Harga Cabai Rawit Merah di Ungaran Kabupaten Semarang Semakin Pedas
Harga cabai di Kabupaten Semarang, khususnya di wilayah Ungaran terpantau mengalami kenaikan drastis.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Harga cabai di Kabupaten Semarang, khususnya di wilayah Ungaran terpantau mengalami kenaikan drastis.
Kenaikan harga terjadi secara bertahap hingga kini tembus pada angka Rp 80 ribu per kilogram untuk cabai rawit merah.
Berdasarkan penelusuran di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat pada Senin (30/10/2023), harga tertinggi untuk jenis cabai yakni rawit merah.
“Rawit merah kisarannya Rp 78 ribu sampai Rp 80 ribu (per kilogram), yang keriting merah Rp 65 ribu sampai Rp 70 ribu (per kilogram),” kata Arif (36), seorang pedagang sayuran dan cabai di pasar tersebut.
Sementara itu, dari data Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian & Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang, harga cabai rawit merah per Senin mencapai Rp 81.667 per kilogram.
Harga tersebut naik Rp 10 ribu dibanding hari sebelumnya, Minggu (29/10/2023) yang dipatok Rp 71.667 per kilogram.
Untuk harga cabai merah besar dan cabai rawit hijau kini dihargai Rp 61.667 per kilogram.
“Dari hasil koordinasi dengan pertanian, musim kemarau panjang berdampak gagal panen di tingkat petani. Tingginya permintaan konsumen dan menurunya ketersediaan komoditas cabai membuat harga mengalami kenaikan,” kata Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang, Heru Subroto kepada Tribunjateng.com.
Heru menyebutkan, harga cabai tertinggi pada jenis cabai rawit merah dan keriting merah.
Harga tinggi di tingkat konsumen juga dipengaruhi oleh naiknya harga di tingkat petani.
Sementara itu, seorang petani cabai di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Anthony (46), mengatakan bahwa harga cabai rawit merah di tingkat petani sekitar Rp 60 ribu per kilogram.
Menurut dia, naiknya harga disebabkan kesulitan panen atau produksi cabai para petani akibat cuaca musim kemarau panjang.
“Banyak yang mati, pertumbuhan sulit. Sebenarnya saat musik kemarau bisa bagus (panen), namun airnya harus tercukupi dan rajin menyiram,” kata Anthony kepada Tribunjateng.com. (*)
Kisah Warga Punsae Ungaran yang Minta Keadilan: Sudah Bayar Lunas, Sertifikat Harus Ditebus |
![]() |
---|
Merayakan HUT ke-80 RI: Warga Nyatnyono Semarang Bangkitkan Kenangan Lewat Busana 70-an |
![]() |
---|
Kejutan Sore Polisi di Persimpangan Jalan Diponegoro Ungaran: Bagikan Bendera Hingga Cokelat |
![]() |
---|
Diduga Ada Penggelapan, Alasan 72 Sertifikat Punsae Semarang Belum Keluar Padahal Lunas Sejak 2017 |
![]() |
---|
Tetangga Gondol Motor GL 100 Milik Warga Ungaran karena Tak Dikunci Stang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.