Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Investasi Jawa Tengah Ditarget Naik 10 Persen Pada Tahun 2024

Jawa Tengah dipandang masih menjadi provinsi yang seksi untuk berinvestasi pada tahun 2024.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Ilustrasi - Produksi ponsel di fasilitas manufaktur Kawasan Industri Candi (KIC) Semarang, beberapa waktu lalu. 

Sakina mengatakan, pihaknya akan komunikasi dengan pihak terkait untuk mencari jalan keluar atas kendala yang dihadapi.

"Kendala perizinan ini Hari Selasa kemarin kami fasilitasi pertemuan PJ Bupati Brebes dengan pelaku usaha untuk mengurai izin lingkungan. Keputusannya tetap di Kementerian Lingkungan Hidup meskipun prosesnya masih menggunakan OSS RBA (Online Single Submission Risk Based Approach). Selasa besok, 30 Januari kami dari Pemerintah Provinsi Jateng dan jajaran Kabupaten Brebes akan ke Kementerian Lingkungan Hidup bertemu Sekjen, dan tentunya dengan seluruh kabupaten/kota yang mengalami kendala," terangnya.

Kendala disebutkan itu berbanding lurus dengan hambatan yang dialami PMA dari Taiwan di Jawa Tengah.

Sekretaris Jenderal Taiwan Business Club Jawa Tengah Eka Candra mengatakan, adapun selain perizinan, persoalan pungutan liar (pungli) juga menjadi kendala bagi PMA.

"Menurut kami proses menggunakan OSS RBA ini sukses dan DPMPTSP bagus. Namun di bawahnya, pungli di lapangan masih terjadi. Kami harap itu bisa ditertibkan," kata Eka dihubungi terpisah.

Sementara itu, Eka mengungkapkan Jawa Tengah masih menjadi wilayah yang seksi untuk berinvestasi.

Terutama di sektor industri padat karya, di mana industri-industri satelit yang mengekor di belakang disinyalir akan terus masuk.

Baca juga: OJK Minta Anak Muda Tak Asal Investasi: Jangan Ikut-ikut Crazy Rich

Isu mengenai potensi Taiwan berperang dengan China menjadi salah satu alasan investor bermigrasi ke Indonesia, termasuk Jawa Tengah ini.

"Sekarang paling signifikan itu garment dan alas kaki yang masuk ke Indonesia. Ketika industri hilirnya masuk kemari, mengakibatkan industri ini huluisasi di mana bahan-bahannya dia akan terus masuk Indonesia termasuk industri sekitarnya. Misal baju berarti kainnya, kancingnya, benangnya akan mulai bermigrasi di Indonesia.

China dan Taiwan berpotensi konflik, orang-orang lari dari Taiwan dan China. Kalau industri hilirnya di Indonesia tetapi mereka tidak membangun industri hulunya di Indonesia, ketika mereka dikepung, perusahaan-perusahaan di luar akan 'mati' semua karena tidak dapat suplai kain. Itu yang tahun ini banyak potensi tekstil yang melirik masuk ke Indonesia," jelasnya. (Idy)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved