Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Di Tangan Komunitas Karanganyar Ini, Sampah Plastik Disulap Jadi Wayang, Bagian Kampanye Lingkungan

Wayang dipilih untuk sarana edukasi dan kampanye lingkungan karena kesenian ini populer di Jawa dan masyarakat lebih mudah menerima pesannya.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI
Pendiri Komunitas Wayang Sampah, Muhammad Suthoni yang akrab disapa Toni Konde memainkan salah satu tokoh wayang di sanggar seni wilayah Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar pada Minggu (25/2/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Siapa sangka, sampah plastik dan barang bekas yang terkadang dibuang begitu saja bisa dikreasikan oleh Komunitas Wayang Sampah (Wangsa) sebagai sarana edukasi serta kampanye soal isu lingkungan.

Komunitas pegiat seni yang bermarkas di sanggar seni wilayah Perum Jaten Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tersebut getol untuk mengedukasi masyarakat melalui sebuah pementasan layaknya pagelaran wayang.

Mereka memanfaatkan sampah plastik serta botol plastik untuk membuat tokoh wayang.

Selain itu mereka juga memanfaatkan potongan kaca serta tabung freon untuk membuat alat musik gamelan seperti kendang, saron, siter, kebab, bonang, dan lainnya.

Baca juga: Pemuda Ini Bawa 33 Botol Miras, Dista Polisi Saat Patroli di Kawasan Simpang Lima Bejen Karanganyar

Baca juga: Damkar Satpol PP Karanganyar Evakuasi Dua Ular Piton di Kandang Ayam

Pendiri Komunitas Wayang Sampah (Wangsa), Muhammad Suthoni atau akrab disapa Toni Konde bersama rekan-rekannya mendirikan Komunitas Wayang Sampah sejak 2014.

Selain pentas di sejumlah daerah, mereka juga menggelar workshop tentang mengolah dan memanfaatkan sampah.

"Awalnya itu saya memang berkecimpung dalam organisasi peduli lingkungan."

"Melihat permasalahan yang ada di sekitar, terutama masalah lingkungan yaitu sampah plastik."

"Kemudian bertemu dengan teman-teman seniman."

"Akhirnya mencoba memodifikasi sampah-sampah plastik itu menjadi wayang untuk kampanye," kata warga Banjarsari Kota Surakarta itu kepada Tribunjateng.com, Minggu (25/2/2024).

Konde menyampaikan, wayang dipilih untuk sarana edukasi dan kampanye tentang lingkungan karena kesenian tersebut populer di wilayah Jawa dan masyarakat lebih mudah menerima pesan-pesan melalui pagelaran tersebut.

Selain itu nama karakter wayang yang ditampilkan dalam pementas tersebut diambil dari lingkungan sekitar seperti Mbah Wongso, Gimbal, Pak Somad, Pak Lurah, dan lainnya.

Komunitas Wayang Sampah menampilkan pertunjukan di sanggar seni wilayah Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar pada Minggu (25/2/2024).
Komunitas Wayang Sampah menampilkan pertunjukan di sanggar seni wilayah Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar pada Minggu (25/2/2024). (TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI)

Baca juga: PUDAM Tirta Lawu Karanganyar Sediakan 500 Paket Sembako Murah

Baca juga: Nasib Tarno Guru PPPK Jadi Tim Kampanye di Karanganyar: Divonis Penjara 4 Bulan dan Denda Rp 3 Juta

"Selain tokoh wayang yang terbuat dari barang bekas."

"Alat musik juga terbuat dari barang bekas seperti potongan kaca dan botol kaca."

"Nada-nadanya mengadopsi dari karawitan Jawa, pelog atau slendro," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved