OPINI
OPINI RIZQI MUTIARA NURANI : Lahan Sawah Beralih Menjadi Tambak, Akibat Banjir Rob Demak
PADA tahun 2024, banjir rob Demak dinobatkan sebagai banjir terparah selama 30 tahun terakhir yang menggenang beberapa kecamatan dengan permukaan dara
Meskipun tanggul sungai sudah diperbaiki, beberapa kecamatan di Kabupaten Demak masih saja terendam banjir rob, sebab sumber banjir tersebut berasal dari luapan air laut.
Sejak tahun 2023, ketika banjir rob mulai memperburuk kondisi, pemerintah desa sudah mengusulkan beberapa solusi untuk mengatasi banjir rob Demak.
Salah satunya dengan membuat sabuk di tepi pantai untuk mencegah luapan air laut yang lebih parah, pemerintah desa menyatakan bahwa dalam mengatasi bencana ini perlu bantuan dan koordinasi dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sebab anggaran yang dibutuhkan tentu sangat banyak.
Penanganan banjir rob Demak tentu membutuhkan proses panjang dan waktu yang lama. Masyarakat harus menunggu pemerintah menyelesaikan permasalahan hingga kondisi sosial, lingkungan, dan ekonomi masyarakat bisa kembali seperti semula.
Oleh karena itu, seharusnya pemerintah juga memberikan solusi untuk warga terdampak saat ini, tidak hanya melakukan pembangunan sebagai penanggulangan dan pencegahan banjir di masa yang akan datang.
Air asin mengikis bangunan rumah warga sehingga beberapa rumah warga ambruk dan warga kehilangan tempat tinggal, maka pemerintah seharusnya membuat relokasi pemukiman warga dengan mempertimbangkan wilayah yang aman untuk dijadikan lokasi pembangunan pemukiman sementara, seperti halnya proyek rusun di Jakarta.
Selain fokus pada pembangunan di daerah paling terdampak, pemerintah juga harus melakukan pembangunan di daerah terdampak lainnya agar penanggulangan dapat dilakukan secara optimal untuk meminimalisir dampak dan mencegah terjadinya bencana kembali.
Proses penanggulangan memerlukan kerja sama antara pemerintah desa dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sekaligus dengan warga Demak.
Untuk membantu para warga Usaha Pertanian Perorangan (UTP) dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) yang kehilangan lahan produktif, pemerintah dan warga harus bekerjasama memanfaatkan kondisi alam, warga harus adaptif dengan berinovasi.
Salah satunya dengan mengganti waring-waring menjadi tanggul untuk membatasi tambak sehingga tambak dapat dimanfaatkan untuk budi daya ikan.
Warga juga harus bekerjasama dengan pemerintah untuk memaksimalkan budi daya, yaitu melakukan vegetasi alam berupa penanaman mangrove, penanaman tanaman bakau ini bertujuan agar wilayah Demak dapat tersedimentasi kembali, sekaligus untuk mengembangkan perikanan budi daya.
Beberapa solusi ini dapat terlaksana secara maksimal apabila pemerintah mampu menampung serta menerapkan ide dan inovasi juga melakukan koordinasi kepada warga dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi, dan edukasi. (*)
Baca juga: Motif Hisyam Akbar Bunuh Mahasiswi 1,5 Tahun Lalu, Demi Uang Buat Jajan dan Rokok
Baca juga: Sosok Pembantu di Salatiga, Curi Perhiasan Majikan HIngga Belasan Juta Rupiah
Baca juga: KRT Rosa, Bakal Calon Bupati-Wakil Bupati Tegal Gratis Kembalikan Formulir Pendaftaran ke DPC PDI P
Baca juga: UPDATE Banjir Bandang Sumbar, Basarnas Temukan Potongan Tubuh Manusia, Total 43 Orang Tewas
Komik Audio Visual, Cara Kreatif Guru Tingkatkan Literasi Numerasi Siswa |
![]() |
---|
Layanan Digital Tingkatkan Kepatuhan Pajak, DJP Dorong Wajib Pajak Beradaptasi |
![]() |
---|
Sudah Seberapa Soedirman Kah Kita? Refleksi Sudirman Said di Tanah Kelahiran Jenderal Soedirman |
![]() |
---|
PGSD dan Era Digital: Mencetak Generasi Kritis, Kreatif, dan Kolaboratif |
![]() |
---|
Viral: dari Popularitas ke Profitabilitas Membedah Nilai Ekonomi di Balik Fenomena Viral |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.