Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kebencanaan

Cerita Tim SAR saat Evakuasi Korban Banjir Bandang di Pekalongan, Ada yang Epilepsi Hingga Trauma

Status sebagai relawan Tim SAR atau petugas PMI berarti harus selalu siap bergerak, ketika ada panggilan kebencanaan.

|
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Muhammad Olies

TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Status sebagai relawan Tim SAR atau petugas PMI berarti harus selalu siap bergerak, ketika ada panggilan kebencanaan.

Hal ini seperti yang dilakukan Asilin petugas PMI Kabupaten Pekalongan. Ia dan rekan-rekannya langsung bergeral saat terjadi banjir bandang yang menerjang Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, pada Rabu (13/3/2024).

"Kami relawan mendengar ada banjir bandang kemarin, langsung bergerak ke lokasi."

"Ketika di sana, kondisi masih sangat parah sekali. Sambil menunggu, relawan SAR datang, kami dari PMI langsung membantu masyarakat yang terdampak banjir bandang," kata Asilin petugas PMI Kabupaten Pekalongan kepada Tribunjateng.com, Minggu (17/3/2024).

Ketika personel sudah berkumpul, tim disebar ke beberapa lokasi yang dimana terdapat korban.

"Alhamdulillah, korban banjir bandang ada dua yang berhasil ditemukan. Meskipun ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," imbuhnya.

Baca juga: 2 Warga yang Terseret Banjir Bandang di Desa Wangandowo Ditemukan dalam Kondisi Meninggal Dunia

Baca juga: PJ Gubernur Jateng Nana : Banjir Bandang di Desa Wangandowo Bojong akibat Tanggul Jebol

Ia juga menceritakan, hari Sabtu (16/3/2024) sore, Desa Wangandowo diterjang kembali banjir bandang. Banjir ini dipicu curah hujan yang sangat lebat.

"Pukul 18.30 WIB hujan deras. Pertama sih ndak berpotensi ada air bah susulan. Lha kok pada saat pukul 20.00 tuh, hujan tambah deras. Banyak orang ingin minta dievakuasi," ucapnya.

Pada saat kejadian, para pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.

Dikarenakan korban itu banyak mengalami trauma yang dulu pernah terjadi air bah datang. Setiap rumah itu meminta dievakuasi karena banyak lansia, anak-anak, dan disabilitas.

"Terus juga ada orang yang terkena epilepsi, mereka minta dievakuasi ke posko kembali."

"Tapi ada beberapa yang minta tidak ke posko dikarenakan dia mengalami trauma, gak mau di posko, dia trauma, terus kejang. Kedinginan. Minta diantarkan ke rumah saudaranya. Sekitar lima orang," ucapnya.

Asilin mengungkapkan, pada saat evakuasi ada mobil yang stanby di posko pengungsian.

Memang pada saat banjir susulan itu datang, semua warga yang terdampak panik sekali, karena trauma banjir yang pertama. 

"Kalau yang dievakuasi itu sekitar 40 an warga dari lansia, anak-anak, ada juga disabilitas, ibu-ibu yang bener-bener membutuhkan untuk dievakuasi. Mereka dievakuasi menggunakan mobil sekitar tujuh."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved