Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Mah Ngantuk, Capek, Kata Terakhir Bocah yang Dibunuh Ibu Kandung, Dianiaya lalu Dibuang ke Sungai

Saat ditemukan, kondisi jasad korban sangat memprihatinkan, tangan terikat ke belakang dan kepala penuh luka

Editor: muslimah
Tribun Jabar/ Ahya Nurdin
INAFIS Polda Jabar sedang melakukan olah TKP di Rumah Kakek Rauf di Dusun Parigi 2 Desa Parigimulya Kecamatan Cipunagara Subang 

TRIBUNJATENG.COM, SUBANG - Kasus anak kandung dibunuh ibunya terjadi di Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Ibu tersebut berinisial N (43) dan anak kandungnya M Rouf (13).

Pelaku melakukan perbuatannya dengan cara yang biadab.

Ia bahkan membuah Rouf yang saat itu masih hidup namun sudah tak berdaya di saluran irigasi.

Baca juga: Saat Residivis Beraksi Lagi di Purbalingga, Rusak Gembok dan Curi Bawang hingga Beras

Baca juga: Hasil Otopsi Wanita yang Tewas Dianiaya Anak Anggota DPR RI, Ada Luka Serius di Tubuh Korban

Tak sendiri, N dalam melakukan pembunuhan terhadap anak kandungnya dibantu kakek dan paman korban berinisial W (70) serta S (24).

Kasus ibu bunuh anak kandung tersebut viral setelah jasad korban temukan di saluran irigasi, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Rabu (4/10/2023).

Saat ditemukan, kondisi jasad korban sangat memprihatinkan, tangan terikat ke belakang dan kepala penuh luka.

Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar mengatakan, M Rouf dianiaya di dalam rumah pada Selasa (3/10/2023) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Ibu kandung korban, kata Kapolres, lalu membawa tubuh M Rouf untuk diantar ke rumah mantan suaminya atau ayah korban di wilayah Kecamatan Bongas, Indramayu.

Saat itu N membawa M Rouf dengan meminjam sepeda motor milik tetangganya.

"N mengakui, dalam perjalanan itu, korban saat itu masih hidup," ujar Kapolres, yang didampingi Waka Polres Indramayu Kompol Kompol Hamzah Badaru, kepada Tribuncirebon.com. saat konferensi pers di Mapolres Indramayu, Jumat (6/10/2023).

Di malam mencekam itu, korban dibawa di depan dengan keadaan berlumur darah, sementara ibunya N mengemudikan sepeda motor.

Fahri menceritakan, menurut keterangan N, dalam perjalanan itu korban masih bisa berbicara walau tubuhnya penuh luka setelah dianiaya.

Kata-kata terakhir yang diucapkan korban, kata Fahri, ialah, "Mah sakit Mah, Mah saya ngantuk Mah, capek Mah."

Namun, kata-kata itu tidak digubris pelaku.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved