Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Baru Lulus Kuliah Langsung Nyaleg, Fendy Harus Lawan Polititikus Senior di Dapil

Fendy baru lulus S1 Hukum di Universitas Muria Kudus (UMK) pada 2023 ini. Kemudian langsung terjun ke dunia politik menjadi Caleg DPRD Kudus di Dapil

Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Fendy Adsa Aditya nyaleg DPRD Kudus di usia 22 tahun. 

Menurut Danu, biaya saat menjadi calon kades lebih tinggi karena persiapan sudah dia lakukan setidaknya satu tahun sebelum Pilkades.

"Karena kalau Pilkades, maintenance sudah saya lakukan sejak setahun sebelum coblosan. Sudah open house, makan bersama di rumah," ungkap Ketua PAC PDIP Kecamatan Pati ini.

Faktor lain yang membuat ongkos nyaleg tak setinggi ongkos kampanye Pilkades, menurut Danu, ialah penerapan sistem Komandante Stelsel yang diterapkan PDIP Jateng.

"Saya nyaleg dikatakan nekat ya tidak. Karena sudah ada perhitungannya. Kalau menurut Pak Pacul (Bambang Pacul), orang nekat dengan 'korea korea' seperti saya beda tipis. B

edanya, kalau nekat tidak memperhitungkan ke depan, kalau seperti saya dan yang lain kan semuanya diperhitungkan. Kami sudah mitigasi," ucap dia.

Danu menambahkan, biaya politik yang mahal boleh dikatakan lumayan jauh berkurang dengan adanya sistem komandante stelsel PDIP Jateng.

"Sistem ini bertumpu pada mesin partai. Setiap caleg, yang disebut komandante, punya wilayah tempur atau wilayah binaan masing-masing dan ada gotong-royong antarsesama caleg PDIP," kata alumnus Ilmu Komunikasi Undip Semarang ini.

Danu sendiri punya wilayah binaan yang meliputi 17 desa di Kecamatan Pati. Di 17 desa tersebut, menurut dia, ada 41 ribu orang dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Jika digarap serius, sudah cukup untuk mengantarkannya ke kursi legislatif. (tim-bersambung/tribun jateng cetak)

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved