaan di Guci
Kecelakaan Bus di Guci Tegal
Bupati Ischak Resmikan Pondok Pesantren Lirboyo Cabang Tegal, Ini Harapannya |
![]() |
---|
RAPPPIA Kabupaten Tegal Gelar Jambore Anak Selama Dua Hari, Berharap Bisa Jadi Agenda Rutin Tahunan |
![]() |
---|
Ingin Lapor Aktivitas Mencurigakan Terkait Rokok Ilegal Catat Kontak Bea Cukai Tegal Berikut |
![]() |
---|
Diskominfo Kabupaten Tegal & Bea Cukai Ajak Influencer dan Youtuber Sosialisasi Bahaya Rokok Ilegal |
![]() |
---|
Filosofi Luhur di Balik Larung Kepala Kerbau: Menghormati Kehidupan Lain di Waduk Cacaban Tegal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.