Berita Jateng
Jalur Pantura Jateng Cepat Rusak Akibat Banyak Truk ODOL, Kerugian Hingga Rp 20 Triliun Per Tahun
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) menyebut kerugian akibat kerusakan tersebut mencapai Rp 20 triliun per tahun
TRIBUNJATENG.COM - Kerugian akibat kerusakan jalan di Pantura Jawa Tengah (Jateng) jumlahnya tak main-main.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) menyebut kerugian akibat kerusakan tersebut mencapai Rp 20 triliun per tahun.
Kerusakan jalan terjadi karena banyaknya truk yang kelebihan kapasitas atau overload over dimention (ODOL)
Baca juga: Ibu Ini Live Tiktok saat Bayinya Gemetar Meregang Nyawa, Netizen Tak Habis Pikir
Baca juga: Seserahan Pengantin di Demak Viral, Iphone 15 Promax, NMax hingga Innova, Orangtuanya Sosok Pentng
Kerugian ini lantaran perbaikan yang harus terus dilakukan karena jalan cepat rusak akibat dilalui kendaraan kelebihan muatan.
"Sebenarnya lebih besar lagi dampak dari ODOL untuk jalan," kata Kabid Preservasi BPJN Jateng-DIY Muh Iqbal Taher, Jumat (24/11/2023).
Dia sepakat persoalan ODOL di jalan pantura ini harus disampaikan ke Kemeterian PUPR dan jalan rusak harus terus diperbaiki.
Dia mengatakan bahwa distribusi logistik tidak bisa hanya dibebankan di jalur pantura saja.
"Banyak memang yang harus kita kaji. Jangan semuanya ditimpakan logistik itu di jalan. Sudah tidak mampu itu jalan. Mau sampai kapan jalan harus ini, kapasitasnya terbatas," tutur Iqbal.
Iqbal mengatakan dengan kesiapan pihak pelabuhan Tanjung Emas, Pelindo, dan Kereta Api Logistik maka diharapkan dapat membagi beban logistik di jalur pantura.
Selain itu juga mengurangi kemacetan di jalan.
Sementara itu, anggota DPD RI Perwakilan Jateng, Abdul Kholik mengatakan kerusakan jalan akibat truk ODOL harus ditangani. Apalagi kerugian akibat kerusakan itu mencapai Rp 20 triliun.
"Ada problem truk-truk itu ternyata banyak yang kelebihan barang muatan, itu udah jelas merusak jalan, tadi kerugiannya Rp 20 triliun per tahun. Jadi ini tentu sangat sia-sia kalau hal itu tidak ditangani," katanya.
Menurutnya kemacetan yang sering terjadi di jalur Pantura merugikan secara ekonomi dan menimbulkan berbagai masalah sosial.
"Setelah kita urai, di situ kan menumpuk jalur logistik, menjadi jalur lintasan utamanya truk-truk besar yang menimbulkan problem kemacetan itu," jelasnya.
Dia mengatakan beban distribusi logistik di jalur Pantura harus dibagi yakni baik ke jalur tol laut maupun kereta api khusus logistik.
Temu Alumni Binterbusih Semarang: Refleksi, Persaudaraan, dan Kisah Kasih di Tanah Papua |
![]() |
---|
Catat Hanya 20 Persen Penyandang Disabilitas Terfasilitasi di Pemilu 2024, PPUAD Dorong Pembenahan |
![]() |
---|
Silaturahmi ke Warga Babalan Demak, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Bakal Bangun Jalan, Jembatan, dan SLB |
![]() |
---|
Motoran Semarang-Demak, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Salurkan Bansos ke Warga Terdampak Rob |
![]() |
---|
Omzet Pameran UMKM Hari Jadi Ke-80 Jateng Tembus Rp 1,4 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.