Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

Berpredikat Summa Cumlaude, Suhendro Dosen UNIBA Sandang Gelar Doktor Manajemen di FEB UKSW Salatiga

Dr Suhendro meraih gelar Doktor Manajemen dalam Yudisium Prodi Doktor Manajemen FEB UKSW Salatiga pada Selasa (13/2/2024).

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: deni setiawan
UKSW SALATIGA
PINDAH TALI KUCIR - Dekan FEB UKSW memindahkan tali kucir sebagai tanda kelulusan Doktor Manajemen atas Suhendro di Gedung G Ruang Probowinoto, kampus UKSW, Kota Salatiga, Selasa (13/2/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Dr Suhendro meraih gelar Doktor Manajemen dalam Yudisium Prodi Doktor Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kota Salatiga, Selasa (13/2/2024).

Disertasi yang mengantarkan Dr Suhendro meraih gelarnya yaitu berjudul “Model Identifikasi Perilaku Herding Menggunakan Garch pada Variasi Jenis dan Kondisi Pasar”.

Dia yang merupakan dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik (UNIBA) Surakarta tersebut berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mencapai 3.94 atau Summa Cumlaude. 

Yudisium dipimpin oleh Dekan FEB UKSW, Dr Yefta Andi Kus Noegroho dengan Promotor Prof Apriani Dorkas Rambu Atahau dan Ko Promotor, Dr Robiyanto. 

Baca juga: UKSW Salatiga Lahirkan 3 Doktor Sosiologi Agama Baru

Baca juga: Tingkatkan Kerja Sama Luar Negeri, UKSW Terima Kunjungan Università di Napoli LOrientale

Sementara itu, yang bertindak sebagai penguji adalah Ronny Prabowo dan Andrian Dolfriandra Huruta.

Yudisium itu dilaksanakan  di Gedung G Ruang Probowinoto, kampus UKSW, Kota Salatiga.

 Dengan diraihnya gelar itu, Dr Suhendro menjadi lulusan ke-67 program studi yang telah meraih akreditasi unggul ini. 

Dekan FEB menyebut bahwa gelar doktor yang didapatkan pria kelahiran Karanganyar itu bukanlah akhir, melainkan awal babak baru yang harus dijalani seorang ilmuwan.

“Dari jenjang pendidikan mungkin yang tertinggi, tetapi masih perlu belajar bagaimana ilmu yang sudah didapatkan diaplikasikan dengan baik dan berkarya untuk institusi."

"Mudah-mudahan ke depan ada kolaborasi yang baik antar kedua lembaga ini,” kata Dr Yefta Andi Kus Noegroho.

Hal tersebut juga disambut baik oleh Rektor UNIBA Surakarta, Dr H Amir Junaedi yang juga turut hadir dalam yudisium.

Dia bersyukur atas kelulusan tersebut.

“Mudah-mudahan berkolaborasi ke depannya,” kata dia.

Baca juga: UKSW Salatiga Jadi Top Source Lulusan yang Diincar Perusahaan

Baca juga: Ratusan Peserta Belajar PPh 21 di Webinar Prodi Akuntansi FEB UKSW Bersama IAI Komisariat Salatiga

Sekilas Disertasi

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan ketidakpastian di berbagai sektor dan beberapa negara mengalami krisis pasar dan resesi ekonomi. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan NYSE Composite mencatat penurunan sebesar 30 persen dan SSE Composite menunjukkan penurunan sebesar 10 persen.

Ketidakpastian pasar selama pandemi juga tergambar dari tingginya level Chicago Board Options Exchange Volatility Index atau VIX sebagai indikator ketakutan investor.

Oleh karena itu, penelitian dia berupaya untuk mengetahui perilaku herding di ketiga pasar modal tersebut sebelum dan selama pandemi Covid-19.

Saham-saham yang terdaftar di DJIA (USA), SSE50 (China), dan LQ45 (Indonesia) pada 2015-2021 dipilih menggunakan teknik purposive sampling.

Analisis herding menggunakan GARCH (Generalized autoregressive conditional heteroskedasticity) berdasar dispersi return saham individu terhadap return pasar secara cross-sectional absolute deviation (CSAD).

 GARCH (1,1) menunjukkan bahwa investor DJIA dan LQ45 tidak melakukan herding dalam kondisi bullish/bearish, termasuk pasar ekstrim selama pandemi.

Temuan menunjukkan bahwa volatilitas pasar yang tinggi kedua indeks terutama selama pandemi tidak berhubungan dengan perilaku herding. 

Meskipun demikian, investor SSE50 terindikasi melakukan perilaku herding pada kondisi bearish sebelum pandemi.

Hasil tersebut menyiratkan bahwa meskipun investor institusional dan berorientasi jangka panjang mendominasi saham-saham blue-chip, investor bertindak irasional dengan mengambil keputusan dengan meniru konsensus pasar atau investor lainnya.

“Kehadiran herding memperkuat teori behavioral finance mengenai perilaku irasional.

Namun indeks volatilitas tidak mempengaruhi model herding pada ketiga indeks tersebut,” ungkap Dr Suhendro dalam disertasinya. (*)

Baca juga: Nasih 126 Anggota KPPS Batu Piring, Gigit Jari Belum Terima Honor, Uang Habis Buat Judi Online

Baca juga: Wajah Taman Balekambang Solo Kini Lebih Modern, Dibuka Sebelum Lebaran 2024

Baca juga: Pohon Jati Tumbang Timpa Kandang Ternak, Karanganyar Diguyur Hujan Deras Disertai Angin Kencang

Baca juga: POTRET Pilu Kakek Sugiyono Asal Lampung, Barterkan Sapu Lidi Dagangan Demi Sebungkus Nasi

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved