Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Demak Kudus

Mitos Banjir Demak Dikaitkan Tak Ada Ritual Sedekah Wedhus Kendhit, Ini Arti dan Tujuannya

Wedhus Kendhit menjadi pembahasan tersendiri di platform media sosial tiktok yang dikaitkan dengan sejumlah bencana yang saat ini terjadi.

|
Penulis: Alifia | Editor: galih permadi
TIKTOK
Ikhtiar Bumi Warga Demak Kudus 

Mitos Banjir Demak Dikaitkan Tak Ada Ritual Sedekah Wedhus Kendhit, Ini Arti dan Tujuannya

TRIBUNJATENG.COM- Wedhus Kendhit menjadi pembahasan tersendiri di platform media sosial tiktok yang dikaitkan dengan sejumlah bencana yang saat ini terjadi.

Diketahui jika Wedhus Kendhit sendiri merupakan seekor kambing dengan bulu berwarna hitam dan terdapat bulu berwarna putih melingkar di bagian perut kambing.

Baca juga: Balasan Telak Amy Korsel, Beri Rentetan Bukti Kebohongan Aden Wong di Podcast Dokter Richard Lee

Baca juga: Tak Terima Rumah Kenangan Terbengkalai, Gideon Tengker Ayah Nagita Slavina Minta Mama Rieta Renovasi

Baca juga: Viral! Lastri Bocah SD Pencari Rongsok yang Dibully Kini Bertemu dengan Prabowo Subianto

Melalui akun media sosial tiktok milik @liputanundaan tampak mengunggah sebuah video pada Kamis (14/3/2024) dengan durasi video sepanjang 21 detik.

Dalam video tersebut terdapat keterangan bertuliskan:

“Ikhtiar bumi juga ikhtiar langir Norowito Demak || Kamis, 14 Maret 2024”

Dalam video tersebut tampak sejumlah warga melakukan sebuah upacara dengan memberikan sejumlah sesajian di Norowito Demak yang bertujuan untuk tolak bala namun tanpa menggunakan wedhus kendhit.

Menurut mitos, sedekah wedhus Kendit tidak dilakukan di Sungai Wulan, Demak. 

Tampak dalam video, sejumlah warga tengah berada di sebuah lokasi yang terdampak banjir dengan membawa sejumlah sesajen yang diletakkan di sebuah tempat dari anyaman bambu.

Diketahui jika sebelumnya Demak mengalami banjir yang luar biasa dan terus meluas ke sejumlah wilayah akibat adanya hujan deras dan menyebabkan tanggul jebol.

Mengenai upacara atau ritual tolak bala, Dikutip dari Tribun Jogja diketahui jika upacara tolak bala juga dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta.

Ritual wedhus kendhit telah dilakukan secara berkala oleh masyarakat  di Dusun Sebatur, Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Kambing dengan jenis wedhus kendhit tersebut disembelih dan diambil bagian kulit dan dagingnya untuk dimasak oleh para pria yang berada di Dusun Sebatur.

Tak seperti memasak biasa, dalam ritual ini para pria yang memasak daging wedhus kendhit tidak boleh mencicipinya.

Sementara itu, kepala wedhus kendhit diarak menuju balai Desa Kalirejo, kemudian diarak ke Dusun Sebatur.

Dalam kirab yang dilakukan, masyarakat juga turut menyertakan tenongan yang berisi sesajian dan alunan sholawat.

Di Dusun Sebatur kepala wedhus kendhit didoakan oleh para pemuka agama setempat, lalu dikubur.

Sementara itu keempat kaki wedhus kendhit dikubur di empat titik yang merupakan penjuru Dusun Sebatur.

Dalam doanya, para pemuka agama setempat meminta agar penduduk Dusun Sebatur diberikan keselamatan.

Tak hanya itu terdapat juga juru kunci saparan Kalibuka yang bertugas membakar kemenyan dan memohon perlindungan dari danyang kalibuka antara lain Kyai Kentol Bausetika dan Nyai Kentol Ngamben.

Setelah prosesi doa selesai dilakukan, masyarakat setempat kemudian melakukan kenduri yang diikuti oleh seluruh peserta dan panitia saparan.

Selanjutnya, daging kambing yang sebelumnya telah dimasak, akan dimakan bersama-sama untuk mengakhiri upacara Saparan Kalibuka.

Diketahui jika ritual saparan Kalibuka digelar setiap tahun tepatnya pada Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon di bulan Sapar.

Dikisahkan Sutrisno, saat Sunan Kalijaga singgah di dusun itu pernah berkata akan menamakan daerah itu Desa Walibuka.

Pada waktu itu Sunan Kalijaga buka puasa, nasinya tercecer dan tumbuh menjadi pohon besar.

Asam yang dipakai untuk bumbu sate yang tercecer juga berubah menjadi pohon asam yang sampai sekarang masih hidup.

Tusuk sate (sujen) yang tercecer berubah menjadi rumpun bambu, yang akrab disebut pring gedhe. Pring gedhe terletak di sebelah timur wilayah Dusun Sebatur, dan selalu dipagari bambu. Setiap perayaan Saparan Kalibuka, pagar bambu tersebut diganti baru. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved