Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Postingan Terakhir Irfan Bukhari Korban Ledakan PT IMIP Sebelum Tewas: Sampaikan pada jiwa Bersedih

Pascameniggalnya Irfan Bukhari, korban ledakan tungku smelter, kini publik terus menyoroti dan merenungkan sosok pemuda ini yang tiba-tiba menjadi pus

TribunPalu.com
Irfan Bukhory 

TRIBUNJATENG.COM -- Pascameniggalnya Irfan Bukhari, korban ledakan tungku smelter, kini publik terus menyoroti dan merenungkan sosok pemuda ini yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian.

Salah satu sorotan datang dari media sosial Irfan sendiri, yang membagikan postingan terakhir sebelum tragedi tersebut terjadi.

Dilansir dari Tribunnewsbogor.com, postingan terakhir Irfan memperlihatkan pemuda itu mengenakan pakaian serba hitam, menciptakan kesan mendalam mengenai kondisi terakhirnya setelah ledakan.

Dalam postingan tersebut, Irfan mengungkapkan pemikirannya dengan kata-kata yang menyentuh hati.

"Udah gede bukannya banyak duit, tapi malah banyak pikiran," ujar seorang anak kecil dalam video yang diunggah di akun TikTok @irfnbkhary.

Video kemudian menunjukkan foto Irfan berdiri di depan hamparan pemandangan yang indah. Pemuda ini mengenakan kaos hitam, celana panjang hitam, tas hitam, dan masker hitam, menciptakan kesan penuh misteri.

Lirik lagu "Jiwa Yang Bersedih" dari Ghea Indrawari turut menemani postingan tersebut, menciptakan atmosfer yang lebih mendalam.

"Sampaikan pada jiwa yang bersedih, begitu dingin dunia yang kau huni," demikian bunyi lirik lagu tersebut, mencerminkan perasaan yang mungkin dirasakan oleh Irfan saat itu.

Foto Irfan dengan pakaian serba hitam ini juga mirip dengan gambar yang menjadi viral di media sosial, menggambarkan pemuda ini dalam kondisi pascaledakan.

Postingan terakhir ini meninggalkan kesan yang mendalam di antara netizen, menciptakan perasaan simpati dan refleksi mengenai tekanan psikologis yang mungkin dihadapi Irfan.

Meskipun pemuda ini telah pergi, namun jejak-jejaknya di dunia maya dan kenangan akan tetap membekas di hati mereka yang mengenalnya.

Irfan Bukhari sempat selamat dari ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT IMIP di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Sekujur tubuh hangus, Irfan Bukhari sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Irfan Bukhari menjadi salah satu dari 13 pekerja yang tewas dalam tragedi Ledakan Tungku Smelter PT ITSS itu.

Padahal sebelumnya, Irfan Bukhari berhasil keluar dari bangunan yang terbakar meski dalam keadaan gosong terbakar dan pakaian compang-camping.

Kini pria bernama Irfan Bukhari itu dikabarkan telah meninggal dunia.

Dikutip dari TribunPalu.com, Irfan Bukhari sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Morowali, atas luka bakar di sekujur tubuhnya.

Almarhum menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 16.45 Wita, Senin (25/12/2023) sore.

Kondisi Ifran setelah ledakan itu pun terlihat hampir seluruh tubuhnya hitam terkena asap.

Postingan terakhir Irfan Bukhari korban ledakan tungu smelter PT ITSS di Morowali
Bahkan bajunya juga robek-robek dan ada banyak luka di tubuhnya.

Namun Irfan masih berjalan lantang keluar dari ruangan yang meledak tersebut.

Irfan Bukhari bahkan berjalan tanpa bantuan menuju ke truk yang mengevakuasi para korban.

Kakeknya, Jamaluddin (55) mengatakan kalau Irfan merupakan tulang punggung keluarga.

"Bapaknya tidak bekerja, sakit kakinya," katanya dikutip dari Tribun Sulbar, Selasa (26/12/2023).

Sebelum tragedi ledakan, Irfan sempat pulang kampung.

"Bulan lalu dia cuti di sini sekitar 10 hari," ungkapnya.

Jamaluddin mengatakan kalau cucunya itu adalah sosok penyabar dan ringan tangan.

Irfan Bukhari sudah bekerja selama satu tahun lebih di PT ITSS.

Dikenal Rajin Salat

Atas foto dan video yang beredar, Irfan Bukhari pun dikaitkan dengan mukjizat Allah.

Foto dan video pekerja dilengkapi dengan caption bahwa sang pria tidak pernah meninggalkan salat lima waktu.

Bahkan tangkapan layar pesan Whatsapp tentang ibadah pekerja itu juga diunggah akun Yesi Yustianingsih.

Kini Irfan dikabarkan telah meninggal dunia, pada pukul 16.45 Wita, Senin (25/12/2023) sore.

Adi sahabatnya, menyebut sosok korban saat bergaul cukup sabar dan mudah berbaur.

Irfan Bukhari korban ledakan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel meninggal dunia. (Istimewa)
"Mulai sekolah dasar sampai tamat sekolah menengah kejuruan, di sini terus di Binuang," ungkapnya.

Irfan menyelesaikan studi perguruan tingginya di kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.

Adik laki-lakinya sudah menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Pare-Pare.

Sementara adik perempuannya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Jenazah korban akan dikebumikan di tempat pemakaman umum, Dusun Silopo, Desa Mirring, Kecamatan Binuang.

Keluarga korban, Andi mengatakan, korban sudah satu tahun lebih merantau di Morowali.

"Sudah hampir satu tahun lebih, dia tiga orang bersaudara, dan anak pertama," ungkap Andi kepada wartawan.

Korban Dapat Santunan

Korban meninggal dalam tragedi Ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menerima santunan kematian dan pendidikan untuk anak.

Kepala Divisi Media Relations PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan menyebutkan, PT ITSS merupakan tenan di kawasan pertambangan PT IMIP, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

"Kemari sembilan jenazah sudah kami pulangkan ke daerah masing-masing. Hari ini empat TKA dipulangkan ke Tiongkok," kata Dedy Kurniawan melalui rilis tertulisnya, Senin (25/12/2023).

Dia menjelaskan, pengantaran jenazah dilakukan tim PT IMIP dengan bantuan perwakilan tenant dalam kawasan IMIP.

Tak hanya itu, keluarga korban juga diberikan santunan.

"Seluruh biaya transportasi hingga ke rumah keluarga menjadi tanggungan manajemen PT IMIP,” ujar Dedy.

PT IMIP memberikan santunan Rp25 juta untuk setiap korban meninggal dunia.

Bagi korban luka, PT IMIP menanggung biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit.

Manajemen PT IMIP telah berkoordinasi dengan BPJamsostek Sulteng untuk memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal, termasuk jaminan santunan sebanyak 48 kali dari upah pokok terendah.

Upah pokok terendah di Kawasan PT IMIP Rp 3,6 juta atau setara Rp174,4 juta.

Selain itu, dana pemakaman jenazah sebesar Rp10 juta dan santunan berkala sebesar Rp12 juta juga diberikan.

“Korban meninggal yang memiliki anak usia sekolah akan mendapatkan santunan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi,” ucap Dedy.

(TribunSumsel)

Baca juga: Patuhi 5 Aspek Penilaian PROPER, BPI Batang Raih Predikat Biru dari KLHK

Baca juga: Inilah Sosok Abah Ajun, Pedagang Yang Menangis di Pinggir Jalan Karena Cuma Laku Sebungkus Keripik

Baca juga: Link Live Streaming RCTI X Factor Indonesia 2023 Malam Ini Jam 21.30 WIB Audisi 6

Baca juga: Inilah Sosok MZ, ASN di Sebuah SMP Negeri Tanjung Balai Yang Kerja Sampingan Jadi Pengedar Sabu

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved