Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kriminal Hari Ini

Guru Ngaji di Tambaksari Surabaya Terancam Masuk Bui, Setahun Ini Sering Cabuli Siswi SD Kelas III

Anak berusia 10 tahun diduga dicabuli guru ngaji di sebuah masjid di Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya pada Senin (4/12/2023), menjelang ashar.

Editor: deni setiawan
Shutterstock
ILUSTRASI bocah korban pelecehan atau pencabulan. 

TRIBUNJATENG.COM, SURABAYA - Dugaan pelecehan seksual dilakukan oleh seorang guru ngaji terhadap bocah kelas III sekolah dasar (SD) di Kota Surabaya.

Kasus tersebut kini telah ditangani Polrestabes Surabaya.

Dalam waktu dekat ini, pihak kepolisian setempat akan meningkatkan status dari penyidikan menjadi pemeriksaan hingga menetapan status atas kasus tersebut.

Sesuai hasil laporan awal, korban mengaku mengalami perbuatan tersebut secara berulang kali sejak setahun lalu.

Baca juga: "Wajahnya Begini?" Cerita Mistis Tukang Soto di Surabaya: Dagangannya Diborong Sosok Berwajah Hancur

Baca juga: 22 Anak Kecil Mabuk Miras Sambil Konvoi Malam Tahun Baru di Surabaya Ditangkap Polisi

Seorang anak di bawah umur diduga menjadi korban pencabulan oleh guru mengajinya sendiri di Surabaya.

Aparat kepolisian pun tengah mendalami kasus dugaan pelecehan seksual itu.

Orangtua korban, IS mengatakan, peristiwa tersebut dialami anaknya yang masih berusia 10 tahun di sebuah masjid di Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya pada Senin (4/12/2023), menjelang salat ashar.

"Semula, korban dan satu teman mengajinya menemui terduga pelaku di lantai dua masjid dan salim tangan sebelum salat berjemaah," kata IS seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (4/1/2024).

Akan tetapi, guru mengaji SA (60) tersebut mencengkeram erat tangan anaknya.

Sedangkan, temannya dibiarkan untuk turun dan meninggalkan keduanya di lantai dua masjid.

Ketika itulah, pelaku melakukan perbuatan pencabulan ke bocah yang masih duduk di kelas tiga SD tersebut.

Korban akhirnya menceritakan peristiwa itu ke sang ibu, menjelang malam.

"Sepulang dari masjid, sekitar setelah Isya (korban) baru bercerita ke ibunya. Katanya sambil menangis, bilang ke ibunya jangan marah," jelasnya.

IS sendiri masih bekerja, ketika anaknya bercerita terkait pelecehan seksual yang dialaminya itu.

Dia pun langsung diminta pulang oleh sang istri seusai mengetahui hal tersebut.

"Pelan-pelan anak saya mengaku, bahwa guru ngajinya sudah sering melakukan hal senonoh kepada dirinya," ucapnya.

Baca juga: Tarif Tol Jakarta-Semarang Siapkan Saldo E-Toll Rp 500 Ribu, Ke Surabaya Rp 800 Ribu

Baca juga: 15 Ton Sampah Terkumpul Selepas Malam Pergantian Tahun di Surabaya, Petugas Dibagi 14 Grup

Diduga Dilakukan Sejak Setahun Lalu

Bahkan, anaknya mengaku, pelaku telah melakukan pencabulan sejak setahun yang lalu.

Namun, korban baru bercerita karena mengalami pelecehan seksual paling parah.

"Dia ini takut bercerita, sebab seusai dicabuli oleh gurunya dia selalu diberi uang Rp 10 ribu sampai Rp 50 ribu."

"Baru mengaku saat itu aksinya yang paling parah," katanya.

Akhirnya, IS berusaha bertemu dengan terduga pelaku untuk mengkonfirmasi peristiwa tersebut.

Namun, guru mengaji itu menampiknya, hingga kasus tersebut dilaporkan ke polisi.

"Anak saya sudah dimintai keterangan, sudah menjalani tes visum didampingi Unit PPA (Polrestabes Surabaya) di RS Bhayangkara Polda Jatim," katanya.

Sementara itu, Kanit PPA Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanti Nainggolan membenarkan adanya laporan terkait kasus dugaan pencabulan tersebut.

Laporan itu dilakukan pada Kamis (7/12/2023).

"Berkas pelaporan sudah kami terima, visum sudah dilakukan dan hasilnya ada."

"Dan selesai dilakukan lidik, kini akan naik sidik, hingga penetapan tersangka," kata AKP Rina. Shanti Nainggolan. (*)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul Guru Ngaji di Surabaya Dipolisikan, Diduga Cabuli Anak SD di Masjid

Baca juga: Kamis Malam Ini, Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran ke Arah Kali Bebeng

Baca juga: Awas Bahan Peledak! Anjing Pelacak Diterjunkan Sisir Gedung KPU Kebumen

Baca juga: Nasib Ragil Berakhir Tewas Dibunuh Karyawannya di Blitar: Pemberian Gaji Tak Sesuai Iklan

Baca juga: Aditya Tak Menyangka Terima Santunan Rp 225 Juta, Istrinya Pegawai Dinsos Kota Semarang Meninggal

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved