Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Daftar Dampak Buruk Susu Kental Manis Pada Balita, Kader Pencegahan Akhirnya Dibentuk

Maraknya pemberian pangan tinggi gula seperti kental manis pada balita di Provinsi Jawa Tengah menjadi persoalan yang serius.

Editor: rival al manaf
istimewa
Dari kiri ke kanan Ahli gizi Unimus Ir. Purwanti Susantini. MKes, Kabid Kesmas Provinsi Jateng Yuni Rahayuningtyas, SKM.MKes, Arif Hidayat SE MM - Ketua Harian YAICI, DR.dr.Ekorini Listiowati MMR Koord Div Pemberdayaan Masyarakat Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, dan Yuli supriati Kepala Bid Advokasi. 

Setelah kering, kental manis ditambah gula dengan porsi yang sangat banyak sehingga membuat kandungan gulanya menjadi tinggi.

“Kental manis ini memang bahan dasarnya susu, namun sudah lewat proses pengeringan sehingga nilai gizi dalam susunya hilang."

"Parahnya, kental manis ditambah gula dengan porsi yang banyak dan jadinya kandungan gulanya juga jadi tinggi," jelasnya.

Memperjelas materinya tentang kental manis, Purwanti memberikan peringatan keras tentang ancaman kesehatan jika kental manis dikonsumsi untuk Anak dan Balita.

Kandungan gula yang tinggi dapat membuat anak malas makan hingga jatuh sakit dan kurang gizi.

Bahkan konsumsi kental manis dapat memicu penyakit seperti obesitas, karies gigi, diabetes hingga penyakit jantung.

“Kental manis itu kalau dikonsumsi orang dewasa dalam jumlah banyak saja bahaya karena kandungan gulanya, apalagi anak."

"Jangan ya kita berikan kental manis untuk anak karena dapat memicu banyak penyakit seperti obesitas, karies gigi, diabetes, memicu jantung tidak sehat dan yang terpenting membentuk pola maka yang kurang baik. Anak jadi malas makan,” ungkapnya.

Koord Div Pemberdayaan Masyarakat Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Ekorini Listiowati menekankan bahwa kader-kader Aisyiyah harus siap untuk ikut andil dengan turun tangan langsung dari tingkat pusat, wilayah, cabang hingga ranting dalam pengentasan masalah stunting khususnya edukasi kental manis bukan susu di masyarakat.

“Kader-kader Aisyiyah ini kan tersebar dari pusat hingga ranting ya, jadi kita harus siap untuk menjadi agent of change dalam pengentasan stunting dan edukasi kental manis bukan susu ini," ucap Ekorini.

Rini dalam paparannya juga menghimbau serta menekankan para kader Aisyiyah harus lebih peduli dan tidak boleh meninggalkan generasi yang lebih lemah di masa depan.

“Sebagai seorang kader Aisyiyah yang memegang teguh nilai-nilai islam maka kita tidak boleh meninggalkan generasi dibawah kita menjadi generasi yang lebih lemah. Generasi dibawah kita harus lebih kuat dari kita,” pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved