Berita Internasional
Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Tak Mampu Lagi Tampung Jenazah dan Korban Luka
Tak hanya itu, kondisi kamar jenazah yang ada di rumah sakit itu juga dikatakan Henry sudah tak mampu menampung banyaknya korban yang berjatuhan
TRIBUNJATENG.COM, GAZA - Rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, overload korban yang datang akibat perang.
Kamar jenazah juga tak punya ruang kosong lagi.
Untungnya, rumah sakit ini didesain bisa bertahan beropersi hingga empat bulan meski tanpa suplai obat.

Baca juga: Mahasiswa Unnes Jatuh dari Lantai 4 Mall Paragon Semarang, Kampus Bantu Urus Kepulangan Jenazah
PRESIDIUM MER-C, Faried Thalib memastikan bahwa rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina dapat bertahan selama 3 sampai 4 bulan ke depan meski tak mendapat suplai obat-obatan akibat dampak Konflik Palestina Israel.
Terkait hal ini dijelaskan Faried, pasalnya sejak awal dibangun rumah sakit tersebut didesain tetap bisa beroperasi di situasi konflik meski tak mendapatkan suplai keperluan medis.
"Rumah sakit ini memang didesain sejak awal untuk bisa tetap beroperasi walaupun tidak ada suplai," kata Faried saat konferensi pers, Selasa (10/10).
Selain itu lanjut Faried, di dalam bagian rumah sakit itu juga terdapat basement yang menyimpan deposit keperluan medis hingga obat-obatan serta dus unit genset untuk kondisi tertentu.
Oleh sebabnya dirinya pun berharap persediaan itu dapat mencukupi kebutuhan rumah sakit selama situasi konflik di Gaza masih terjadi.
"Desain rumah sakit ini bisa bekerja 3 sampai 4 bulan ke depan karena memang beberapa deposit kebutuhan rumah sakit sudah ada di basement," ujarnya.
"Harapan kita memang sudah tersimpan di situ dan InshaAllah rumah sakit bisa tetap operasional," sambungnya.
Presidium MER-C Henry Hidayatullah mengatakan, kendati masih bisa bertahan, ia menuturkan bahwa rumah sakit itu tetap memerlukan bantuan dari pihak luar.
Pasalnya jika melihat kondisi yang terjadi saat ini, bukan tidak mungkin jumlah korban yang berjatuhan akibat perang bisa terus bertambah.
"Gambarannya adalah dalam kondisi normal situasi yang terblokade saja kondisi dimana kebutuhannya sulit apalagi dalam eskalasi seperti ini," ujarnya.

Tak hanya itu, kondisi kamar jenazah yang ada di rumah sakit itu juga dikatakan Henry sudah tak mampu menampung banyaknya korban yang berjatuhan.
"Demikian pula korban luka, sehingga perlu ada tambahan resource atau SDM SDM (Sumber Daya Manusia)," ujarnya.
Serangan Geng Tewaskan 50 Orang di Haiti, Mayat-Mayat Dibiarkan Tergeletak hingga Dimakan Anjing |
![]() |
---|
Kasus Pemerkosaan Berantai di Arizona Akhirnya Terungkap Setelah 30 Tahun |
![]() |
---|
Inilah Sosok Diella, "Menteri" AI Pertama di Dunia yang Bertugas Mengawasi Korupsi Kabinet |
![]() |
---|
Pidato Berapi-api Anak SMA Ini Disebut sebagai Pemicu Demo Nepal |
![]() |
---|
Korban Tewas Kerusuhan di Nepal Bertambah Jadi 51 Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.