Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Penampakan 9 Rumah dan 1 Musala di Desa Kedungsukun Tegal Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

Bencana alam angin puting beliung yang menimpa Desa Kedungsukun, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Kamis (9/11/2023).

|

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Bencana alam angin puting beliung yang menimpa Desa Kedungsukun, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Kamis (9/11/2023), mengakibatkan sembilan rumah dan satu musala mengalami kerusakan baik ringan, sedang hingga berat. 

Adapun sesuai pantauan Tribunjateng.com langsung di lokasi pada Jumat (10/11/2023), kondisi wilayah yang terdampak masih terlihat puing-puing bekas material yang terhempas oleh angin puting beliung berserakan. 

Selain itu, ada satu rumah warga yang bagian atapnya lenyap terbawa angin puting beliung dan entah hilang kemana. 

Baca juga: WASPADA, Musim Pancaroba, Hujan Lebat dan Puting Beliung Bayangi Wilayah Kabupaten Semarang

Bagian belakang musala tepatnya di bagian tempat penampungan air (tandon air) juga terlihat rusak. 

Ada juga rumah warga yang bagian depan (teras) genteng nya terbawa angin sehingga berserakan. 

Selain merusak rumah warga dan musala, akibat angin puting beliung, dua tiang listrik yang ada di lokasi juga mengalami kerusakan dan sempat roboh. 

Namun ketika Tribunjateng.com ke lokasi, ada teknisi dari PLN yang sedang membetulkan posisi tiang listrik seperti semula. 

Ditemui saat sedang ada di lokasi, Kepala Desa Kedungsukun, Kecamatan Adiwerna, Sri Hestuti, mengungkapkan bahwa peristiwa angin puting beliung terjadi pada Kamis (9/11/2023) tepatnya sekitar pukul 16.00 WIB. 

Pada saat itu, hujan disertai angin cukup kencang kemudian petir, dan tidak lama mengakibatkan beberapa rumah warga rusak. 

Ada yang atap rumahnya terbawa angin, bagian samping rusak, ada yang atapnya terbang kemudian mengenai rumah warga yang lain dan sebagainya. 

Bahkan, dua tiang listrik yang ada di lokasi juga roboh dan nyaris menimpa rumah warga. 

"Kalau informasi awal yang saya terima, ada enam rumah warga yang terdampak dan mengalami kerusakan baik ringan, sedang dan berat. Kemudian jelang sore tadi, saya dapat informasi terbaru ternyata yang terdampak angin puting beliung sebanyak 9 rumah dan 1 musala sehingga total ada 10 bangunan yang terkena imbas. Semuanya berasal dari RT 08, 09 dan 10, RW 02, Desa Kedungsukun, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal," jelas Sri Hestuti, pada Tribunjateng.com. 

Kondisi rumah Siti Muhayatun atau dipanggil Atun terdampak puting beliung
Kondisi rumah Siti Muhayatun atau dipanggil Atun, warga RT 10/RW 02, Desa Kedungsukun, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal yang terdampak angin puting beliung pada Kamis (9/11/2023). Terlihat bagian atap rumahnya tidak ada atau lenyap terbawa angin puting beliung, sehingga sementara waktu mengungsi di rumah saudara. Adapun foto diambil pada Jumat (10/11/2023).

Sementara sejauh ini, bantuan yang sudah diterima yakni dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal, Dinas Sosial Kabupaten Tegal, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, dan beberapa unsur terkait lainnya. 

Sri Hestuti pun menceritakan bahwa bencana angin puting beliung baru pertama kali ini terjadi atau menimpa wilayahnya. 

Karena biasanya, bencana alam yang terjadi di Desa Kedungsukun yakni banjir terutama ketika intensitas hujan tinggi. 

Ditanya apakah ada korban jiwa dari peristiwa bencana alam tersebut, Sri Hestuti mengaku tidak ada korban jiwa sampai yang harus dirawat atau meninggal dunia. 

Sehingga di sini lebih kepada terdampak secara material atau fisik bangunan dan fasilitas umum. 

"Iya, baru pertama kali ini terjadi bencana angin puting beliung. Untuk bantuan, sementara sudah ada yang kami terima seperti dari PMI Kabupaten Tegal, Dinsos Kabupaten Tegal, BPBD Kabupaten Tegal, dan dari unsur lainnya," kata Sri. 

Sementara itu, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Adiwerna, Mei Rohani, mengungkapkan bahwa bencana alam angin puting beliung tidak hanya menimpa wilayah Desa Kedungsukun saja, tapi juga menimpa wilayah lain seperti Desa Gumalar dan Pagedangan. 

"Ya sejauh ini kami terus melakukan pendataan, dan berkoordinasi dengan pihak desa termasuk dinas-dinas terkait mengenai bantuan bagi warga yang terdampak. Tidak ada korban jiwa, tapi ada satu warga yang kepala nya terkena reruntuhan bangunan rumahnya ketika posisi hendak menyelematkan diri. Tapi ya kondisinya baik-baik saja, tidak ada luka berat yang harus mendapat perawatan medis," ungkap Mei. 

Masih di lokasi yang sama, pemilik rumah yang rusak parah, Siti Muhayatun atau dipanggil Atun, bercerita bahwa saat kejadian ia dan dua orang anaknya sedang berada di dalam rumah kemudian meringkuk di atas kasur karena merasa ketakutan mengetahui hujan deras disertai angin dan petir. 

Atun bersama dua anaknya meringkuk sambil menutup kedua telinga dengan tangan karena merasa ketakutan dengan kondisi saat itu. 

Kemudian tidak lama listrik padam, dan saat itulah Atun memutuskan untuk langsung keluar rumah menyelamatkan anak-anaknya. 

Benar saja, ketika Atun keluar rumah dia mendengar suara berisik dari arah atap rumahnya dan melihat seperti ada yang menarik dari arah depan dan ke belakang. 

Atun pun melihat saat angin membawa atap rumahnya, tapi tidak tahu terbawa atau hilang entah kemana. 

"Kejadian sekitar pukul 16.00 WIB, saat itu saya dan anak-anak sedang berada di dalam rumah dan meringkuk di atas kasur merasa ketakutan. Tidak lama setelah listrik padam, saya langsung menyelamatkan diri keluar rumah karena awalnya mengira gempa ternyata atap keangkat dan terbang entah kemana. Pada saat itu saya hanya memikirkan untuk menyelamatkan diri dan dua anak saya. Ya kepala saya kejatuhan batu bata sampai benjol tapi ini sudah tidak apa-apa," cerita Atun. 

Atun mengatakan, dia tinggal bersama tiga orang anaknya, namun pada saat kejadian yang berada di rumah hanya ia dan dua anaknya yang masih kecil. 

Sedangkan satu anaknya yang lain masih sedang bekerja di salah satu mal di Kota Tegal dan belum pulang. 

Baca juga: BREAKINGNEWS 13 Pohon Tumbang Diterjang Angin Kencang di Karanganyar

Sementara suaminya pada saat kejadian posisi berada di Jakarta karena memang mencari nafkah di sana sebagai penjual ketoprak. 

Asli warga Desa Kedungsukun, Atun mengaku baru pertama kali mengalami bencana angin puting beliung yang cukup parah karena biasanya hanya banjir. 

"Sementara waktu mengungsi di rumah saudara yang lebih aman, karena posisi rumah saya benar-benar tidak bisa ditempati, atap dari depan sampai belakang hilang semua terbawa angin. Ya harapannya semoga ada bantuan untuk membenarkan rumah terutama bagian atap, supaya saya dan anak-anak bisa tinggal di rumah lagi," tandasnya. (dta) 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved