Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Tokoh Banyumas Pun Tersingung soal Pernyataan 'Etik Ndasmu'

Asringun menyatakan, boleh dicek dalam internal keluarga, seorang bapak atau ibu tidak akan mengatakan kata 'ndasmu' terhadap anaknya sekalipun

Editor: muslimah
Dokumentasi PSI
Calon Presiden Prabowo Subianto 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Pernyataan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto soal 'etik ndasmu' terus mendapat kritikan. Hal itupun datang dari tokoh masyarakat Banyumas, Asringun Marthawirya.

Menurut dia, ucapan 'ndasmu’ merupakan kata-kata kasar di kalangan penggembala kambing di masyarakat Banyumas. Ia menyebut, kata 'ndasmu' adalah bahasa pangon.

“Orang yang menggembala wedhus, kambing itu. Itupun ada tingkatannya," ujar pria yang berasal dari keluarga Marthawirya, satu keluarga yang terpandang di suku adat Bonokeling, Selasa (19/12).

"Kalau ndasmu itu pada tataran yang sangat kasar. Biasanya bilang 'dengkulmu angop'. Yang kedua adalagi, 'gundulmu'. Yang ketiga, 'ndasmu' itu. Sangat kasar,” tandasnya.

Bahasa 'ndasmu', dia menambahkan, hanya diucapkan pada tataran orang-orang yang sebaya, seumuran. Istilahnya setara dalam segala macam.

“Dan itu bahasa orang pangon. Kalau ada ribut-ribut bahwa bahasa 'ndasmu' itu bahasanya orang Banyumas, kesehariannya keluarga di Banyumas, sebetulnya itu sangat menyakitkan. Kami tersinggung, bener,” ucapnya.

Baca juga: "Kering dan Tak Lucu" MUI dan NU Dorong Zulhas Minta Maaf Soal Candaannya yang Bawa Ritual Agama

Baca juga: Disinggung Gibran Soal IKN, Cak Imin Berencana Sulap 40 Kota Jadi Selevel Jakarta

Asringun menyatakan, boleh dicek dalam internal keluarga, seorang bapak atau ibu tidak akan mengatakan kata 'ndasmu' terhadap anaknya sekalipun.

“Orang Banyumas memang blakasuta, tapi mereka juga tahu tata krama, tahu unggah-ungguh, dan pasti pakewuh banget kalau bilang 'ndasmu',” jelasnya.

Menurut dia, kata-kata 'ndasmu' hanya terucap ketika seseorang sudah jengkel luar biasa.

“Kemarahan yang sangat luar biasa, itu baru terucap. Saya yakin warga Banyumas dalam hal ini sepakat, bahwa ndasmu bukan bahasa keseharian orang-orang Banyumas. Sekali lagi, saya sangat tersinggung kalau 'ndasmu' itu dikatakan bahasa keseharian keluarga di Banyumas,” tandasnya.

Adapun, Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto setuju dengan prediksi para pengamat politik yang menyebut akan ada pengaruh dari pernyataan Prabowo Subianto soal 'etik ndasmu' beberapa waktu lalu, terhadap tingkat elektabilitasnya dan Partai Gerindra.

Menurut dia, pengaruh atas pernyataan itu akan membuat elektabilitas Prabowo turun, sebagaimana diprediksi sejumlah pengamat.

"Dan ini reach-nya (tingkat keterbacaan-Red) ternyata mencapai 56 juta lebih. Ini akan berdampak sangat serius pada penurunan elektoral Pak Prabowo dan Partai Gerindra. Ini kata para pengamat," katanya, kepada awak media, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Jumat (22/12).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan itu mengatakan, pengaruh tingkat elektabilitas Prabowo menurun khususnya di lingkup masyarakat Jawa. Sebab, pernyataan yang diungkapkan oleh Prabowo itu merupakan pernyataan yang tidak pantas dilayangkan oleh seorang calon pemimpin.

"Bahwa beliau ini sering menyampaikan kata-kata yang bagi masyarakat pemilih, khususnya masyarakat Jawa, etik ndasmu, pertumbuhan ekonomi ndasmu, itu merupakan pernyataan yang tidak pantas dikeluarkan oleh seorang pemimpin," ucapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved