Berita Semarang
Kisah Para Penyintas Begal Payudara di Semarang, Masih Trauma Padahal Lagi Duduk Manis
Bahkan dia sempat menangis karena tak menyangka akan mendapat aksi pelecehan oleh pria tak dikenal
Bahkan dia sempat menangis karena tak menyangka akan mendapat aksi pelecehan oleh pria tak dikenal.
"Tentu trauma, selepas itu tak berani duduk sendirian di pinggir jalan," ungkapnya.
Korban lainnya berinisial P (21) mengatakan, pernah menjadi korban begal payudara di tahun 2020.
Kala itu, ia belum sempat berani speak up lantaran trauma.
"Hanya bisa nangis ketika kejadian.Syok banget dan pikiran blank tidak tahu mau ngapain," jelasnya.
Ia mengatakan, korban acapkali disalahkan masyarakat karena ketika kejadian tak melawan.
"Sebagai korban, saya bingung ketika kejadian karena berlangsung cepat dan sangat syok," paparnya.
Terpengaruh Video Porno
Para tersangka mengaku, nekat melakukan perbuatan pelecehan tersebut karena merasa ada kepuasan.
"Ya motif melakukan itu (begal payudara) karena setiap melakukan itu merasa puas," terang tersangka Destuadi Bram Aldio (25) saat konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Senin (5/2/2024).
Di kasus lainnya, menurut polisi kasus begal payudara di Gunungpati, Semarang yang melibatkan seorang remaja pada akhir Februari 2024 karena tersangka terpengaruh video porno.
Terpisah, Psikolog dari RS Santo Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro mengungkapkan, tersangka begal payudara maupun begal bokong tidak dapat secara langsung disimpulkan mengalami kelainan seksual. Bisa saja adanya perilaku keisengan dari para tersangka.
Berbeda halnya dengan kejahatan seksual jalanan lainnya seperti eksibisionisme yang sudah termasuk sebagai kelainan seksual.
"Untuk begal payudara perlu pemeriksaan lebih lanjut," kata Probo.
Pihaknya kini juga masih menangani dua korban kasus tersebut. Para korban mengaku, merasa trauma, ketakutan, hingga terhina karena sudah berpakaian tertutup namun tetap saja dilecehkan.
"Satu korban sudah dewasa seorang ibu muda baru menikah, satunya lagi masih pelajar SMA, tentu mereka alami trauma tetapi resiliensi seseorang terhadap stres itu berbeda. Harus ada pendampingan yang hangat," tandasnya. (iwn)
Daftar Lokasi Temuan Sesar Aktif di Semarang Berpotensi Terjadi Gempa Besar, Ada di Pusat Kota |
![]() |
---|
Dari Laut ke Bengkel Perahu: Hidup Ganda Yasin dan Nur Utomo Rawat Kehidupan Nelayan Semarang |
![]() |
---|
Beli Emas di Bawah Rp10 Juta Kini Bebas Pajak, Simak Aturan Terbaru yang Disahkan Pemerintah |
![]() |
---|
Jejak Adipati Pati di Semarang: Kisah Turmanto Juru Kunci di Tengah Rimbunnya Gunungpati |
![]() |
---|
SMKN 9 Semarang Siap Bersaing dalam ACC 2025 Tingkat Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.