Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kriminal

Kriminolog Undip Soroti Kasus Dua Kematian Tak Wajar Pada Bocah Perempuan di Semarang

Pakar Kriminologi Universitas Diponegoro Budi Wicaksono menyoroti dua kasus kematian tak wajar yang menimpa dua anak perempuan Kota Semarang. 

Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi kekerasan seksual anak. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Pakar Kriminologi Universitas Diponegoro Budi Wicaksono menyoroti dua kasus kematian tak wajar yang menimpa dua anak perempuan Kota Semarang

Dua anak perempuan tersebut  masing-masing berinisial berinisial KSA (6) warga Kecamatan Gayamsari dan DKW (12) kecamatan Semarang Timur.

Keduanya meninggal dengan luka mencurigakan di bagian dubur dan genetalia saat diperiksa dokter di rumah sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

Baca juga: 7 Hari Kasus Kematian Tak Wajar Bocah Perempuan Semarang Berlalu, Ini Jawaban Polisi

Menurut Budi, tersangka Kekerasan seksual terhadap anak biasanya memang dilakukan oleh orang terdekat. 

Namun, faktor lebih kuat lainnya karena ada kesempatan dan niat jahat.

"Tersangka juga mengenal situasi baik itu waktu tempat dan kebiasaan korban misal soal kepribadian korban yang pendiam," katanya, Rabu (8/11/2023).

Para tersangka, kata dia, mengincar korban anak biasanya dengan dalih anak tidak tahu sebagai korban kejahatan seksual. 

Alasan berikutnya korban akan merasa takut untuk melapor.

"Tersangka mengincar korban karena orientasi seksualnya juga sebagai pedofil," bebernya.

Ia menyarankan, kasus kekerasan seksual terhadap anak perlu dicegah di antaranya memberikan pendidikan seks secara dini kepada anak.

Orangtua jangan menganggap hal itu sebagai hal yang tabu.

Sebaliknya, pendidikan seks sebagai bekal anak ketika mendapatkan perlakuan tidak sesuai dapat melawan dan melapor.

"Orangtua harus memiliki sikap waspada termasuk kepada kerabat terdekat. Bahkan ke ayah sendiri, apalagi ayah tiri," ucapnya.

Terkait kasus kematian anak perempuan tak wajar di Semarang Timur yang belum terungkap, menurut Budi , hal itu karena polisi kurang bukti. 

"Jelas itu masih kurang bukti," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus kematian tak wajar anak perempuan Semarang berinisial DKW (12) sudah memasuki hari ketujuh.

Namun, kasus kematian anak kelas 6 SD tersebut sampai hari ini belum kunjung terungkap.

"Kami masih melakukan pendalaman terkait dengan kematian anak tersebut," ujar Wakasatreskrim Polrestabes Semarang AKP Aris Munandar saat dihubungi, Rabu (8/11/2023).

Terkait saksi yang diperiksa, ia menyebut jumlahnya tidak terlalu jauh dengan pemeriksaan sebelumnya.

"Jumlah detailnya kami komunikasikan dengan penyidik," bebernya.

Begitupun ihwal hasil penyelidikan, pihaknya belum dapat berbicara banyak.

"Kami nanti sampaikan untuk perkembangan lebih lanjut," tuturnya.

Kematian DKW (12) anak kelas 6 SD di Semarang Timur ini baru saja diperingati oleh pihak keluarga dengan menggelar acara tahlilan tujuh hari.

Acara tahlilan digelar pada Selasa (7/11/2023).

Baca juga: Teman-teman Sekelas Doakan DKW Anak Perempuan yang Meninggal Tak Wajar di Kota Semarang

Tribun berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak keluarga yang diterima oleh ayah korban berinisial S.

Ketika ditemui S sedang bersama istrinya berinisial NF sedang berada di ruang tamu rumah mereka di gang sempit, Kecamatan Semarang Timur.

Mereka berdua belum berkenan untuk diwawancarai karena masih dalam kondisi berkabung. (iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved