Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Pelaku Perundungan Siswi SMP Sragen Dinyatakan Sudah Drop Out: Mohon maaf, dari keluarga broken home

Pelaku perundungan siswi SMP di Sragen dinyatakan sudah keluar sekolah alias drop out dan berasal dari keluarga broken home.

istimewa
Seorang siswi kelas 3 SMP di Kabupaten Sragen, yang kita sebut sebagai S, menjadi korban perundungan oleh seorang pelajar di Sambungmacan, Sragen, yang dikenal dengan inisial A. 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Baru-baru ini tersebar video dugaan bullying pelajar di Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen di media sosial.

Dalam video tersebut terdapat remaja perempuan melakukan aksi bully terhadap seorang pelajar lainnya.

Bullying itu dilakukan di sebuah jembatan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Sambungmacan, Sragen.

Baca juga: Sekolah Blak-blakan Ceritakan Duduk Perkara Perundungan Siswi SMP Sragen

Terduga pelaku nampak melakukan aksi pemukulan, tendangan hingga menjambak korban.

Korban diketahui seorang SMP di Kecamatan Gondang. Terduga pelaku dan korban juga merupakan warga Gondang.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP tempat korban belajar, Teguh Hartadi membenarkan kejadian tersebut. Teguh mengatakan korban siswa kelas IX.

"Ada sebuah video viral, dimana video tersebut sudah tersebar ke masyarakat. Saya memberi penjelasan ke polsek dan komite, korban memang memang anak saya, S," kata Teguh.

Sementara untuk terduga pelaku, Teguh mengatakan berinisial, A. Ia mengaku pihaknya sudah mengeluarkan siswi tersebut dimana surat pernyataan keluar dari sekolah telah ada.

"Yang membully anak saya tapi sudah DO (drop out), tidak sekolah disini. Namanya A, surat keluarnya sudah ada, surat pernyataan keluar dari sekolah ini sudah ada," imbuhnya.

Teguh mengatakan telah menanyakan peristiwa tersebut ke korban. Bullying itu telah dilakukan pada Agustus 2023 lalu.

Ia mengatakan terduga pelaku telah melakukan hal seperti itu sebanyak tiga kali. Dua kali di Gawan, Tanon satu kali di Jembatan Pajang perbatasan Jateng dengan Jatim.

"Dia (terduga pelaku) itu tiga kali melakukan seperti itu sama si, A. Dua kali di Gawan. Satu kali di Jepang, Jembatan Pajang, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur," terangnya.

Saat ditanyai benang merahnya, korban mengaku terduga pelaku merasa ditantang dengan lirikan, korban saat melintas.

Selain itu, terduga pelaku juga berniat ingin meminjam uang terhadap, S. Namun korban hanya memiliki uang Rp 10 ribu.

"Gara-garanya katanya saat S lewat itu melirik dikira nantang. Kedua, katanya si A mau meminjam uang, namun anak saya, tidak punya uang adanya Rp 10 ribu," terangnya.

Meski hanya memiliki uang Rp 10 ribu, S memberikan uang tersebut karena diancam oleh si A dan temannya.

Teguh mengatakan si, A sejak dulu memang bermasalah. A tidak pernah masuk sekolah, guru BK juga telah mendatangi, A ke rumah.

Pihak sekolah juga telah menegur memberikan pendekatan hingga merayu, A agar masuk sekolah namun, A tetap tidak mau.

"Mohon maaf, A dari keluarga broken home. Sudah DO, dalam arti ada surat pernyataan pengunduran dirinya, bermeterai. DO sejak kelas 8 semester 1 itu keluar, mengundurkan diri," terangnya.

Terkait mediasi atas kejadian Bullying itu, Teguh mengaku hanya sebatas melakukan pendekatan terhadap, S. (uti)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved