Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ramadan

Pesona Kafe Gethe di Kampung Sekayu Semarang, Jadi Andalan Warga Ngabuburit hingga Telusuri Sejarah

Pesona Kafe Gethe Semarang menjadi andalan sebagian warga untuk ngabuburit hingga menelusuri sejarah.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Idayatul Rohmah
Suasana Masjid Sekayu Semarang, Rabu (20/3/2024). 


"Ada juga makan besar kami beri nama Kepatihan dan Temenggungan, ini nama kampung di Semarang yang memiliki sejarah. Kemudian juga ada Kampung Basan, itu tahun 1987 sudah hilang.


Lainnya, ada pangsit cagak gendero. Di belakang Mal Paragon itu ada cagak gendero untuk mengingatkan pertempuran 5 hari Semarang," ungkapnya.


Mengingatkan sejarah lagi, di Cafe Gethe terdapat lembaran berisi sejarah Masjid Sekayu. Konon masjid itu merupakan masjid tertua di Jawa Tengah, didirikan pada tahun 1413 atau lebih tua 7 tahun dari Masjid Agung Demak.


Hanya beberapa langkah dari Kafe Gethe, Masjid Sekayu tampak berdiri kokoh di antara himpitan rumah warga. Masjid bercat putih itu bisa diakses warga dengan memasuki gang bertuliskan "MASJID SEKAYU 1413".


Ketua Takmir Masjid Taqwa Sekayu Kurnia Fachrurrozy menyebutkan bahwa berdasarkan dokumen dari Dinas Purbakala Pusat di Jakarta, masjid yang kini bernama Masjid Taqwa Sekayu tersebut dulu bernama Masjid Pekayuan.


Masjid tersebut pertama kali didirikan dengan bahan kayu, beratap rumbia, tiang dari bambu, dan lantai tanah murni. Selang waktu, masjid Taqwa Sekayu dilakukan renovasi dan pemugaran.


Fachrurrozy menyebutkan ada tokoh penting dibalik berdirinya Masjid Taqwa Sekayu, Kiai Kamal.


Dalam hikayat itu, disebutkan bahwa Kiai Kamal adalah seorang murid dari Sunan Gunung Jati. Kala itu Kiai Kamal diperintahkan untuk masuk ke wilayah Sekayu mengembangkan agama islam.


Kiai Kamal datang di Pekayuan untuk menyiapkan kayu-kayu sebagai material bangunan masjid Demak. Sedangkan untuk keperluan ibadah selama berdomisili di Pekayuan, Kyai Kamal membangunkan tempat beribadah yaitu masjid tersebut.


"Sejarahnya itu berawal dari Mbah Kiai Kamal yang saat itu diberikan perintah oleh gurunya untuk masuk ke Sekayu mengembangkan agama Islam," sebutnya.


Ia memaparkan, Masjid Taqwa Sekayu ini erat kaitannya dengan Masjid Agung Demak, di mana sebagian kayu untuk membangun Masjid Agung Demak berasal dari Sekayu. Usianya yang sudah ratusan tahun, membuat bangunan ini menjadi cagar budaya dan banyak dikaji peneliti baik dalam negeri maupun luar negeri.


Pengurus Masjid Sekayu sendiri sampai saat ini masih mempertahankan isi bangunan, meski beberapa kali dilakukan pemugaran.


"Ada empat yang masih digunakan di Masjid Taqwa Sekayu. Mustaka masjid (kubah), soko empat (tiang besar berjumlah empat), pintu tiga (pintu masuk masjid) juga masih pakai yang dulu, dan sumur yang masih digunakan sampai sekarang,” sebutnya.


Salat Tarawih Dua Sesi Saat Ramadan


Bulan Ramadan yang berlangsung ini, ada rutinitas berbeda di Masjid Taqwa Sekayu, di mana salat tarawih digelar menjadi dua sesi dalam waktu yang bersamaan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved