Berita Semarang
Giant Sea Wall Pertama di Indonesia Masih Dibangun di Semarang, Ini Dampaknya ke Nelayan
Konsep pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) di wilayah utara Pulau Jawa kembali mencuat selepas dibahas para Calon Presiden Pemilu 2024.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
Nelayan sudah demo ke sana, belum tahu kelanjutannya," katanya.
Pakar Lingkungan dan Tata Kota Semarang, Mila Karmila menuturkan, isu pembantu giant sea wall sudah muncul di Semarang sejak tahun 90an.
Kini, isu itu kembali muncul tak hanya di Semarang melainkan untuk wilayah seluruh pesisir pantura.
"Misal ditanggul semua, nelayan suruh kemana?, nelayan itu penghidupan ada di laut," katanya.
Ia pun tak sepakat terkait pembangunan Giant Sea Wall di sepanjang pantai utara.
Alasannya, pembangunan yang dipaksakan semua sama dari ujung barat ke ujung timur tak bakal efektif. Sebab, potensi dan masalah setiap wilayah berbeda.
"Semisal pesisir Tegal, Demak, dan Rembang itu beda. Misal disamakan akan tidak pas. Solusi setiap wilayah tidak harus sama," jelasnya.
Ia menilai, pesisir pantura masih dihantui rob meskipun sudah dibangun tanggul laut.
Artinya, tanggul laut tak sepenuhnya menyelesaikan masalah.
"Pemerintah biasanya hanya ambil satu perspektif saja tanpa melihat pertimbangan masyarakat pesisir," paparnya.
Menurutnya, mengatasi masalah rob di pesisir harus ada kombinasi antara tanggul laut bersifat sementara dengan hutan mangrove.
Tanggul yang dibuat berupa tanggul semi permanen sehingga ketika hutan mangrove sudah rapat dan rimbun bisa menahan gelombang.
"Pembangunan boleh-boleh saja tetapi harus dilihat tidak semuanya harus pakai insfratruktur," katanya.
Ia menambahkan, prosesnya tak cukup sampai di situ, pembangunan kawasan industri di wilayah pesisir juga harus dihentikan karena dapat menambah beban tanah pesisir.
Baca juga: Dewan Minta Pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak Dipercepat, Ini Progres Terkininya
Semisal pemerintah tetap memaksakan pembangunnya jangan sampai pabrik-pabrik di kawasan tersebut menggunakan air bawah tanah.
Hal itu untuk mencegah semakin parahnya penurunan muka tanah.
"Pabrik harus ambil air dangkal, pemerintah harus menyediakannya. Misal tidak bisa ya udah jangan bikin pabrik di pesisir lagi," terangnya. (iwn)
Giant Sea Wall
tanggul laut raksasa
Semarang
Ganjar Pranowo
Prabowo Subianto
Mila Karmila
Demak
nelayan
SMKN 9 Semarang Siap Bersaing dalam ACC 2025 Tingkat Nasional |
![]() |
---|
KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 637 Ribu Penumpang Selama Juli 2025 |
![]() |
---|
Ini yang Dilakukan Wali Kota Semarang SIkapi Polemik Julian Boga Siagian Diusir Warga |
![]() |
---|
Soal Penanganan TPA Ilegal di Rowosari, DLH Semarang Sebut Bentuk Tim Patroli Gabungan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 7 Agustus 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.