Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harga Cabai Rawit Merah di Ungaran Kabupaten Semarang Semakin Pedas

Harga cabai di Kabupaten Semarang, khususnya di wilayah Ungaran terpantau mengalami kenaikan drastis.

Reza Gustav
Pedagang cabai dan sayur di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang mengungkapkan keterangannya soal harga cabai terkini, Senin (30/10/2023). 

 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Harga cabai di Kabupaten Semarang, khususnya di wilayah Ungaran terpantau mengalami kenaikan drastis.

Kenaikan harga terjadi secara bertahap hingga kini tembus pada angka Rp 80 ribu per kilogram untuk cabai rawit merah.

Berdasarkan penelusuran di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat pada Senin (30/10/2023), harga tertinggi untuk jenis cabai yakni rawit merah.

“Rawit merah kisarannya Rp 78 ribu sampai Rp 80 ribu (per kilogram), yang keriting merah Rp 65  ribu sampai Rp 70 ribu (per kilogram),” kata Arif (36), seorang pedagang sayuran dan cabai di pasar tersebut.

Sementara itu, dari data Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian & Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang, harga cabai rawit merah per Senin mencapai Rp 81.667 per kilogram.

Harga tersebut naik Rp 10 ribu dibanding hari sebelumnya, Minggu (29/10/2023) yang dipatok Rp 71.667 per kilogram.

Untuk harga cabai merah besar dan cabai rawit hijau kini dihargai Rp 61.667 per kilogram.

“Dari hasil koordinasi dengan pertanian, musim kemarau panjang berdampak gagal panen di tingkat petani. Tingginya permintaan konsumen dan menurunya ketersediaan komoditas cabai membuat harga mengalami kenaikan,” kata Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang, Heru Subroto kepada Tribunjateng.com.

Heru menyebutkan, harga cabai tertinggi pada jenis cabai rawit merah dan keriting merah.

Harga tinggi di tingkat konsumen juga dipengaruhi oleh naiknya harga di tingkat petani.

Sementara itu, seorang petani cabai di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Anthony (46), mengatakan bahwa harga cabai rawit merah di tingkat petani sekitar Rp 60 ribu per kilogram.

Menurut dia, naiknya harga disebabkan kesulitan panen atau produksi cabai para petani akibat cuaca musim kemarau panjang.

“Banyak yang mati, pertumbuhan sulit. Sebenarnya saat musik kemarau bisa bagus (panen), namun airnya harus tercukupi dan rajin menyiram,” kata Anthony kepada Tribunjateng.com. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved