Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah Perawat di Pelosok Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar

Valentinus Jao yang berusia 43 tahun rela berjalan kaki belasan kilometer demi menyelamatkan ibu yang melahirkan bayi kembar.

www.pinterest.com
Ilustrasi bayi kembar 

Mereka langsung memeriksa ibu yang melahirkan. Ternyata tali plasenta atau tali pusat bayi yang sudah lahir dan bayi yang masih di dalam kandungan belum dipotong.

Bahkan, bayi yang masih berada dalam kandungan itu dalam posisi melintang alias sungsang.

"Dari hasil pemeriksaan itu, saya dan bidan memutuskan agar ibu dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit demi keselamatan bayi dan ibunya," ujarnya.

Namun pihak keluarga ingin sang ibu melahirkan di rumah. Mereka berencana menggunakan cara adat sehingga perlu diberikan pemahaman, termasuk kepada suaminya.

"Tapi, saya memutuskan serta memberikan pemahaman kepada keluarga bahwa ibu bersalin harus melahirkan di rumah sakit demi keselamatan ibu dan bayinya."

 "Lalu, saya minta keluarga mengambil sebuah bangku panjang untuk tandu ibu itu sampai di Kampung Lete."

"Pada pukul 16.00 Wita, ibu itu digotong pakai tandu bangku panjang dengan berjalan kaki mendaki bukit dari Kampung Lait menuju ke Kampung Lete."

"Saya berjalan duluan untuk mencari mobil apa saja karena kebetulan waktu itu ada proyek pengerjaan jalan raya telford."

Keluarga satu kampung Lait secara bergantian menggotong ibu di tandu bangku panjang.

Valens pun mengakui ada hal ajaib yang terjadi. Semuanya baik-baik saja.

Padahal, sang ibu yang berada di tandu bangku panjang harus memangku bayi yang masih ada tali pusar dan menjaga bayi di dalam kandungan.

"Kemudian, saya minta mobil dump truk dari pihak proyek jalan itu membantu mengantar pasien itu ke Puskesmas Waelengga dan melanjutkan perjalanan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bajawa dengan bantuan mobil ambulance."

"Bersyukur, bayi di dalam kandungan itu bersalin dengan selamat di rumah sakit tersebut. Kini bayi kembar itu sudah besar,” ceritanya.

Valentinus, yang biasa disapa Mantri Valens, sejatinya seorang perawat. Meski demikian, ia juga bisa membantu ibu melahirkan karena mendapatkan ilmu persalinan saat sekolah di Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Kupang dan Kuliah di Poltekes Kupang.

Apalagi kondisi di pedalaman Nusa Tenggara Timur yang masih kekurangan bidan, jadi perawat bisa merangkap membantu ibu bersalin.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved