Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

117 Tahun Perjuangan Samin Surosentiko, Sedulur Sikep Gelar Kirab Obor Lamporan

Tokoh sedulur sikep, Gunretno, menjelaskan Kirab Obor Lamporan digelar untuk memperingati 117 tahun perjuangan Samin Surosentiko

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muslimah
TribunJateng.com/M Iqbal Shukri
Prosesi Mbok Sri Mboyong Daringan, pada Kirab Obor Lamporan oleh sedulur sikep, di Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jumat (15/03/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Paguyuban Kadang Sikep menggelar Kirab Obor Lamporan dengan tema Mbok Sri Mboyong Daringan, Jumat (15/03/2024) Malam.

Kirab Obor Lamporan dimulai pukul 21.00 WIB dengan titik kumpul awal di sebelah Balai Desa Kediren. 

Ratusan masyarakat sedulur sikep dari usia anak-anak hingga lansia berkumpul melingkar. 

Di tengahnya terdapat gundukan hasil panen padi yang akan dibawa saat Kirab Obor Lamporan.

Baca juga: Sah! Daftar Tarif Listrik Token Listrik PLN Sabtu 16 Maret 2024 Beli Rp 50 Ribu Dapat Segini

Masing-masing dari mereka juga nampak membawa obor di tangannya.

Setelah menyalakan obor, sedulur sikep mengikuti dengan khidmat prosesi Mbok Sri Mboyong Daringan. 

Setelah prosesi selesai, para sedulur sikep langsung melaksanakan Kirab Obor Lamporan dengan berjalan kaki menuju Pendopo Pengayoman Samin Surosentiko, di Dukuh Ploso, Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora

Jaraknya sekira 1,5 km dari titik kumpul awal.

Prosesi Mbok Sri Mboyong Daringan, pada Kirab Obor Lamporan oleh sedulur sikep, di Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jumat (15/03/2024)
Prosesi Mbok Sri Mboyong Daringan, pada Kirab Obor Lamporan oleh sedulur sikep, di Desa Kediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jumat (15/03/2024) (TribunJateng.com/M Iqbal Shukri)

Tokoh sedulur sikep, Gunretno, menjelaskan Kirab Obor Lamporan digelar untuk memperingati 117 tahun perjuangan Samin Surosentiko.

Tanggal 15 Maret dipilih bertepatan dengan peristiwa penangkapan Samin Surosentiko oleh Belanda pada 15 Maret 1907 dan diasingkan ke Sumatera Barat.

"Ini sudah disepakati oleh sedulur-sedulur sikep dari beberapa kabupaten seperti Kudus, Pati, Blora, Bojonegoro, bahwa tempat petilasan mbah ini setiap 15 Maret diperingati perjuangan," jelasnya, kepada Tribunjateng.

Gunretno mengatakan sedulur sikep dalam menyelenggarakan kegiatan di petilasan Samin Surosentiko bukan hanya sekadar melestarikan fisik petilasan.

Melainkan, ingin terus memperjuangkan perjuangan Samin Surosentiko.

"Dulur-dulur ini datang ke tempat petilasan bukan hanya untuk nguri-nguri fisik saja, tetapi memang bagaimana perjuangan Mbah Samin ini tidak berhenti, tidak mati," terangnya.

Salah satu perjuangan Samin Surosentiko yang tengah dilanjutkan oleh sedulur sikep yakni berperilaku menegakkan keadilan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved